Hanya Dr AK Gani, Gubernur Sumsel Pertama Yang Usianya Muda
Palembang, BP
Direktur Museum Nasional Dr AK Gani, Priyanti Gani menjelaskan, dari jajaran Gubernur Sumsel yang ada hanya Dr AK Gani yang merupakan Gubernur Sumsel pertama yang berusia muda saat itu yaitu berumur 35 tahun tahun 1946 dimana Dr AK Gani lahir di tahun 1905.
Setelah AK Gani tidak menjadi Gubernur Sumsel jabatan Gubernur Sumsel selanjutnya didominasi kaum tua dan kalangan militer yang senior.
“Prestasi yang luar biasa dari pak Dr AK Gani ,karena beliau menjadi gubernur Sumatra Selatan paling muda dan yang pertama, ini menjadi inspirasi bagi pemuda pemudi Indonesia terutama di Sumsel untuk menjadi seorang pemimpin bangsa ini.Semoga masyarakat Sumsel mengenang pengabdian dan prestasi Dr AK Gani untuk Sumsel,” katanya.
Dalam catatan sejarah Dr AK Gani selain seorang dokter, juga memiliki aneka bakat serta memiliki jiwa aktivis yang begitu kuat. Selama masa revolusi fisik tahun 1945-1949 Gani memperoleh kekuasaan politik dan mendapatkan tugas di kemiliteran.
Dr. A.K. Gani lahir pada tanggal 16 September 1905 di Palembayan, Agam Sumatra Barat, Hindia Belanda. Dan wafat pada tanggal 23 Desember 1968 di Palembang Sumatra Selatan, Indonesia. Jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Ksatria Siguntang, Palembang.
Semasa remaja, Gani merupakan pemuda yang aktif pada organisasi sosial dan kegiatan politik. Salah satu kegiatan politik yang pernah diikuti adalah ketika ia bergabung pada Partai Partindo tahun 1931.
Setelah Gani menyelesaikan pendidikannya di ELS, Gani melanjutkan pendidikan di sekolah kedokteran STOVIA, Jakarta. Namun, pada tahun 1927 sekolah kedokteran tersebut ditutup, sehingga Gani melanjutkan sekolahnya di Algemeene Middelbare School (AMS) (Setingkat SMA jaman Belanda). Setelah lulus dari AMS, Gani melanjutkan kuliah di Geneeskundige Hoge School (GHS). Gani memperoleh gelar dokter pada tahun 1940.
Setelah mendapatkan gelar dokter, Gani praktek sebagai dokter di Palembang. Namun kekuatan jiwa aktivis dan nasionalisme yang dimiliki Gani, membuat dirinya memutuskan untuk kembali lagi pada pergerakan politik. Pada tahun 1942, ketika Jepang mulai menjajah Indonesia, Gani ditahan oleh polisi militer Jepang (Kampetai) dan mendapat siksaan selama kurang lebih 13 bulan. Hal itu terjadi karena, semangatnya yang begitu kuat untuk aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, khususnya di wilayah Sumatra Selatan. Sehingga pada tanggal 17 Agustus 1945, bung Karno dan Hatta memandang Gani sebagai tokoh sentral di Sumatra Selatan.
Setelah berakhirnya masa penjajahan Jepang, Gani ikut serta di beberapa organisasi dan lembaga yang mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia. Gani memiliki peran sebagai Ketua Badan Kebaktian Rakyat Palembang dan Ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Daerah Palembang.
A.K.Gani menjadi orang pertama yang mengibarkan bendera merah putih dan membacakan teks proklamasi di Palembang.
Setelah masa proklamasi, A.K.Gani diberi mandat menjadi kepala pemerintahan Indonesia untuk keresidenan Palembang Sumatera Barat, dan dirinya berhasil menyusun badan-badan pemerintahan RI di seluruh Sumatra Selatan dalam waktu singkat.
Pada kegiatan politik, selain Gani aktif pada kegiatan Partindo, Gani juga yang mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) di Palembang. Dan terpilih menjadi ketua umum PNI pada tahun 1947. Akan tetapi, Gani memiliki kendala untuk tidak bisa meninggalkan Palembang untuk memimpin PNI di Yogyakarta, sehingga Gani akhirnya hanya menjadi ketua PNI Sumatra Selatan.
Pada dunia militer, Gani pernah menjadi koordinator Badan Keamanan Rakyat (BKR) Sumatera Selatan dan BKR ini merupakan awal mula lahirnya Tentara Nasional Indonesia. Selain menjad koordinator BKR, ia juga pernah menjabat sebagai gubernur muda dan gubernur militer Sumatera Selatan.
A.K.Gani menerima gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 9 November 2007, yang diberikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Setelah wafat, untuk mengenang jasanya, nama Gani diabadikan sebagai nama rumah sakit Dr AK Gani di Palembang dan beberapa ruas jalan di Indonesia.#osk