Berawal dari Pertemanan, Kini Produk ‘Kantje’ Merambah ke Palembang
Palembang, BP–Ide usaha terkadang hanya berdasar pada rasa iseng, rasa penasaran serta pertemanan. Tidak jarang juga ide itu kemudian ditinggalkan entah karena melakukan kesalahan di tengah jalan, gagal, tidak menikmati prosesnya, atau menemukan ide lain yang lebih menarik atau menjanjikan. Padahal bisa jadi ide itu malah mampu membawa pada kesuksesan.
Seperti kisah empat orang alumni SMAN 1 Palembang Ria Mu’ad, Rani Murdifah, Soraya Shahab, Debby Dahlan. Awalnya, para perempuan tangguh asal Palembang ini sering berkumpul karena pertemanan di SMA, kemudian mereka sepakat berkolaborasi membentuk satu usaha bersama dengan brand Kantje.
Kini mereka sudah mampu memproduksi dan menjual berbagai produk handmade. Tapi kesuksesan itu sendiri tentunya tidak diperoleh dengan mudah dan diperoleh berkat upaya keras yang kini baru dirintis dan kini merambah ke kampung halaman mereka, Palembang.
“Sebenarnya kita sudah launching di Jakarta brand Kantje ini tanggal 20 September 2019. Ini idenya karena sering jalan, temenan udah lama dan kita temanan sejak tahun 1995, kalau ada pameran kita sering pergi, tapi kadang-kadang misalnya pakai baju Palembang itu jarang, makanya ada ide untuk buat ini,” katanya kata Ria Mu’ad didampingi rekannya Rani Murdifah, Soraya Shahab, Debby Dahlan saat melakukan pameran di Rumah Makan Sri Melayu, Palembang, Sabtu (30/11).
Brand Kantje ini, merupakan usaha craft yang digabung dengaan kain Palembang yang lebih tradisional dan moderen.
Kita lebih ke etnik, khan barang etnik itu sudah jarang sekarang, kadang-kadang anak-anak muda sudah enggak mau pake, kita ingin tetap ada dan eksis,” kata Ria.
Kantje sendiri menurut Ria, terinspirasi dari persahabatan mereka berempat, Ria Mu’ad, Rani Murdifah, Soraya Shahab, Debby Dahlan yang semuanya alumni SMAN I Palembang angkatan 1995 (Smansa ’95).
“Sebenarnya brand ini muncul dari tahun lalu, kita punya ide ini tapi kepending-pending karena kesibukan masing-masing dan baru terealisasi September itu tanggal 20, Kantje artinya temenlah, artinya kayak gitu,” katanya.
Karena mereka berempat kini berdomisili di Jakarta dan sering melakukan pameran di Jakarta , pada hari ini, Sabtu (30/11) Kantje menggelar pameran di Palembang dan ingin mengenal Kantje di Palembang.
Selain itu produk yang di jual dan di pamerkan, menurut Ria lebih menunjukkan “Indonesia Heritage”.
“Sebagai tahap awal kain Palembang yang kita angkat lebih dahulu seperti songket, jumputan lalu dibuat diantaranya tas, mukena, kombinasi kain modern,” katanya.
Sejauh ini respon masyarakat, dengan produk Kantje dinilainya bagus apalagi produk Kantje juga banyak dikenalkan dan dipasarkan ke sosial media selain melalui pameran-pameran.
“Karena kita masih baru, yang penting orang kenal dulu sama produknya, suka sama produknya, yang kita jadiin hari ini hanya contoh beberapa nanti bisa order, , Insya Allah bisa kita bikinin, by reques tapi kalau yang udah ready yang kita siapin yang sudah ada,” katanya.
Untuk membuat produk tersebut, mereka memiliki konveksi sendiri di Jakarta namun bahan-bahan diambil dari Palembang.
“Dan ini kita benar-benar semua bikin, memang kita rata-rata handmade, tapi untuk yang besarnya kita pakai konveksi, tapi finalnya itu rata-rata kami yang bikin dengan keahlianya masing-masing,” katanya.
Untuk harga menurutnya bervariasi.
”Untuk jilbab itu kita ada Rp50 ribu, kayak bedcover ada Rp 1 juta, 2 juta tergantung size. Mereka bisa pilih warna, sukanya apa, ukurannya mau apa,” katanya.
Hingga kini usaha bersama ini menurutnya tengah mencari nama di Sumsel sehinggal lebih banyak di kenal di masyarakat Palembang.
“Kayak kemarin kita baru ke tempat kain, kemarin terakhir kita ikut trip expo banyak orang luar yang memang responnya baik, makanya kita pengen belajar tentang pengetahuan tentang kain, motip, kalau disini sih baru ya, kita ingin lihat responnya kayak apa? Kalau di Jakarta alhamdulilah bagus , yang beli juga orang Palembang ada, bukan orang Palembang ada,” katanya.
Untuk order produk menurutnya bisa dikerjakan 10 hari atau 1 minggu dan semuanya tergantung kain yang berbeda-beda.
”Customnya berapa lama, kalau kainnya udah ready, cepet selesainya, jadi kita pilih kain khan, kita juga cariin kain yang dia mau, atau udah ada yang kita punya seminggu sampai 10 hari,” katanya.
Dia berharap dengan kegiatan ini produk mereka bisa laku, seperti hotel-hotel di Palembag bisa menggunakan bedcover produk Kantje.
“Kita juga ingin melakukan kerjasama usaha dari sisi pemasaran dengan pihak lain, inginnya di sini dulu, insya Allah arah tujuannya ke sana,” katanya.
Walaupun usaha ini dijalankan bersama-sama terkadang timbul sejumlah masalah, namun jikapun ada masalah menurutnya, langsung dibicarakan oleh mereka berempat sehingga bisa diselesaikan.
“Untuk keluarga malah mendukung usaha kami ini lebih maju lagi kedepan,” tutupnya.#osk