Caleg Baru Harus Kerja Keras Untuk Dapatkan Dukungan Masyarakat
Palembang, BP
Calon anggota legislatif (Caleg) yang baru terjun ke dunia politik, dinilai memiliki rintangan berat dalam mengenalkan dirinya kepada masyarakat serta mendapatkan dukungan masyarakat.
“Mereka harus betul –betul berjuang untuk mendapatkan simpati masyarakat, sehingga jika nanti terpilih mereka benar-benar menjalankan visi dan misi sesuai janjinya,” kata pengamat politik Sumatera Selatan (Sumsel) Dr Drs Joko Siswanto Msi saat menjadi nara sumber dalam acara Ngobrol Politik (Ngompol) bersama RMOL Sumsel yang mengangkat tema #YakinKamiLebihBaik, Sabtu (9/2) di Meet Up Cafe.
Dalam acara tersebut di pandu oleh pengamat politik Sumsel, Bagindo Togar BB dan dihadiri , Caleg DPR RI partai Perindo Samuel Hutabarat, Caleg DPRD Sumsel dari PKS Mgs Ahmad Fauzan dan Caleg DPRD Palembang yaitu dari Caleg Golkar Yustin Kurniawan.
Selain itu wakil rakyat menurut Joko , juga harus tahu kebijakan daerah harus berpihak kepada masyarakat.
“ Saya mengapresiasi langkah tiga orang ini terjun ke dunia politik,” katanya.
Selain itu jika terpilih para caleg ini menurutnya, harus mengetahui kebijakan daerah harus berpihak kepada masyarakat.
“ Terutama terpenting apakah program program yang akan dilakukan caleg ini juga tersosialisasi di partainya, jangan sekadar di calegnya,” katanya.
Terpenting menurut Rektor Universitas Taman Siswa (Tamsis) Palembang ini, bagaimana KPU Palembang bisa terbuka kepada masyarakat terkait latar belakang caleg tersebut, termasuk vcaleg koruptor, sehingga masyarakat memiliki gambaran pihak caleg yang akan dipilihnya.
Caleg dari PKS Mgs Ahmad Fauzan mengaku walaupun dari sisi finansial lemah namun karena dia bergerak di bidang keagamaannya selalu melakukan edukasi masyarakat agar memilih caleg jangan berdasarkan uang tapi lebih ke program kerja.
“ Tapi dengan cara saya menawarkan kalau punya anak tidak mampu bayaran di pesantren ayo titip tempat saya gratis, saya tanggungjawab dunia dan akherat, jadi saya sekarang menyiapkan beberapa tempat rumah tanfiz dan mondok kayak pesantren sungguhan ada sekolahnya tingkat SMP, SMA, itu yang saya tawarkan pendidikan gratis di pesantren,” katanya.
Selain itu dia menawarkan ceramah gratis di berbagai kegiatan masyarakat ,” Itu timbal baliknya , saya datangi sampai ke Gandus, sampai ke tempat pembuangan sampah, ustad bisanya di jemput tapi saya datang sendiri dan saya komitmen apa ini saya sedang sosialisasi , saya akan datang sepenuh hati , istilah kita bedulur dan ini ikatannya dunia akherat, bukan saja sampai mereka sampai istilahnya mereka nyoblos tapi sampai setelah itu dan mereka dengan ustad agak sedikit yakin karena ustad low profile dan mudah ditemui, enggak kayak pejabatan yang nyarisnya susah, saya sudah biasa ditemui mau tengah malam, mau siang bolong, lagi istirahat pasti saya temui, karena itu memang kewajiban kita menyapa dan kumpul dengan masyarakat,” katanya.
Sedangkan Caleg DPRD Palembang yaitu dari Caleg Golkar Yustin Kurniawan mengaku siap berjuang dan menampung aspirasi masyarakat di daerah pemilihannya seperti untuk memperjuangkan intensif guru TPA.
