2018, Perbankan Harus Pacu Pertumbuhan Kinerja

11
BP/IST
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Ahmad Hidayat

Palembang, BP
Tahun 2018 ini menjadi saat yang tepat bagi kalangan perbankan untuk memacu pertumbuhan kinerja, baik dalam penyaluran kredit dan pengumpulan dana pihak ketiga.
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Ahmad Hidayat mengatakan arahan ini tak lain karena kalangan perbankan diperkirakan telah menuntaskan proses restrukturisasi internal dan adanya sejumlah indikator positif mengenai bakal membaiknya pertumbuhan ekonomi di masa datang.
“Mungkin tahun lalu perbankan sibuk restrukturisasi, namun memasuki tahun 2018 sudah bisa dikatakan selesai. Artinya, kini sudah bisa ngebut dalam penyalurkan kredit ke masyarakat,” kata Ahmad Hidayat seusai acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Hotel Novotel, Palembang, Selasa (23/1).
Berdasarkan data OJK diketahui bahwa pemodalan lembaga jasa keuangan Indonesia nisbi kuat yang ditunjukkan dengan “CAR” perbankan sebesar 23,36 persen. Sementara, rata-rata CAR Perbankan di kawasan ASEAN hanya 18 persen.
Dengan begitu, keleluasaan dana di sektor perbankan untuk menyalurkan pinjaman sekitar Rp640 triliun.
“Jika perbankan mau menerapkannya maka akan sangat sejalan dengan upaya pemerintah dalam membenahi infrastruktur dalam negeri. Artinya, semua akan `happy`,” ujar Ahmad.
Untuk itu, lantaran keleluasaan dana itu maka pada tahun ini, kalangan perbankan diharapkan bukan hanya membantu kebutuhan dana proyek infrastruktur, tapi menggenjot pertumbuhan sektor rill. Jika sektor rill bertumbuh maka akan mengenjot juga sektor finansial.
Sejumlah program pemerintah seperti Kredit Usaha Rakyat dengan bunga 7,0 persen dan program pinjaman ultra mikro dengan bunga hanya 3,0 persen diharapkan dapat ditopang oleh kalangan perbankan.
Hanya saja program yang khusus diperuntukkan bagi usahawan kecil ini belum menjangkau ke seluruh daerah.
“Di beberapa daerah sudah jalan, tapi belum seluruh. OJK terus mendorong implementasi di lapangan. Doakan saja, yang jelas kami terus bekerja,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Sumsel Babel M Adil sepakat bahwa tahun ini merupakan tahunnya bagi kalangan perbankan untuk melesat mengingat pembenahan internal sudah dilakukan habis-habisan di tahun lalu.
Restruktrusasi itu di antaranya, penjadwalan ulang kredit bermasalah, peningkatan infrastruktur Teknologi Informasi, dan penambahan unit link.
“Momentumnya memang pas untuk tahun ini. Khusus di Sumsel, adanya ajang Asian Games diperkirakan akan mendongrak pertumbuhan,” katanya.
BSB di antaranya akan mengoptimalkan penggunaan uang elektronik BSB Cash sebagai alat pembayaran di “Light Rail Transit” (LRT) Palembang dan mengoptimalkan penyaluran KUR karena mendapatkan alokasi dari pemerintah sebesar Rp77 miliar tahun ini.
Sementara itu berdasarkan data OJK 2017 untuk wilayah Sumsel diketahui pertumbuhan kredit mencapai 7,71 persen (di bawah level nasional), sedangkan dua indikator lainnya yakni aset bersih meningkat 10,12 persen, dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 14,14 persen diketahui di atas angka rata-rata nasional.#osk

Komentar Anda
Loading...