Komitmen Politik Gubernur Sumsel H Alex Noerdin Harus Jadi Contoh

26
BP/IST
Diskusi Publik Terarah dengan tema meneropong kecerdasan dan ketangkasan Paslon Gubernur dan ekspektasi publik di Meet Up Cafe Jl Demang Lebar Daun, Kamis (8/3) malam

Palembang, BP

Komitmen politik yang ditunjukkan Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H Alex Noerdin dalam melaksanakan janji politiknya terutama sekolah dan berobat gratis harus menjadi contoh masyarakat Sumsel.
“Pak Alex Noerdin sudah membuktikan, siapa yang berkomitmen terhadap kami masyarakat kecil, itu saja, kami kami tidak berharap gedung yang mewah, kami tidak mengharap yang lain-lain, mereka berkomitmen dengan kami , kesejahteraan kami, kesehatan kami, pendidikan kami, ini yang kami harapkan dari paslon-paslon yang ada ,” kata Darwis perwakilan masyarakat miskin kaki lima dalam Diskusi Publik Terarah dengan tema meneropong kecerdasan dan ketangkasan Paslon Gubernur dan ekspektasi publik di Meet Up Cafe Jl Demang Lebar Daun, Kamis (8/3) malam
Dan soal kecerdasasan paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumsel , menurutnya, paslon yang ada cerdas dan sudah layak level pemimpin karena memiliki track record masing-masing.
Sedangkan Pengamat Politik Prof DR Alfitri MSi pun mengingatkan, agar pendidikan politik sejak bangku TK (Taman Kanak Kanak) perlu dilakukan sebagai upaya menyuarakan bagaimana menjadi pemilih cerdas.
“Jadi memang partai harus mendidik kader-kadernya untuk memenangkan pertarungan. Kemudian pendidikan kita, mulai dari TK, pendidikan dasar, sampai pendidikan tinggi itu menyuarakan bagaimana pemilih cerdas. Dengan begitu kita akan berubah. Kalau tidak, hancur. Jadi saya sudah mengangkat bahaya kapitalisasi politik saat ini. Pileg nanti kapitalisasi politik. Jadi bahasa saya panggung belakang. Tidak bisa terlihat,” katanya.
Direktur Eksekutif Forum Demokrasi Sriwijaya (ForDeS) Drs Bagindo Togar Butar Butar mengatakan, diskusi yang merupakan gelaran forum yang baru dibentuk ini menghadirkan pembicara DR Arif Ardiansyah (Pengamat Bahasa Opini Publik), Prof Alfitri, H Fahlevi Maizano SH MH (Politisi/Anggota DPRD Sumsel), DR Edi Harapan MPd (pengamat pendidikan), Dr MH Thamrin MSi (Ketua Dewan Pakar IKA Fisip Unsri) dan dipandu moderator Fatkurrohman SSos.
“Forum Demokrasi Sriwijaya ini tangggal 4 Maret 2018 ini terbentuk, artinya baru empat hari yang lalu kita langsung bikin acara. Insya Allah bulan 5, pas bulan puasa nanti kita launching setelah gelar sekitar 4 kegiatan dulu. Kenapa kali ini temanya ini. Kita melihat selama ini untuk menjadinKepala Daerah, kecerdasan dan ketangkasan kurang. Padahal cerdas dan tangkas itu penting. Apalagi menghadapi tantangan Sumsel semakin hebat perlu pemimpin yang hebat. Publik jangan terjebak dengan pilihan,” kata mantan Ketua IKA Fisip Unsri.
Menurut Alfitri, kalau melihat dari kacamata ekspektasi belum. Tapi pilihan partai itulah. Dari pengalaman. Dari sisi intelektual beragam.
“Track record bisa kita lihat masing-masing Paslon. Dari background pendidikan, dari segi pengalaman. Dari kecerdasan ditentukan intelegensia. Seorang pemimpin harus ditopang intelegensia. Kemampuan otak kiri dan kanan. Kalau ini berpadu. Ketangkasan dari cepat mengambil keputusan. Pemimpin harus dua syarat ini kecerdasan harus ditopang kerangkasan dalam mengambil keputusan.
Sementara DR Arif Ardiansyah menyebut, sebetulnya Pilkada Sumsel kali ini diuntungkan karena Incumbent tidak ikut main.
“Kalau sekarang ini bebas kandidat semua baru. Semua menjual,” ujarnya.
H Fahlevi Maizano SH MH, Politisi/Anggota DPRD Sumsel mengingatkan perlu marketing strategi membentuk imej.
“Popularitas tinggi belum tentu elektabilitas sama beriringan. Orang kenal dengan Boy, tapi apakah imejnya bagus? Itulah perlu marketing strategi membentuk imej,” kata pria yang akrab disapa Kak Boy.
Dr MH Thamrin MSi juga mengatakan, dalam konteks Pilkada tidak hanya inteligensi. Ini bisa terlihat dari Smart Campaign, kampanye cerdas. Agar tidak dikotori yang tidak baik. Semua agar menjaga selama masa kampanye dengan baik.
Alfitri mengapresiasi tema diskusi ini mengangkat salah satu pendidikan politik. Hanya saja menurutnya bagi masyarakat bawah, agar rumput dinilai tidak membutuhkan ini.
“Siapa yang memberi materi, siapa yang memberi kenyamanan program pada saat dia jadi gubernur, jalan mulus, berobat gratis, sekolah gratis. Itu saja,” kata Alfitri.
Menurutnya isu program ini merupakan marketing cerdas. Tinggal perpaduan yang peetama itu figur. Yang kedua marketing, dan yang ketiga kapital.
“Kalau ndak itu, calon buntu dak laku sekarang. Karena realita politik begitu, realiti sosial kita begitu. Ini dari kacamata ilmiah. Dak bisa kita serta merta berubah seperti Amerika. Perlu waktu, partai kita masih menetek pada anggaran APBN. Untuk merubahnya, perlu dibuat kebijakan revolusioner. Dimana partai bisa rubah orientasi. Dia partai kader. Jadi pertarungan politik ke depan adalah siapa yang kuat di dalam pengkaderan akar rumput,” katanya.#osk

Komentar Anda
Loading...