Anna Kumari Hibahkan Selendang Songket dan Pelangi Usia Ratusan Tahun dan Foto Bersejarah Hari Jadi Kota Palembang

284

Palembang, BP- Pelestari Budaya Palembang dan Maestro tari Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel),  Hj Masayu Anna Kumari menghibahkan tiga  benda kesayangannya kepada Pemerintah Kota Palembang  melalui  Dinas Kebudayaan kota Palembang, Kamis (17/6). Di ruang rapat Dinas Kebudayaan Kota Palembang.

Tiga benda kesayangan yang dihibahkan tersebut  adalah  Selendang Songket  Motif Bunga Pacik  umurnya 80  tahun hadiah dari ibundanya Anna Kumari  yaitu  Almah Masnatcik  dimana dulu  Motif  Bungo Pacik tersebut dulu  khusus nya  dipakai oleh wanita Palembang keturunan Arab

Selanjutnya yang dihibahkan yaitu Selendang  Pelangi atau  Jumputan umurnya lebih dari 100 tahun yang sering di pakai dalam event – event kesenian sejak Th 60 an oleh Hj Anna Kumari dan tim keseniannya salah satunya  di Jakarta  dalam tim kesenian Sumatera Selatan  tahun 1967.

Terakhir adalah  gambar Hj Anna Kumari,Penari Gending Sriwijaya  memberikan persembahan keputusan Hari Jadi Kota Palembang tanggal 17 Juni 1972 kepada RHA A.Rifai Tjek Yan yang menjabat Walikota  Palembang pada tahun 1970 -1978 yang bersumber dari Buku Penemuan Hari Jadi Kota Palembang yang diterbitkan Humas Pemerintah Daerah Kotamadya Palembang.

Baca Juga:  17 Desember, Karya Seni Pertunjukkan “ Sang Penjaga” Merefleksikan Adat Tradisi Tunggu Tubang Tampil di Palembang
Pelestari Budaya Palembang ,Maestro tari Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel),  Hj Masayu Anna Kumari menghibahkan tiga  benda kesayangannya kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melalui Dinas Kebudayaan kota Palembang, Kamis (17/6). Di ruang rapat Dinas Kebudayaan Kota Palembang.(BP/DUDY OSKANDAR)

Penyerahan dilakukan langsung oleh Hj Anna Kumari didampingi anaknya Mirza Indah Dewi, Spd  diterima oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang ibu Hj Zanariah didampingi kabid dan staf Dinas Kebudayaan kota Palembang.

Menurut Hj Anna Kumari dia memang sengaja menghibahkan benda kesayangannya tersebut.

“Mungkin yang kami hibahkan ini tidak  seberapa  dan tidak seanggun keadaan sekarang, tidak sebagus apa yang ada sekarang, tapi ini adalah peninggalan dari keluarga saya dari nenek saya , waktu itu umur saya masih 7 tahun , kemudian sudah saya bawa Istana untuk menari, bawa ke Taman Mini Indonesia Indah dan berbagai kesenian dan luar negara untuk menarikan tari selendang mayang yang  saya ciptakan , pakai selendang ini,” katanya.

Dia menambahkan janganlah  melihat hal ini merupakan dianggap sesuatu yang hebat, karena ini jauh dari sekarang, ini adalah  karya nenek-nenek kita,  membuat kain ini dengan tangan,  mengikat kain ini dengan tangan, menyelupnya dengan tangan.

Baca Juga:  Kaldron SEA Games 2011 Terlantar di Samping Gor Sriwijaya Palembang

Tapi sekarang menurutnya sudah ada pabrik yang bisa membuat kain jumputan  kalau dulu namanya kain pelangi.

“Ini untuk generasi sekarang  dan generasi yang akan datang , kenanglah-kenanglah kain pelangi ini dulu dibuat oleh keturunan kita sekarang dibuat pabrik,” katanya.

Pelestari Budaya Palembang ,Maestro tari Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel),  Hj Masayu Anna Kumari menghibahkan tiga  benda kesayangannya kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melalui Dinas Kebudayaan kota Palembang, Kamis (17/6). Di ruang rapat Dinas Kebudayaan Kota Palembang. (BP/DUDY OSKANDAR)

Generasi sekarang menurutnya harus bangga dengan hasil karya keturunan –keturunan di masa lalu.

Mengenai kain songket  motif Bungo Pacik  yang umurnya 80  tahun menurut Anna Kumari merupakan hadiah dari ibunya dan dulu di pakai oleh wanita Palembang keturunan Arab.

“Pacik dalam bahasa Palembang orang keturunan Arab, nah yang bukan Bungo Pacik waktu itu tidak memakai ini ada memakai Bungo Inten, Bungo Inten untuk orang setengah tua , ada yang Lepus , yang Lepus untuk penganten, ada Bungo Cino, Bungo Cino di pakai oleh wanita Palembang keturunan Cino, tapi sekarang sudah ada songket yang bikin pabrik, kita harus bangga dulu dibuat dengan tangan bukan dengan mesin dibuat  sebulan , dua bulan  bahkan berbulan-bulan membuatnya  dengan tangan,” katanya.

Baca Juga:  Mengenal Aksara Ka Ga Nga Tanduk Kerbau di Marga Empat Suku Negeri Agung

Dan  mengenai poto Walikota Palembang RHA A.Rifai Tjek Yan menurut  Anna Kumari dia sempat menarikan  Tari Gending Sriwijaya  dan menyerahkan piagam  hari jadi kota Palembang  yang diterima Walikota Palembang tanggal 17  Juni 1972.

Kepala Dinas Kebudayaan Kota Palembang  ibu Hj Zanariah  S.Ip M.Si mengucapkan terima kasih  yang cukuo dalam atas hibah dari Hj Anna Kumari, dia berharap semoga benda-benda ini bisa lestari  serta bisa dinikmati Para pencinta sejarah dan Budaya Palembang yg berkunjung  ke Museum SMB 2 serta  memotivasi masyarakat.

“Dan semoga menjadi amal bagi keluarga Hj Anna Kumari,” katanya.#osk

Komentar Anda
Loading...