Ini Dia Partai yang Akan Kehilangan Kursi Senayan

105

 

PALEMBANG,BP- Pileg 2024 diprediksi berlangsung ketat, terutama dilihat dari bermunculan caleg potensial yang diprediksi mampu memperoleh kursi DPR RI. Akibatnya sejumlah partai dari Dapil Sumsel akan tergusur atau terpaksa gigit jari.

Menurut Direktur Eksekutif Lintas Politika Indonesia, Kemas Khoirul Mukhlis banyak faktor yang mengakibatkan ini bisa terjadi. Pertama karena para legislator yang ada kurang memanfaatkan jabatannya selama ini untuk turun ke Daerah Pemilihan, sehingga di tengah masyarakat yang sudah cukup cerdas berpolitik saat ini ada rasa antipasti terhadap legislator seperti ini.

“Selanjutnya juga karena bermunculan para kandidat wajah baru yang memiliki peluang dan potensi meraup suara sebanyak mungkin. Partai juga jeli menempatkan kadernya untuk merebut kursi legislatif tersebut,” ujar Kemas Khoirul Mukhlis, Minggu (10/9).

Menurut Mukhlis, seperti halnya di dapil Sumsel 1 ada penantang yang bermunculan seperti Andi Asmara dari Perindo, SN Putra Sohe dan Hernoe Roesprijadji dari PKB, RA Anita Noeringhati mewakili Golkar serta Muhammad Yaser dan Reni Astuti yang dicalonkan NasDem.

Baca Juga:  Polemik Pengangkatan Pj Bupati Muba, Ini Pandangan Dr Rahidin  H.Anang, MS , Pakar Komunikasi Politik Sumsel

Sehingga komposisi partai yang memperoleh kursi juga berubah. Dia mencontohkan NasDem dapil 1 yang besar kemungkinan akan memperoleh dua kursi. Belum lagi besar kemungkinan PKB dan Perindo juga akan memperoleh kursi.

“PKB itu hampir selalu nyaris memperoleh kursi di Dapil Sumsel 1, artinya dengan melihat Calegnya sekarang ini bisa jadi akan memperoleh kursi. Begitu juga pergerakan Andi Asmara dari Perindo yang cukup masif, kalua Perindo lolos PT maka bisa juga mendapatkan kursi Senayan. Juga NasDem saya yakin akan mendapatkan dua kursi,” tambah Mukhlis yang juga mantan Ketua KPU Palembang ini.

Baca Juga:  Yansuri, Sosok Konsisten Berpolitik Raih Lintas Politika Award 2022

Sementara Dapil 2, pertarungan antarpartai tak sesengit Dapil 1. Menurut Mukhlis, Dapil 2 lebih banyak persaingan caleg internal partai. Karena bermunculan wajah baru dalam daftar calon Legisltaif yang mengancam petahana.

“Sebut saja di Gerindra, kursi Sri Melyana yang petahana diintai Ahmad Wazir Noviandi. Belum lagi Golkar bermunculan calon potensial seperti Aga Khan dan Topan Maulana, walau memperoleh 2 kursi tentu saja tetap menjadi ancaman bagi petahana,” tambah Mukhlis lagi.

Dijelaskan, jika dilihat maka calon-calon petahana yang sering turun langsung ke masyarakat seperti Eddy Santana Putra, Ishak Mekki atau Fauzi H Amro relatif kursinya relatif lebih aman. Karena masyarakat tentunya mencatat apa yang telat diperbuat selama menjalankan tugas dan fungsi sebagai wakil rakyat.

“Waktu penyelenggaraan Pemilu masih beberapa bulan lagi, tentunya cukup waktu bagi para kandidat untuk mengambil simpati rakyat. Jadi kesempatan yang ada tentu harus dimanfaatkan secara maksimal dengan memperkuat personal branding serta menyentuh langsung calon pemilih nantinya,” tutup Mukhlis. (hus)

Komentar Anda
Loading...