Palembang, BP- Pada saat ini, penggunaan plastik sangat luas dan hampir di setiap sektor, termasuk wadah makanan, minuman, komponen mesin, mainan anak-anak dan lain-lain. Hal ini karena plastik murah, ringan, mudah dibentuk, dan mudah untuk dipergunakan dan dibawa. Namun menimbulkan persolan baru karena plastik bekas akan menjadi sampah yang sulit diurai secara alamiah sehingga mencemari lingkungan. Limbah plastik yang dibuang kelaut akan menyebabkan ikan-ikan mati dan mengganggu ekosistem laut. Sedangkan plastik yang dibuang ke sungai akan menyebabkan penyumbatan saluran air yang dapat menyebabkan banjir. Sedangkan plastik yang berserakan ditanah akan menganggu sirkulasi udara dan air tanah yang menurunkan kesuburan tanah dan menyebabkan cacing-cacing tanah mati. Oleh karena itu, persoalan sampah akibat semakin banyaknya penggunaan plastik harus segera diatasi dan dicarikan solusinya.
Berbagai cara pengolahan limbah plastik telah diperkenalkan kepada Masyarakat. Namun harga jualnya rata-rata relative murah, Cuma Rp. 2000,- Namun daur ulang botol plastic dapat ditikatkan harga jualnya menjadi lebih dari 100% dengan cara dibuat menjadi filamen printer 3D.
Hal tersebut dikemukakan Ketua Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) jurusan tehnik mesin Fakultas Tehnik Universitas Sriwijaya (Unsri) Dr. Ir. Diah Kusuma Pratiwi, M.T., CIAP saat menggelar kegiatan pengabdian kepada masyarakat pengolahan limbah botol plastik menjadi filament printer 3D untuk industry kreatif sebagai aplikasi mata kuliah material teknik di Kelurahan Karang Jaya Kecamatan Gandus Palembang, Jumat (29/9).
Sampah botol plastik bisa di daur ulang dengan menggunakan mesin ekstrusi untuk proses manufaktur filament 3D printer.
Proses ektrusi menggunakan alat ekstruder dengan cara membentuk potongan-potongan kecil yang kemudian akan dileburkan dengan suhu tinggi yang kemudian akan dikeluarkan melalui nozzle dalam bentuk filament sesuai geometri pada filament pada umumnya.
Mesin ekstrusi atau mesin ekstruder dirancang sedemikian rupa agar dapat mendaur ulang limbah-limbah plastik tersebut dimana terdapat hooper untuk penampang limbah plastik yang telah dihancurkan menjadi potongan – potongan yang kemudian didorong menggunakan motor screw lalu masuk ke tahap pemanasan yang dimana pada tahap ini sangat berpengaruh terhadap hasil ekstrusi dan menghasilkan filament yang dikeluarkan dari noozle. Hasil dari filament tersebut dapat dibuat berbagai jenis bentuk dan banyak kegunaan yang dicetak menggunakan mesin 3d printer.
Kegiatan ini nantinya akan memberikan peluang bagi masyarakat yang bergerak pada industri kreatif.
Kegiatan ini diikuti warga Jalan Lettu Karim Kadir RT 10 dan Rt 20 , Rw02 Kelurahan Karang Jaya Kecamatan Gandus Palembang dan dipusatkan Mushola Daud Marwah.
Menurut Diah kegiatan ini merupakan bagian dari program tahunan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unsri
“Kegiatan hari ini pengabdian masyarakat yang dananya dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari Unsri dimana setiap dosen wajib melakukan pengabdian kepada masyarakat. Yang kami lakukan ini adalah hasil penelitian dari pak Akbar dan kawan-kawan membuat alat , alat itu, hasil penelitian itu kemudian di sosialisasikan kepada masyarakat ,alat itu adalah alat ridi printer mengolah botol limbah plastic menjadi produk berharga , bahkan bisa bernilai ekspor sebenarnya , dia bisa menjadi komponen mesin, bisa menadi souvenir dan bisa menjadi apapun yang kita inginkan ,” katanya.
Selain itu menurutnya alat ini terbilang murah , harganya tidak mahal bahkan tidak sampai Rp 1 juta dan tahun depan jika masyarakat tertarik pihaknya akan membuat desa binaan khusus untuk ini .
“Jadi akan kita bikin UMKM yang memang dia mengakar , kita tidak membuat kegiatan ceremonial , sekadar ramai –ramai , sekadar showup dengan masyarakat tapi kita ingin ini bisa meningkatkan pendapatan asli daerah dan pendapatan perkapita sehingga ekonomi masyarakat naik,” katanya.
Dari penjelasan tadi menurutnya masyarakat mulai tertarik , walaupun belum bisa melakukannya tapi masyarakat punya anak-anak SMA , SMK yang akan bisa dididik untuk mengoperasikan alat ini.
Hal senada dikemukakan anggota Tim pengabdian kepada masyarakat jurusan tehnik mesin Fakultas Tehnik Universitas Sriwijaya (Unsri) Akbar Teguh Prakoso ST MT , menjelaskan alat ekstrusi berfunsgi untuk mengubah dari limbah botol plastik menjadi pilamen atau tali plastic untuk bahan di mesin cetak 3 D untuk mengubah pilamen menjadi objek-objek tiga dimensi dan bisa menjadi karya seni yang bernilai ekonomi. Dan mesin ini menurutnya dibuat tiga sampai empat bulan lalu atau sekitar Juni 2023.
“ Mesin ini sudah umum diluar negeri namun untuk di Indonesia masih asing di gunakan, jarang di pakai dan untuk di Sumsel baru Unsri yang menggunakan. Tujuan kita bagaimana caranya meningkatkan nilai ekonomis dari limbah botol plastic tersebut,” katanya.
Apalagi pihaknya sudah bertanya kepada pemulung , pengumpul botol plastic, bahwa 1 Kg botol plastic bekas harganya cuma Rp2 ribu namun kalau kita olah dengan baik itu bisa menjadi 1000 persen.
“Artinya kalau 1 botol plastic itubisa membuat sebuah karya seni bernilai Rp200 ribu seperti membuat vas bunga dan lain-lain. Namun kendalanya adalah tehnologinya terbilang tinggi dan rumit dan perlu adanya komunitas . Sedangkan 1 mesin ekstrusi ini di bandrol di harga Rp400 ribu sampai Rp1 juta,” katanya.
Sedangan Ketua RT 10 Neli Yana menilai kegiatan ini sangat membantu masyarakatnya karena kebanyakan masyarakat disini adalah pemulung yang menampung botol bekas.
“ Dengan adanya presentasi ini membuka wawasan bagi warga mungkin mereka mau buat seperti contoh tadi,” katanya.#udi