Selain itu memajukan ahlak anak usia dini menurutnya sangat penting dalam sumber daya manusia.
Caleg dari Partai Golkar nomor urut 4 ini mengatakan pihaknya sudah turun langsung untuk menyerap permasalahan yang terjadi di masyarakat. Begitu pentingnya pendidikan anak usia dini membuat Yustin tergerak untuk memperjuangkan hal tersebut jika terpilih dan duduk di kursi DPRD nanti.
“Karena setelah berapa tahun ini lapangan khususnya TK/ TPA khususnya di dapil 1 kurang dibahas pendidikan di usia dini sementara usia ini usia emas anak anak menerima pelajaran terutama ahlak. Jika ahlaknya baik kita bisa membangun dengan manusia yang baik dan berlandaskan iman dan taqwa,” katanya.
Dia menilai selama ini formulasi yang dihasilkan oleh DPRD Palembang masih bersifat biasa dan cenderung hanya membahas infrastruktur. “Selama ini saya llihat DPR bahas yang fokus di infrastruktur, sementara pendidikan khususnya di usia dini kurang di bahas, lima tahun lalu mereka dapat subsidi, sekarang ini mereka tidak dapat intensif lagi dari pemerintah,” katanya.
Sedangkan Caleg DPR RI partai Perindo Samuel Hutabarat mengaku ditunjuk oleh partainya untuk mengisi slot dapil Sumsel menuju Senayan.
Meskipun begitu, ia sudah memahami seluk beluk Sumsel apabila terpilih ia akan memperjuangkan sesuai janjinya.
“Ya saya tidak banyak janji, karena janji adalah utang, maka dari itu seperti yang disampaikan oleh pak Sujarwoto dan ibu Anita, jangan banyak berjanji tapi berbuat,” katanya.
Sedangkan caleg DPRD Sumsel petahana dari Partai Golkar RA Anita Noeringhati menilai kegiatan seperti ini memacu caleg-caleg untuk menggali aspirasi atau saling isi mengisi antar caleg, bagaimana sih menjadi caleg, bagaimana berkampanye yang benar, bagaimana menjadi anggota DPRD yang memang diharapkan.
“Disini sudah kita dengarkan dari KPU, dari pemerhati politik dan nara sumber lain, mungkin menyampaikan jangan sampai kita ini sebagai caleg, manis saat kita butuh tapi begitu duduk di DPRD begitu dihubungi saja susah, teleponnya enggak aktip,” katanya.
Selain itu dia mengingatkan untuk caleg yang baru jangan merasa banyak uang lalu show of force, mereka tidak sadar itu akan berdampak pada saat laporan keuangan, walaupun latar belakangnya pengusaha.
“ Masyarakat itu lebih seneng melihat kita apa adanya, saya silahkan cek saya tidak semuanya pakai duit saya datang diundang , mereka tidak minta duit kepada saya, menyelenggarakan itu kadang-kadang mereka memberikan uang, saya tidak mau , silahkan cek, itu tadi touch itu penting sekali, kita butuh sentuhan masyarakat itu penting sekali,” katanya.
Hal senada dikemukakan caleg DPRD Sumsel petahana dari Partai Gerindra Sujarwoto menambahkan kalau terpenting bagaimana mereka menerima aspirasi masyarakat.
“ Ini yang kita buat ke masyarakat, apapun kepentingan masyarakat bisa kita lakukan , kita campurkan dengan pemerintah, saya kira tidak ada masalah, sekarang ini yang kita buat reses mintakan aspirasi masyarakat semua dari tahun ketahun hingga sekarang saya rasa amanlah,” katanya.
Terpenting menurutnya jangan cekoki masyarakat dengan uang dan uang, tapi perlu masyarakat, kita buatkan aspirasinya dan mereka sering membuat proposal dan program-program.
“ Misalnya masyarakat di Plaju kekurangan lampu jalan , nah ini kita mintakan kepada pemerintah daerah dari aspirasi kita,” katanya.#osk