Soal Pemilu yang Berkualitas , Ini Tanggapan Heri Amalindo

139
Suasana talk show “ HMI Gaspol” (Gagasan Politik Season I) di Roka Cape, Jumat (10/3) malam dengan moderator Ketua PWI Sumsel H Firdaus Komar.(BP/udi)

Palembang, BP- Bupati Penukal Abab Lematang Ilir (Pali) Heri Amalindo memiliki pandangan soal membangun pemilu yang berkualitas kedepan hingga figur calon Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) di acara talk show “ HMI Gaspol” (Gagasan Politik Season I) di Roka Cape, Jumat (10/3) malam dengan moderator Ketua PWI Sumsel H Firdaus Komar.

“ Macam pak Eddy kita harus keberhasilan beliau di kota Palembang , Cuma itu tadi Sumsel ini bukan Palembang bae ada kabupaten kota, ajak kami , kagek soal  1, 2, kagek berembuk, jangan disini dijingok uwong rusak kito,” kata Heri.

Dia mengharapkan yang menjadi narasumber hari ini jangan berkelahi.

“ Kagek ada yang 2 , ada yang 1, kita sama –sama membangun Sumsel toh yang menjadi Gubernur Sumsel adalah orang Sumsel, kawan kamu galo khan ,” katanya.

Namun yang susah menurutnya soal money politik , dirinya tidak memberikan uang tapi orang lain memberikan uang kepada masyarakat.

“ Dan masyarakat kita sebagian besar masih seperti itu tapi ada juga yang melihat figur , ide gagasan dan visi misi , mari kita berdoa agar kedepan Sumsel mendapatkan pemimpin yang amanah,” katanya.

Ketika ditanya soal visi dan misi menjadi Gubernur Sumsel Heri enggan berkomentar banyak “ Kalau visi misi dua hari dua malam idak sudah ,” kata Heri usai acara.

Baca Juga:  Korem 044/Gapo Gelar Upacara Peringati Hari Kesaktian Pancasila

Mengenai kesiapan maju menjadi bakal calon Gubernur, Heri enggan berkomentar banyak

“ Nak mancing-mancing pulo, ini sudah jam 12 malam ini,” katanya

Sedangkan mantan Walikota Palembang yang kini menjadi anggota DPR RI H Eddy Santana Putra (ESP) mengaku menyangsikan kalau pelaksanaan Pileg Pilpres dan Pilkada bebas dari money politik .

“ Saya alhamdulilah bersukur pada Allah, waktu caleg kemarin saya tidak memberikan uang  ,”kata ESP yang mengaku sudah siap maju sebagai bakal calon gubernur Sumsel dan sudah menyiapkan konsep dan program untuk membangun Sumsel kedepan.

ESP mengaku saat mencalonkan sebagai anggota DPR RI dia hanya menghabiskan yang Rp700 juta untuk pemasangan baliho dan sosialisasi.

“Itupun baliho saya kurang, enggak sampai ke Musi Rawas, saya hanya di Palembang dan Banyuasin sosialisasi kalau sampai Musi Rawas , Muratara dan Lubuk Linggau lebih banyak lagi uangnya mungkin lebih dari Rp1 miliar tapi alhamdulilah tidak memberikan uang saya nomor satu di Palembang 68 ribu,”katanya.

Selama di Komisi V  DPR RI, ESP mengaku sudah banyak  berbuat untuk infastruktur di Sumsel  dibantu rekannya anggota DPR RI dari Sumsel lainnya seperti Ishak Mekki, Hanna Gayatri.

“ Mari kita berpikir kedepan ini bagaimana kita lepas dari hal-hal yang semua di ukur dengan uang , aku dak katek duit , nak milih aku payo , idak sudah  ternyata dapat juga hampir 900 ribu,” kata politisi Partai Gerindra ini.

Baca Juga:  Penyemprotan Disinfektan dan Pembagian Masker Relawan Gemass La- Cona

Mengenai sistim pemilu terbuka atau tertutup, ESP menilai sistim pemilu tertutup merugikan caleg karena yang jadi caleg nomor 1 dan 2 dan yang di coblos adalah partai yang tentu akan kembali ke caleg nomor 1.

Sedangkan Bupati  Empat Lawang yang juga Sekretaris  DPW PAN Sumsel H Joncik Muhammad menilai  masa depan negara ini ditentukan oleh partai politik sehingga sudah sewajarnya kedepan partai politik harus diperbaiki .

“ Tidak ada presiden kalau tidak ada partai politik , kesadaran itu harus dibangun , para legislator dari partai politik , kalau mau dibicara dari mana kita mau membangun republik ini , “katanya.

Dan pemilu tahun 1999 dia menilai adalah pemilu yang paling demokratis karena partai politik ikut saling mengawasi dan setelah itu pemilu menjadi pemilu yang liberal.

Sedangkan pemimpin Sumsel kedepan Joncik menilai adalah pemimpin yang mengerti apa yang diinginkan rakyatnya , punya konsep , punya gagasan . “ Pemimpin yang tahu persoalan di Sumatera Selatan ini  dan menjadi Gubernur Sumsel itu untuk mensejahterakan masyarakat dan gubernur itu adalah jabatan yang bera dan bagian dari ibadah dan betul-betul amanah,” katanya.

Joncik mengajak masyarakat terutama aktor politik  untuk memperbaiki partai politiknya masing-masing .

Baca Juga:  DPRD Sumsel Harapkan PT RMK Membuat Jalan Khusus Batubara

“ Mari bertarung dengan adu gagasan, adu konsep adu program sembari memberikan pencerahan kepada masyarakat kita ,”katanya.

Sedangkan ahli hukum tata negara dan pengamat politik Indonesia, Prof Dr. Refly Harun, S.H., M.H., LL.M menilai partai politik hari ini  kadang-kadang berpikir kerdil seperti tidak boleh berbeda pendapat dengan ketua umumnya , tidak boleh berbeda pendapat dengan pejabat di daerahnya dan sebagainya.

“ Padahal dalam demokrasi perbedaan pendapat adalah vitamin , dengan perbedaan pendapat itulah yang membuat kita menjadi cerdas tapi saya tapi dalam birokrasi kepartaian kita  yang sangat tdiak demokratis berat ada beda pendapat,  maka saya urung masuk partai politik , biar kita diluar terus , kita menjalankan praktek pembagian kerja,  saya tidak akan masuk gelanggang selama pemilu itu masih mahal , masing mengandalkan uang untuk memenangkan pertarungan jangan harap Refli  Harun akan ikut pertarungan tersebut , hanya orang-orang yang berhati baja untuk masuk ke pertarungan itu,” katanya.

Karenanya agenda kedepan menurut Refli adalah memurahkan pemilu  dengan melihat demokrasi bukan sekedar tujuan tapi alat  tapi tujuan bernegara selama ini tidak pernah di pikirkan, karena itu memudahkan dan memurahkan pemilu merupakan salah satu yang saya dorong di tingkat atas.

“ Yang menolak ide itu justru legislator sendiri, partai politik sendiri,” katanya.#udi

 

 

Komentar Anda
Loading...