Berlomba Jadi Unggul Pelaksanaan ADD
Sekayu,BP
Program alokasi dana desa atau yang kondang disebut ADD satu miliar satu desa yang dijalankan Bupati Muba H Pahri Azhari disambut antusias camat hingga para kepala desa, perangkat desa/ kelurahan . bahkan untuk pelaksanaan di tahun ke dua ini beberapa kades dan perangkat berani menargetkan dan sudah punya pemikiran untuk menjadi yang terbaik. Tidak sedikit dari mereka seolah berlomba menjadi yang paling unggul. Ini terlihat saat Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Muba melakukan bimbingan teknis ADD di kecamatan.
“Dari lima kecamatan yang sudah kita berikan bimtek banyak masukan yang kita dapat. Dinamika selama bimtek juga menarik. Ada tanya-jawab, masukan, dan sharing. Kita lebih senang sebab peran aktif peserta ini memicu kemantapan ADD,” terang Kepala BPMD Haryadi Karim melalui Kabid Usaha Ekonomi Desa (UED) Khalidi, kemarin.
Menariknya, tambah dia, umpan-umpan yang kita berikan kepada peserta ditanggapi secara mendalam oleh peserta. Di lima kecamatan yakni Keluang, Lawang Wetan, Plakat Tinggi, Babat Supat dan Sungai Keruh yang sudah menjalani bimtek dinilai BPMPD telah mendekati tujuan yang disasar bimtek.
Soal respons peserta ini dapat disimak pendapat yang dilontarkan M Imron, Kasi Pemberdayaan Pemerintahan Desa/Kelurahan (PPDK) Sungai Keruh. Selasa, di tengah bimtek dirinya mengatakan program ADD yang sudah dijalankan masuk tahun kedua harus punya bukti. “Di tahun kedua pelaksanaan ADD ini kami di Sungai Keruh bertekad menjadi yang terbaik. Kita melanjutkan cita-cita Bupati Muba lewat ADD akan muncul kemandirian desa. Singkatnya harus ada karya nyata, semacam produk desa/kelurahan unggulan seiring dijalankannya ADD. Dengan begitu warga Muba memang merasakan nilai lebih program ini. Saat desa kuat, mandiri, dan warganya punya semangat merencanakan pembangunan desa mereka sendiri maka gambaran Muba yang kokoh terwujud,” paparnya.
Beberapa kepala desa di Batanghari Leko dan Sungai Keruh serta Lawang Wetan yang sempat ditemui pun berpikiran sama. Walaupun, khusus untuk ADD yang berupa pemanfaatan ekonomi produktif muncul sedikit keraguan. Keraguan terjadi bukan pada programnya melainkan kekhawatiran akan sifat dan tabiat manusianya. Khalidi yang didampingi Kasi Bantuan pembangunan dan Perkreditan, M Soleh Iqbal juga menceritakan berbagai perbedaan antara kecamatan satu dengan lainnya.
“Data ini menjadi masukan penting. Dengan langsung menemui kades di kecamatan-kecamatan kita tahu kendala dan karakter jenis pekerjaan mereka. Makanya untuk ekonomi produktif kita pilah berdasar fokus usaha per kecamatan. Agar sesuai target kita libatkan dinas terkait untuk memfasilitasi bakal usaha yang mereka jalankan,” kata Iqbal.
“Memang ada keraguan itu. Justru ini positif. Pertama kita makin tahu mereka memang bersemangat dan ingin melaksanakannya. Kecemasan itu muncul dilatari bayangan kesulitan menjaga amanah. Maklum untuk ekonomi produktif ini memang berlaku pembiayaan bersifat dana bergulir bukannya hibah. Jadi mereka ragu apakah mampu tepat waktu mengembalikan atau menggulirkan dana yang mereka terima,” terang Khalidi.
Dari pemaparan konsultan dan narasumber dari BPKP dan Polri kepada peserta bimtek, perlahan keraguan itu sirna. “Ya kami senang karena sejak awal diperkenalkan dengan rambu-rambu baik berupa penganggaran, perencanaan, pelaporan hingga peringatan untuk taat aturan. ADD yang sejak semula melibatkan aparat penegak hukum saat bimtek membuat kami mantap menjalankannya. Jadi ya jangan takut-takut tetapi jangan juga melanggar aturan,” jawab M Imron menutup perbincangan. #arf