PALEMBANG, BP- Bakal Calon Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pagaralam Periode 2024-2029 Anton Radianto Fadli, SE, menyampaikan, ada beberapa program kerja yang akan dia lakukan, jika rakyat memberikan kepercayaan kepadanya untuk menduduki kursi DPRD Pagaralam.
“Salahsatunya adalah meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Pagaralam. Sebab, pendidikan merupakan hal penting dalam kemajuan suatu daerah, termasuk di Pagaralam,” ujar Anton ketika berbincang dengan media ini belum lama ini.
Anton yang dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), angka rata-rata lama sekolah di Pagaralam pada 2022 adalah 9,45.
“Jadi rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan yang pernah dijalani adalah 9,45,” terang bakal calon anggota legislatif (Bacaleg) dari Dapil Pagaralam 3 dengan Nomor Urut 9 tersebut.
“Ini artinya kebanyakan yang telah mengenyam pendidikan di Pagaralam, telah lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, yakni SMA, SMK, MA,” tambah Anton yang dari Dapil Dempo Selatan, Dempoh Tengah, dan Dempo Utara itu.
Disampaikan Anton, angka tersebut terus menurun jika dibandingkan 2020 dan 2021. Pada 2020 sebesar 9,71, dan 2021 adalah 9,62. Tetapi, dibandingkan kabupaten/kota lainnya di Sumsel, Pagaralam masih berada di peringkat keempat setelah Prabumulih (10,34), Palembang (11,05), dan Lubuklinggau (9,51).
“Jadi jika melihat data BPS itu, ada penurunan angka rata-rata lama sekolah. Padahal dulu, terkenal jeme Pagaralam lah banyak kuliah, termasuk ke Yogya. Ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah daerah, yakni Pemerintah Kota Pagaralam. Kenapa ini terjadi?. Apa penyebabnya?. Bagaimana solusinya?,” kata Anton yang kedua orangtuanya adalah guru itu.
“Tentu banyak faktor penyebabnya, misalkan tingkat kemampuan ekonomi orangtua, minimnya kesempatan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi, bisa juga karena menurunnya kesadaran akan pentingnya pendidikan,” tambah anak dari Abdul Komaruddin tersebut.
Anton yang dilahirkan di Desa Pelang Kenidai, Kecamatan Dempo Tengah tersebut mengatakan, banyak hal yang berkaitan dengan sektor pendidikan.
“Mulai dari kesehatan ibu dan anak, pendapatan orangtua, infrastruktur, hingga sektor lainnya. Semuanya berkaitan. Ibu dan anak yang sehat, terpenuhi gizinya, bapaknya punya pendapatan dari baiknya sistem pertanian dan lain-lain, kesadaran pentingya pendidikan, semua saling mempengaruhi,” jelas Sarjana Ekonomi lulusan STIE Kerjasaama Yogyakarta tersebut.
“Tentu banyak solusi untuk meningkatkan rata-rata pendidikan di Pagaralam. Misalnya membuka lebih luas lagi kesempatan bagi anak-anak di Pagaralam untuk kuliah, seperti mendorong agar kuota beasiswa untuk Pagaralam meningkat. Menambah ruang kelas SLTA, dan tak kalah penting membangun kesadaran akan pentingnya pendidikan,” kata Anton.
Anton menambahkan, alokasi dana untuk sektor pendidikan dalam APBD Pagaralam juga harus didorong memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yakni, minimal 20 persen dari APBD.
“Tetapi angka 20 persen itu jangan banyak untuk belanja dinas pendidikan yang tidak ada kaitannya dengan peningkatan mutu atau kualitas pendidikan,” kata Anton Radianto Fadli. *hus
Sign in
Sign in
Recover your password.
A password will be e-mailed to you.
Komentar Anda