
JAKARTA, BP – Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sudah ditinggal tiga kader militannya, mulai dari Tsamara Amany, Surya Tjandra dan baru saja ditinggal Michael Victor Sianipar (Ketua DPW PSI DKI Jakarta). Ada beberapa faktor penyebab PSI ditinggal kader-kadernya.
Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), Adi Prayitno mengungkapkan, faktor pertama karena PSI tidak lolos ke parlemen, walaupun sudah berulangkali ikut pemilu.
“Siapapun elitenya pasti lelah menetap di partai yang tak kunjung lolos parlemen,” kata Adi kepada wartawan, Sabtu (10/12).
Lalu faktor kedua, PSI terlihat sangat konfrontatif, liberal dan agresif terhadap isu yang sering diutarakan. Hal ini dinilai tidak sesuai dengan budaya politik Indonesia yang cenderung moderat.
Kemudian faktor ketiga adalah dari segi organisasi, PSI butuh figur kuat, beribawa, sementara ketum PSI saat ini tak memiliki rekam jejak kuat menjadi aktivis politik, malah lebih menonjol sebagai anak band. Sehingga wibawa sebagai ketum partai kurang greget.
Adi berpendapat, PSI butuh dirombak total, termasuk merombak strategi dan isu politik. Karena jika tak berbenah bukan tak mungkin kader-kader kunci yang lain akan ikut pindah ke partai lain. PSI juga agar membawa isu yang lebih soft dan tak membuat gaduh.
Sementara itu, pendiri Lembaga KedaiKOPI Hendri Satrio menambahkan, faktor penyebab PSI ditinggal kader karena program PSI yang ‘menyerang’ Anies Baswedan.
“Karena terlihat di publik program PSI cuma satu, menyerang Anies Baswedan,” kata Hendri, dikutip dari Detik.
Menurutnya, sebagai partai politik PSI harus objektif dan tidak boleh berbuat seperti demikian. Keluarnya kader terbaik PSI membuat harus dapat berubah dan memberikan pendidikan politik kepada warga.
“PSI jangan merasa mereka baik-baik saja dengan menghilangnya beberapa pentolan,” Hendri menuturkan.#gus