Covid-19 Masih Tinggi Kerumuman Pembukaan Festival Sekanak Lambidaro Abaikan Prokes

Palembang, BP- Festival Sungai Sekanak Lambidaro Palembang resmi dibuka, Sabtu (5/2).
Masyarakat Palembang antusias memadati kawasan wisata itu. Stan dan berbagai macam pameran, juga kuliner khas kota ini pun berjejer di sepanjang jalan.
Hadir dalam pembukaan ini, antara lain, Gubernur Sumsel H Herman Deru, Wali Kota Palembang H Harnojoyo, Wawako Fitrianti Agustinda, Sekda Ratu Dewa, Forkompinda Palembang, para kepala OPD.
Sayang pembukaan festival tersebut ditengah meningkatnya kasus covid-1. Ribuan orang tumpah ruah saat pelaksanaan Fesrival Sekanak Lambidaro. Seakan melupakan jaga jarak, warga terlalu antusias dengan destinasi wisata yang didukung oleh Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII.
Berdasarkan pantauan, ada masyarakat atau pengunjung yang datang tidak mengenakan masker. Padahal di lokasi, ada ribuan warga yang datang.
Padahal pada kenyataannya, kasus Covid-19 di Sumsel pada 4 Februari mengalami kenaikan. Untuk di wilayah Sumsel saja ada penambahan 116 kasus Covid-19, dan untuk wilayah Palembang tercatat ada 76 kasus baru.
Ketua Gemass Lacona, Andreas OP menyayangkan kegiatan Festival Sekanak Lambidaro yang mengabaikan protokol kesehatan.
“Pemerintah kota Palembang diduga lalai dan membiarkan kegiatan yg seharusnya di hindari dimasa pemulihan ini justru ikut meramaikan dan mendukung,? ada apa ini ?. jadi percuma recofusing anggaran covid selama ini, seperti membuang garam di lautan,” ujarnya, Minggu (6/2).
“Jika nanti di duga ada kelalaian pihak gemass lacona tidak menutup kemungkinan melakukan upaya hukum / gugatan atas pristiwa keramaian di tengah masa pemulihan dan muncul nya varian baru omicron yg sangat cepat sekali penyebaranya dan belum ada obat nya,” katanya.
Sebelumnya Gubernur Sumsel Herman Deru mengapresiasi Pemkot Palembang bersama BBWS Sumatera VIII yang bekerja keras merevitalisasi sungai Sekanak dan Lambidaro.
“Kita lihat sekarang sungainya bersih. Pinggiran sungainya juga sudah tertata rapi sekali,” kata Deru.
Untuk diketahui, penataan ruang sungai sepanjang 800 meter mulai dari Jerambah Karang sampai ke Jembatan Lampu Merah PIM 26 Ilir, ini menggunakan dana APBN melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Wilayah VIII, senilai Rp42 miliar.
“Ini adalah pencapaian luar biasa yang dicapai Kota Palembang. Sungai ini memang sudah sepatutnya dijaga, apalagi Palembang ini 70% wilayah perairan. Event ini sendiri sangat bagus sekali, dan nanti kita akan jadikan event tahunan,” ujar Gubernur.
Menurut Gubernur, jika dijadikan event tahunan, tentu akan menjadi daya tarik tak hanya bagi wisatawan lokal, nasional, tapi juga mancanegara.
Kepala BBWS Wilayah VIII Maryadi Utama mengatakan, restorasi Sungai Sekanak Lambidaro sebagai bagian drainase utama dan pengendalian banjir, mengembalikan fungsi transportasi air dan icon wisata Palembang ke depannya.
“Setelah segmen sepanjang 800 meter kiri dan kanan ini, kemudian dilanjutkan sepanjang 1,3 km mulai dari Simpang lampu merah PIM sampai DPRD Sumsel,” ujar Maryadi.
Wali Kota Palembang, Harnojoyo, mengatakan, keinginan untuk merestorasi sungai ini sudah dari sebelumnya.
Pada 2018 Pemkot sudah merestorasi untuk Sungai Sekanak dari muara sungai sampai ke Jerambah Karang, dengan anggaran Rp10 miliar.
Pada 2019, restorasi Sekanak-Lambidaro dilanjutkan lagi.
“Tepatnya Juli 2019, Pemkot Palembang (seluruh kepala daerah) beraudensi dengan Kementerian PUPR dan kita mengutarakan untuk merestorasi Sekanak Lambidaro dan langsung disetujui dan mendapat dukungan penuh Gubernur Sumsel,” kata Harnojoyo.
Pembangunan pun kembali berlanjut tahun 2021 dari Balai Sungai Sumatera VIII.
Salah satu fokusnya mengatasi persoalan sampah.
“Di tahun 2020 kita mendapat bantuan dari Pemerintahan Ausralia untuk membangunan IPAL dan difokuskan ke Sungai Sekanak,” Harnojoyo menuturkan.
Dia melanjutkan, untuk sampah padat Pemkot Palembang telah mengandeng pihak ketiga untuk pembangunan insenerator.
“Insenerator ini mampu membakar 1.000 ton sampah per hari. Dan dari 1.200 000 ton sampah yang dihasilkan per hari dari penjuru Palembang, hanya 600 ton sampah dibawa ke TPA,” Harnojoyo menerangkan. #osk