Sumpah Pemuda Merawat Persatuan Indonesia
Palembang, BP–Aktivis pemuda Sumsel M Andrei Utama, SIP mengatakan sumpah pemuda yang dideklarasikan pada 28 Oktober tahun 1928 silam merupakan sumpah abadi.
“Sumpah pemuda ini sumpah yang saya anggap abadi,” kata Andrei, Selasa 29/10).
Menurutnya, lewat sumpah pemuda ada satu ajakan untuk para pemuda di semua generasi untuk merawat persatuan dan kesatuan bangsa.
“(Pemuda) harus selalu mengingat dan bisa mengadopsi roh sumpah pemuda di mana ada semangat untuk mempersatukan seluruh bangsa Indonesia,” tutur Andrei yang sering disapa Bung Rei ini.
Mantan aktivis pergerakan itu pun mengajak seluruh pemuda Indonesia dari semua generasi untuk menjadikan momentum sumpah pemuda sebagai upaya merawat kebhinekaan Indonesia.
Kita harus merawat persatuan Indonesia dalam kebhinekaan, dalam semangat,” ujar Andrei.
Sumpah Pemuda memang menjadi salah satu bagian penting dari sejarah Indonesia merebut kemerdekaan. Para pemuda kala itu menggelar sebuah kongres selama dua hari, 27-28 Oktober 1928. Dari kongres tersebut akhirnya dihasilkan sebuah keputusan yang disebut sebagai Sumpah.
“Dan di Hari Sumpah Pemuda ini mari kita jadikan momentum untuk Revolusi Pemuda dalam mengambil bagian dengan konsisten dalam membantu pembangunan khususnya pemuda di Sumsel, ” katanya.
Andrei mengatakan bahwa di tahun 2019 revolusi pemuda dalam pembangunan di Sumsel harus memberikan dedikasi lebih optimal dalam membantu pemerintah yang mana sekarang dipimpin oleh pasangan Herman Deru-Mawardi Yahya (HD-MY).
Menurutnya, revolusi pemuda di Sumsel saat ini harus manjadikan Sumsel sebagai daerah yang inovatif, kreatif, dan berdaya saing.
”Dan kita harapkan pemerintah juga memberikan porsi lebih besar dalam melibatkan pemuda di setiap program kerja dan kegiatan pemerintah di segala aspek. Apalagi kita yakin Herman Deru sebagai Gubernur yang masih berjiwa muda dan mempunyai ritme kerja cepat merupakan The young leader,” katanya.
Selain itu generasi muda punya cara sendiri untuk menghadapi zaman yang tentu saja sangat berbeda dengan zaman generasi tua.
Orang tua mungkin lupa, bahwa selalu ada zeitgeist (jiwa zaman) yang membentuk karakter setiap generasi, dan generasi tua tetap memberikan pengalamannya sebagai pembelajaran.
“Pentingnya pembangunan revolusi kepemudaan untuk melahirkan generasi muda yang beriman dan bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, kebangsaan, dan berintregitas,” tutup Andrei.#osk