Gandeng Media , Karantina Sumatera Selatan  Sebut Pentingnya Lapor Karantina

43
Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan menggandeng jurnalis untuk meningkatkan kehumasan. Melalui acara bertajuk Focus Group Discussion (FGD) “Peran Pentinng Media Pada Organisasi/Lembaga”, Karantina Sumatera Selatan menghadirkan narasumber Lucia Weny Ramdiastuti dengan peserta tim humas Karantina Sumatera Selatan dan para jurnalis di Ruang Pertemuan Karantina Sumatera Selatan, Rabu (8/11).(BP/IST)

Palembang, BP- Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sumatera Selatan menggandeng jurnalis untuk meningkatkan kehumasan. Melalui acara bertajuk Focus Group Discussion (FGD) “Peran Pentinng Media Pada Organisasi/Lembaga”, Karantina Sumatera Selatan menghadirkan narasumber Lucia Weny Ramdiastuti dengan peserta tim humas Karantina Sumatera Selatan dan para jurnalis di Ruang Pertemuan Karantina Sumatera Selatan, Rabu (8/11).

“Bekerja lebih kuat menjadi garda terdepan di bandara atau pelabuhan laut atau tempat-tempat pos lintas batas untuk melindungi dari berbagai ancaman baik penyakit hewan, ikan dan tumbuhan,” Kepala Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumatera Selatan, Drh. Azhar Ismail.

Sebagaimana diketahui, Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Sumatera Selatan semula berada di bawah Kementerian menjadi satu lembaga yang langsung bertanggung jawab pada Presiden RI.

Transformasi tersebut berlaku sejak terbitnya Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2023 tentang Badan Karantina Indonesia yang merupakan lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab pada Presiden.

Baca Juga:  Pengedar Sabu  Ditembak Mati

Karantina Sumatera Selatan bekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan UU No. 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan. Dalam UU tersebut, seluruh media pembawa baik hewan, produk hewan, ikan, produk ikan, tumbuhan, dan produk tumbuhan wajib dilaporkan ke Karantina untuk dipastikan kesehatannya dan bebas dari hama penyakit sebelum dilalulintaskan melalui pintu pemasukan, pengeluaran yang telah ditetapkan di Sumatera Selatan.

Seperti di Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandar Udara Silampari Lubuklinggau, Bandar Udara Atung Bungsu, Pelabuhan Boom Baru, Pelabuhan Tanjung Api-Api.

Menurutnya menjaga Indonesia, khususnya Sumatera Selatan dari hama penyakit karena apabila sudah masuk hama penyakit, maka perlu kerja sama yang ekstra untuk seluruh stakeholder terkait untuk menghilangkan hama penyakit.

“Maka Karantina menggaet media untuk bersama-sama menginformasikan dan mengajak untuk lapor karantina demi menjaga Sumatera Selatan dari hama penyakit hewan, ikan dan tumbuhan,” katanya.

Baca Juga:  KPU Sumsel Tunggu Hasil Putusan MK

Sebagai informasi, sepanjang 2023, media pembawa hewan, produk hewan yang dilalulintaskan di Sumatera Selatan untuk domestik masuk sebanyak 1798 kali, domestik keluar 7325 kali, ekspor 9 kali, dan impor 28 kali. Sementara media pembawa tumbuhan dan produk tumbuhan yang dilalulintaskan domestik keluar 9.728 kali, domestik masuk 7.685 kali, ekspor 2.591 kali, dan impor 203 kali.

Kegiatan ekspor tumbuhan Sumatera Selatan mencapai nilai ekonomi Rp 7.441.321.271.683 dengan komoditas perkebunan dan pertanian dari Sumatera Selatan. Salah satu unggulannya adalah karet yang rutin diekspor dari Sumsel ke berbagai negara-negara di Asia, Eropa, dan Amerika.

Pemateri dalam FGD tersebut yang juga mantan Pimpinan Redaksi Tribun Sumsel, Dra. Hj Lucia Weny Ramdiastuti, M.Si.,  mengungkapkan bahwa media dan humas harus dapat bekerjasama, yang mana peran media sangatlah penting bagi humas organisasi, terkhusus juga pemerintah.

Baca Juga:  Buronan Kasus Penipuan Investasi Emas Ditangkap di Malang

“Media merupakan perantara humas dalam menyampaikan pesan berisi informasi, persuasi untuk mendapatkan dukungan publik,” ucapnya.

Weny yang juga merupakan Tenaga Ahli Humas LRT Sumsel menjelaskan perlu menciptakan kerja sama yang harmonis dan hubungan timbal balik antara humas dan rekan-rekan media. Seperti humas menyediakan bahan informasi untuk digali lebih dalam oleh pihak pers. Namun harus tetap didasari dengan keterbukaan dan saling menghormati profesi masing-masing.

“Era jurnalisme positif saat ini, sesungguhnya good news still can be good news,” tambahnya.

Pimpinan Redaksi Sumselpost, Anang Rahadian yang juga akan dikukuhkan sebagai Guru Besar Komunikasi Politik di Universitas Sriwijaya, menyampaikan apresiasi kepada Karantina Sumatera Selatan yang telah mengadakan FGD bersama rekan-rekan media.#udi

Komentar Anda
Loading...