Kabupaten Muba Jadi Pionir Pembangunan Jalan dari Getah Karet
Palembang, BP–Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) selama ini banyak mendapat sorotan di kancah nasional mengingat kegiatannya yang inovatif dan berkelanjutan. Salah satu kegiatan terbaru kabupaten ini adalah mendorong pemanfaatan karet sebagai salah satu bahan baku aspal. Upaya ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, utamanya petani karet, dan menurunkan emisi karbon.
Sebelumnya, Muba juga menciptakan kebijakan sawit lestari yang pro lingkungan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menjaga lingkungan hidup.
“Muba bangga menjadi salah satu kabupaten percontohan yang pro lingkungan dan lestari. Muba menjadi salah satu motor (penggerak yang mendukung pemerintahan hijau) dan bekerjasama dengan lembaga internasional membentuk LTKL. Nanti kami akan satukan visi-visi kabupaten yang lestari,” kata Bupati Muba H Dodi Reza Alex Noerdin, dalam acara Rembuk Nasional tentang Pemanfaatan Karet Sebagai Salah Satu Bahan Baku Aspal yang diadakan di Hotel Aryaduta, Palembang, Senin (4/12).
Rembuk Nasional bertema pemanfaatan karet ini untuk merupakah langkah lanjutan dari wacana yang berkembang selama beberapa tahun terakhir. Isu mencuat menyusul anjloknya harga karet di tingkat petani hingga sebesar Rp5 ribu per kilogram saat ini.
“Kami berharap rembuk ini tidak hanya mendorong gagasan-gagasan saja, tapi juga menghasilkan suatu hal konret. Sehingga tahun depan gagasan ini bergulir dan bisa diimplementasikan dalam kertas kerja,” tegas Dodi.
Menurut Dodi, melalui kajian teknologi mendalam, nanti akan diketahui durability aspal dan karet tersebut apakah lebih bagus dan lebih lembut. Dengan begitu, perawatan jalan-jalan juga jauh lebih murah dan mudah.
Penggunaan aspal dan karet ini harus dipercepat, karena ini bisa menjadi salah satu indikator membaiknya perekonomian masyarakat. “Sebagai penghasil karet, Muba dengan jumlah luas kebun karet 2,9 juta hektare, banyak orang menggantungkan hidupnya ke karet. Tentu ini menjadi tujuan Muba untuk mempercepat implementasi karet tadi,” kata Dodi.
Dodi memastikan, pihaknya akan terus gencar untuk merealisasikan pembangunan jalan aspal berbahan baku karet di Muba. “Inovasi ini juga bisa membantu petani karet di Muba, dan menjadi bagian yang menstabilkan harga karet,” katanya.
Tidak hanya itu, dirinya juga akan melakukan peremajaan lahan karet milik petani di Muba. “Setelah sawit, Pemkab Muba juga akan melakukan peremajaan lahan karet dan program ini mendapat respon yang baik dari Pemerintah pusat untuk segera direalisasikan dalam waktu dekat,” katanya.
Gubernur Sumatra Selatan H Alex Noerdin melalui Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Yohanes asilon Toruan mengatakan, Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan mendukung penuh solusi inovatif inisiasi pemanfaatan karet sebagai salah satu bahan aspal yang diusung oleh Pemkab Musi Banyuasin (Muba).
Muba yang selama ini dikenal inovatif, tidak hanya mendorong hilirirasi karet, tapi juga mendorong upaya sawit berkesinambungan.
“Saya berterimakasih kepada Bupati Muba yang sudah menjadikan trigger usaha ini, kalau ini jadi, saya tidak bisa bayangkan betapa sejahteranya masyarakat. Karet harganya sekarang jatuh banget, semua harga dikendalikan dari Singapura.
Sumsel sudah sangat pantas untuk turut aktif berperan dalam usaha inovatif,” kata Yohanes.
Sumatera Selatan, lanjut Yohanes, tengah melaksanakan program inovatif dan unggul berbasis lingkungan (green development). Pemanfaatan karet untuk aspal ini selaras dengan upaya pemerintah yang mendukung pembangunan berkelanjutan.
Sementara itu, Perwakilan UNDP DR Abdul Wahid Situmorang mengatakan, UNDP mengapresiasi langkah Kabupaten Muba untuk meningkatkan nilai tambah dari karet rakyat untuk menjadi bahan baku aspal. Menurutnya, inisiatif ini sudah dimulai sejak satu tahun lalu. Sedangkan Thailand sudah mulai melakukan kajian aspal dan karet selama lima tahun terakhir.
“Ini salah satu wujud pembangunan hijau yang berkelanjutan, dan juga inovasi Bupati Muba tersebut bisa menekan emisi yang ada di Muba,” katanya.
Hal senada dikemukakan Direktur Pusat Penelitian Karet Bogor, Dr Karyudi di sela kegiatan Rembuk Nasional Pemanfaatan Karet Sebagai Salah Satu Bahan Baku Aspal di Ballroom Hotel Arya Duta, Senin (4/12).
“Ide Bupati Muba ini sangat bagus sekali, terlebih Kabupaten Muba didominasi perkebunan karet yang tercatat 19 persen perkebunan karet di Sumsel ada di Muba,” katanya.
Menurutnya apabila implementasi pembangunan dan perbaikan jalan aspal berbahan baku dari karet tersebut berhasil diterapkan di Muba, maka Kabupaten Muba menjadi pionir Kabupaten di Sumsel. “Persiapan uji coba tidak terlalu lama, saat ini tinggal menyiapkan materialnya saja,” katanya.
Dijelaskan, kontribusi aspal karet di Muba nantinya diharapkan lebih tahan lama. “Aspal karet juga nantinya bisa mengurangi kebisingan dan daya ketahanannya lebih kuat dibandingkan yang sudah diterapkan di Thailand,” katanya.
Lanjutnya, sebelumnya inovasi pembangunan jalan aspal berbahan baku karet tersebut sudah pernah diterapkan di beberapa daerah di Indonesia, namun belum menunjukkan hasil yang maksimal. “Harapan kami akan sukses di Muba, karena dari sisi kesiapan Muba sudah sangat siap dan punya bahan baku yang memadahi,” jelasnya.
Pada kegiatan Rembuk Nasional Pemanfaatan Karet Sebagai Salah Satu Bahan Baku Aspal di Ballroom Hotel Arya Duta tersebut turut hadir menjadi narasumber yakni diantaranya Wakil Bupati Muba Beni Hernedi, Direktur Pusat Penelitian Karet Bogor Dr Karyudi, Dekan Fakuktas Pertanian Unsri Prof Dr Ir Andy Mulyana MSc, dan Direktur P2HP Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Dedy Djunaidi MSc.#osk