Ucok, Aktor Bangkitkan DNA Juara SFC

Palembang, BP
Sriwijaya FC kembali kepada marwahnya sebagai tim juara. Dua gelar pramusim diraih Laskar Wong Kito. SFC berhasil keluar sebagai juara ketiga Piala Presiden. Kini, tim. Kebanggaan masyarakat Sumsel ini berhasil menjuarai Piala Gubernur Kalimantan Timur (PGKT) 2018, setelah di final menekuk Arema FC 3-2.
Prestasi pramusim ini sudah pasti bisa terwujud karena kerja sama dan dukungan semua elemen, manajemen, pelatih, pemain, ofisial dan suporter.
Pelatih Kepala SFC Rahmad Darmawan paling dielu-eluhkan atas prestasi itu. Tapi, ada sosok dibelakang layar yang menjadi awal dari kebangkitan Laskar Wong Kito, yakni Manajer SFC Ucok Hidayat.
Saat ribuan mata melihat apa yang telah dihasilkan saat ini, sesungguhnya bergabungnya Kepala Dinas PU BM Sumsel Ucok Hidayat lah yang menjadi awal kebangkitan SFC, setelah terakhir mengangkat trofi musim 2011/2012.
Sejak pertama kali bergabung, gebrakan dimulai dengan mendatangkan Pelatih Juara Rahmad Darmawan. Ucok pun menyerahkan sepenuhnya pada arsitek membentuk dream team.
Pemain bintang pun di listing RD dan disodorkan kepada sang manajer. Jika sang manajer tak berani, termasuk soal harga sudah pasti dream team hanya tulisan diatas kertas putih saja.
Masih segar dibenak, bagaimana Ucok mengalahkan tawaran Persib pada Makan Konate, bagaimana Adam Alis dibajak dari Arema FC, Hamka Hamzah direkrut dari PSM, Manuchekhr Dzhalilov yang merupakan pemain terbaik AFC 2017 berhasil diboyong ke Palembang, Alberto Goncalves berstatus WNI dan pemain lainnya.

Adam Alis pun, disebut sebagai pemain termahal sekelas lokal. Mamadou N’Diaye dan Konate pun disebut sebagai pemain termahal sekelas asing.
Setelah dream team terbentuk, apa tugas sang manajer selesai dan tinggal menunggu hasil saja?. Ternyata perjuangan baru dimulai, karena tim butuh sosok manajer yang terus memberikan support. Kebersamaan jadi sesuatu yang harus dilakukan Ucok.
Itulah, kenapa Ucok nyaris setiap latihan menyempatkan diri untuk hadir. Tak hanya itu, dia kerap membawa buah-buahan dan juga pizza sebagai santapan pemain usai latihan.
Terpenting, saat tim kalah pun, Ucok tak sekalipun melontarkan kekecewaan. Dia lebih sering memberikan support dan suntikan semangat. Hal itu, semakin membuat pemain merasa malu dan ada rasa memiliki dengan SFC.
Gebrakan lain yang Ucok lakukan, dengan menjanjikan bonus. Sebut saja seperti musim lalu, saat bertandang ke markas Bali, Ucok menjanjikan bonus Rp350 juta jika menang. Bahkan sang manajer yang ingin membuktikan jika itu bukan janji kosong, sebelum laga sudah mentrasfer bonus k rekening pribadi Yu Hyun Koo, syaratnya tim harus menang.
Apa yang dilakukan manajer, baru membuahkan hasil di awal musim 2018. SFC meraih juara ketiga Piala Presiden 2018 dan terayar meraih gelar juara Piala Gubernur Kaltim.
“Saya dari awal sudah berkomitmen, jadi saya jalankan bagaimana pun berat dan resikonya,” kata Ucok Hidayat di Palembang, Senin (5/3).
Kemenangan di ajang Piala Gubernur Kaltim menambah koleksi piala Sriwijaya FC menjadi 22 gelar dan uniknya, piala PGK ini untuk kali pertama berhasil diboyong ke Bumi Sriwijaya.

Menurut Ucok, dalam sepak bola tidak bisa hanya terpaku pada hal-hal yang terjadi di lapangan saja karena sebenarnya faktor non teknis sangat berpengaruh besar untuk menentukan keberhasilan, seperti menu latihan, istirahat, dan gizi pemain.
“Bukan hanya itu saja, situasi dan kondisi tim ini juga harus terus dijaga. Pemain harus bisa bangkit meski habis menelan kekalahan. Itu sebenarnya inti yang harus saya kerjakan sebagai manajer. Konsekwensinya, saya harus terus mendampingi tim, harus bisa bagi waktu karena saya juga punya kesibukan sebagai birokrat,” kata Ucok.
Terlepas dari berbagai suka maupun duka yang dialaminya selama mendampingi tim sejak menggantikan manajer sebelumnya Narsun Umar di pengujung musim 2017, Ucok pada dasarnya cukup menikmati pekerjaannya ini.
Meski pria yang kesehariannya menjabat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Selatan ini harus bolak-balik Palembang-Balikpapan untuk mendampingi tim selama dua pekan bertanding di Turnamen Pra Musim Piala Gubernur Kaltim.
“Saya termotivasi karena apa yang saya lakukan ini sebenarnya bukan untuk saya secara pribadi, tapi sebenarnya untuk rakyat Sumatera Selatan. Jika Sriwijaya bisa juara, semua rakyat Sumsel tentunya bangga,” ujar Ucok.
Ketua Suporter Sriwijaya Mania (S-Man) Sumsel Eddy Ismail mengatakan dirinya sangat berterima kasih dengan manajer tim Ucok Hidayat yang mampu berkolaborasi dengan manajemen klub sehingga bisa membawa SFC ke tracknya sebagai tim juara.
“Kami sejak awal sudah terkesan dengan komitmen Ucok Hidayat sebagai manajer tim. Tanpa menunggu lama sejumlah pemain top berhasil didatangkan. Yang jelas tugas belum berakhir, tapi prestasi ini menjadi awal yang baik, semoga saja berlanjut di Liga 1 dan Piala Copa,” kata Edy.
SFC mengalami masa paceklik prestasi sejak tiga tahun terakhir. Prestasi terakhir hanya sebatas juara kedua Piala Presiden edisi tahun 2015. Memasuki musim kompetisi 2018 dilakukan perombakan besar-besar dalam skuat tim karena manajemen klub mengusung target juara Liga 1 dan meraih tiket ke AFC Cup.
Beberapa hal yang patut menjadi catatan musim ini yakni memboyong kembali pelatih berprestasi Rahmad Darmawan dan mendatangkan sejumlah pemain berkualitas seperti Manuchehr Jalilov (pemain AFC 2017), Mohammadou Ndiaye, Makan Konate. Manajemen klub disebut-sebut merogoh kocek hingga Rp20 miliar lebih untuk membuat skuad ‘The Dream Team’ . #zal