Latih Kader Jadi Pendamping Korban KDRT

Inderalaya, BP
Sedikitnya 100 orang pelatih pendamping korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menjadi peserta guna mengikuti training of trainer (T0T) di Aula LPMP Inderalaya, Kamis (13/3). Kegiatan tersebut diselenggarakan Badan Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan (KBPP) bekerjasama dengan PKK Kabupaten Ogan Ilir (OI).
Ketua Pelaksana Ida Royani didampingi Kabag Pemberdayaan Perempuan KBPP OI Yunita Dicky, mengatakan, tujuan diselenggarakannya pelatihan tersebut untuk menambah pengetahuan dan pengalaman para kader PKK, unsur masyarakat dan instansi terkait sebagai pelatih pendamping korban KDRT di 16 kecamatan, selain itu guna meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap permasalahan KDRT, dan menambah kesadaran semua pihak dalam mencegah terjadinya KDRT tersebut.
“Pesertanya terdiri dari 100 orang terdiri dari kader posko KDRT dari seluruh kecamatan, dan organisasi wanita,” kata Yunita.
Menurutnya, kegiatan tersebut menghadirkan nara sumber yaitu Wakapolres OI Kompol Lizbeth Dolok Saribu, Kantor Kemenag OI Syakban, Pusat Studi Wanita Unsri Meriawati. Para narasumber memberikan materi soal bagaimana memberikan pendampingan terhadap korban KDRT.
“Kitakan punya posko setiap kecamatan, fokusnya soal masalah rumahtangga menyangkut kdrt yang kebanyakan korbannya anak dan istri. TOT dilakukan rutin setiap tahun sebagai tindaklanjut posko KDRT, kebanyakan korban merasa malu dan aib soal persoalan rumahtangga, sebagai tenaga pendamping bisa memberikan nasihat sebelum kasus tersebut dilaporkan ke polisi,”ujar Ida Royani menambahkan.
Sementara itu, Ketua TP PKK OI Hj Fauziah Mawardi Yahya mengatakan, pelatihan diberikan kepada 100 orang pelatih, jika terjadi kasus tersebut pihaknya langsung mengunjungi korban untuk berbelasungkawa.
“Saat inikan dunia terbuka informasi tanpa batas, bahkan ada yang sampai pergaulan melampaui batas, karena inilah kita tidak sungkan-sungkan memberikan mereka masukan, nasihat dan pendampingan jika mengalami persoalan tersebut. Posko ada di tiap kecamatan kedepan kita juga akan bentuk posko desa yang menjadi prioritas, wilayahnya di pelosok. Sulit mendapatkan informasi, tingkat pendidikan rendah, dan menunggu kesiapan desa,” ujar Hj Fauziah.
Salah satu narsum Wakapolres OI Kompol Lizbeth mengatakan, rata-rata sepanjang tahun terjadi KDRT sebanyak 9-3kasus/tahun dengan jumlah korban KDRT didominasi istri sebanyak 9orang. Penyebabnya faktor ekonomi, kasus tersebut juga ada yang sampai ke pengadilan. “Tipsnya dalam berumahtangga adalah sabar, saling pengertian, berusaha yang terpenting keimanan kepada Tuhan,”katanya. #hen