Trend Elaktibilitas Ishak Mekki Naik
Palembang, BP
Dukungan kepada H Ishak Mekki yang akan maju sebagai calon Gubernur Sumatera Selatan 25 Juni 2018 semakin positif. Elektabilitas mantan Bupati Ogan Komering Ilir (OKI) dua periode yang saat ini menjabat wakil gubernur Sumatera Selatan sudah menempel ketat terhadap calon-calon yang tadinya bertenger di posisi teratas.
“Dari survei terakhir yang dilakukan, kenaikkan elektoral Ishak Mekki cukup kuat dan sekarang sudah dalam arsir marjin of error. Artinya, secara statistik, tidak dapat dikatagorikan ada calon yang unggul. Dari temuan survei, antara Ishak Mekki dengan Herman Deru sudah masuk dalam arsir marjin of error. Nama Dody Reza Alex Noerdin dan Syahrial Oesman juga mengalami kenaikkan elektabilitas,” katanya Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Publik Independen (LKPI), Arianto dalam diskusi “Melihat Peta Elektoral Calon-Calon Gubernur Sumatera Selatan” di Hotel Grand Duta Palembang, Minggu (1/9).
Elektabilitas nama-nama calon saat ini, lanjut lembaga LKPI yang tergabung dalam Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (PERSEPI) ini, masih berada dalam tahapan waspada.
Dalam pertanyaan terbuka, top of mind, Herman Deru (11,4 %), Ishak Mekki (10,3 %), Syahrial Oesman ( 6,6 %) , Saifudin Aswari Rivai (3,2 %) dan Dody Reza Alex Noerdin (1 %) . Sementara massa mengambang sebesar 66,1 %.
Ketika disodorkan lima belas nama calon-calon yang akan maju dalam Pemilukada Sumatera Selatan, Herman Deru ( 19,9 %), Ishak Mekki ( 19,4 %), Dody Reza Alex Noerdin (15,7 %), Syahrial Oesman (13,6 %) dan Saifudin Aswari Rivai ( 7,5 %).
“Secara spontanitas pada pertanyaan terbuka masih banyak pemilih yang belum memutuskan pilihannya. Namun uji variabel dengan menyodorkan nama-nama calon mulai terdeteksi kenaikkan elektoral. Nama Ishak Mekki, Herman Deru dan Dody Reza Alex Noerdin tampak menyedot kuat elektoral pemilih. Elektabilitas Herman Deru dan Ishak Mekki terlihat jelas selisihnya antara 1 % sampai 1,5 %, dengan kata lain masuk dalam arsir marjin of error. Dody Reza Alex Noerdin juga mulai menempel ketat dengan nama tersebut,” kata mantan kordinator Lembaga Survei Indonesia (LSI) ini dengan lantang.
Diantara beberapa alasan pemilih menjatuhkan pilihannya kepada ketua DPW partai Demokrat Sumatera Selatan ini diantaranya adalah responden menilai bahwa tingkat kepuasaan publik pasangan H Alex Noerdin dan Ishak Mekki selama menjalankan roda pemerintahan daerah di Sumatera Selatan tergolong baik.
Secara personal, tingkat kepuasaan H Alex Noerdin sebagai incumbent ( 74 %), sementara Ishak Mekki sebagai wakil incumbent memiliki tingkat kepuasaan (68 %).
Selain itu, masyarakat menilai duet pasangan Alex Noerdin dan Ishak Mekki dalam merealisasikan janji-janji kampanyenya selama memimpin Sumatera Selatan cukup berhasil. Masyarakat menilai, 68 % Alex Noerdin dan Ishak Mekki berhasil merealisasikan janji-janji kampanyenya.
“ Selain alasan kedua tersebut, masyarakat memberikan raport yang positif terhadap Ishak Mekki. Temuan survei didapat bahwa, sebesar 67 % Ishak Mekk dinilai masyarakat yakin akan bisa meneruskan pembangunan-pembangunan yang ada di Provinsi Sumatera Selatan mendatang. Ishak Mekki juga dinilai masyarakat sangat bisa menterjemahkan apa yang diinginkan H Alex Noerdin,” kata pria yang suka berbaju batik ini.
Lebih lanjut lelaki yang biasa disapa dengan nama Iyan ini mengatakan, dari temuan survei awal pada bulan September 2016, elektabilitas Ishak Mekki masih berada di angka 7 %. Kemudian pada bulan Januari 2017, dukungan elektoral Ishak Mekki berada di angka 12 %. Survei pada bulan Mei 2017, elektabilitas Ishak Mekki juga mengalami kenaikkan menjadi 15 %. Survei terakhir pada bulan Agustus 2017, elektabilitas Ishak Mekki diangka 19,4 %.
“Berbekal dari pengalaman survei-survei yang dilakukan, biasanya lembaga survei akan melihat trend dari elektabilitas. Potret trend elektabilitas inilah yang akan menentukan apakah calon tersebut elektabilitasnya nanti cenderung turun, stagnan atau naik. Biasanya, kalau elektabilitas sudah cenderung turun, akan susah untuk menaikkan elektabilitas lagi. Reborn untuk mengembalikan elektabilitas lebih sulit kalau elektabilitas tersebut cenderung turun,” jelas mantan peneliti utama Benua Institute yang pernah dipakai partai Golkar pada penjaringan kepala daerah Pemilukada di Indonesia ini.
Namun demikian, lanjut Iyan, nama-nama Syahrial Oesman, Dody Reza Alex Noerdin dan Saifudin Aswari Rivai juga mempunyai peluang yang sama untuk dapat meningkatkan elektabilitas.
Pergerakan elektabilitas bisa lebih cepat naik apabila calon-calon gencar melakukan sosialisasi dengan menemui masyarakat, mempunyai tim yang kuat dilapangan dan memelihara basis-basis daerah yang sudah menjadi lumbung suara serta menarik massa mengambang yang masih banyak belum menentukan pilihan ke calon.
Selain itu, kata Iyan, biasanya akan terjadi perubahan elektabilitas yang cukup signifikan apabila partai-partai politik sudah mengumumkan calon-calon yang akan mereka usung.
“Biasanya kalau partai-partai politik sudah menentukan pilihan untuk mengusung atau mendukung salah satu calon maka akan terlihat peta elektoral yang cukup jelas. Untuk saat ini, pergerakan elektabilitas akan masih kuat, karena pasti masing-masing calon akan berusaha menaikkan gas untuk unggul atau paling tidak mendekati elektabiliats calon rival mereka. Survei ini mudah-mudahan akan menjadi pemicu semua calon untuk bisa mendongkrak lebih baik lagi elektabilitasnya. Ingat, belum ada satu calonpun yang dikatagorikan aman dalam elektabilitas dari lembaga survei yang telah mengeluarkan hasil surveinya. Namun, sebagai catatan, trend elektabilitas calon akan menjadi kompas utama untuk menilai kemungkinan menang atau kalah seorang calon,” kata Iyan.
Survei yang dilakukan LKPI dengan melibatkan 830 responden dengan tingkat selang kepercayaan 95 % dan marjin of error +/-3,5 %. Metode pengambilan data menggunakan sistem multistage random sampling dan cluster.
Pewawancara (surveyor) dilapangan dengan melibatkan mahasiswa dari tanggal 15 sampai dengan 26 Agustus 2017. #Osk