Penetapan Hari Bumi dari Prasasti Talang Tuwo

17

1006.14.03.norPalembang, BP

Budayawan Taufik Rahzen menilai Prasasti Talang Tuwo yang ditemukan Louis Constant Westenenk (Residen Palembang) pada 17 November 1920 di Bukit Seguntang merupakan satu modal kebudayaan yang luar biasa.

“Karena tidak ada satu prasasti yang jelas menggambarkan tentang satu gambaran masyarakat mana yang diidealkan. Prasasti Talang Tuwo lebih indah dari Declaration Of Independence di Amerika Serikat atau Piagam Hak Asasi Manusia. Yang dipersoalkan dalam prasasti ini bukan hanya hubungan manusia dengan manusia, tapi juga manusia dengan keluarganya, manusia dengan alam, manusia dengan hewan, manusia dengan alam semesta antar galaksi dan terakhir menjadikan manusia itu bersatu dengan alam,” katanya, usai membuka seminar internasional ‘Budaya Melayu Sebagai Akar Tradisi Nusantara’ di Teater Benteng Kuto Besak Plaza, Senin (8/6).

Baca Juga:  DPRD Sumsel Perjuangkan Pos Bantuan Keuangan Daerah OKI

Menurut Redaktur Senior Jurnal Nasional ini, melihat prasasti Talang Tuwo bisa menjadi titik tolak untuk merubah dunia seperti apa yang diinginkan saat ini.

Dia mengusulkan Prasasti Talang Tuwo menjadi Hari Bumi Dunia, tinggal tanggalnya ditentukan.
“Pada 20 Maret atau 21 Maret, tanggal ini sudah diajukan dan diterima Hari Bumi oleh PBB, tinggal kita perkuat lagi,” ujarnya. Kebetulan artefak Talang Tuwo lengkap, menceritakan tanggal, tempat, niat, tujuan. #osk

Komentar Anda
Loading...