50 Pemimpin Dunia Rapat di Hutan OKI
Sumsel Tuan Rumah Bonn Challenge 3.0
Palembang, BP
Sumatera Selatan akan menjadi tuan rumah forum internasional restorasi lanskap Bonn Challenge 3.0 pada Juli mendatang. Alih-alih disuguhi pemandangan cantik di gedung berkelas, 50 delegasi pemimpin dunia yang hadir nanti akan dibawa ke tengah belantara Kabupaten Ogan Komering Ilir dan duduk bersama membicarakan pelestarian lingkungan di tengah hutan bekas kebakaran tahun lalu.
Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin mengatakan, terpilihnya Sumsel sebagai lokasi penyelenggaraan karena selorohannya saat penyelenggaraan Bonn Challenge 2.0 di Bonn, Jerman, Maret 2015.
“Saat itu saya bicara, mengapa pertemuan yang membahas mengenai lingkungan ini diselenggarakan di gedung berusia ratusan tahun di tengah kota yang sangat cantik, bersih, dan asri? Mengapa tidak (dilaksanakan-red) di suatu kota yang lingkungannya rusak dan perlu diperbaiki. Sebenarnya saya tidak terlalu serius saat bicara itu, tapi tanggapannya positif. Ternyata mereka mau di sini,” kata Alex.
Alex menuturkan, kegiatan ini akan dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama akan dilakukan di Palembang dan hari kedua dilaksanakan di lapangan. Lokasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun lalu diyakini akan menjadi lokasi yang tepat untuk pertemuan tingkat dunia tersebut.
“Tanggal pastinya belum (ditentukan-red). Kemungkinan besar selepas Hari Raya Idul Fitri. Bisa saja di Air Sugihan, OKI yang mungkin saja ada gajah dan harimau lewat saat pertemuannya. Dengan begitu mereka (pemimpin dunia-red) akan benar-benar merasakan bagaimana dampak dari kerusakan lingkungan dan tahu hewan-hewan ini semakin terancam punah bila lingkungan dibiarkan seperti sekarang,” tambahnya.
Sumsel patut dijadikan sebagai tuan rumah pun tak lain karena di provinsi ini, 1,2 juta hektar hutannya termasuk lahan kritis akibat pembalakan liar, perambahan, serta karhutla yang menyebabkan degradasi.
Alex menambahkan, ini merupakan upaya untuk menambah bantuan lembaga internasional dan badan PBB untuk mendahulukan restorasi hutan di Sumsel. Pada 14 Juni mendatang, dalam rangkaian acara Bonn Challenge 3.0 ini dan upaya untuk mencegah karhutla tahun ini, Alex diminta hadir di Oslo ibukota Norwegia dan Hawaii, Amerika Serikat untuk lebih lanjut membicarakan terkait iklim, lingkungan, karhutla, dan restorasi lanskap berkelanjutan.
Sebelumnya, saat menjadi delegasi khusus dalam Forum High Level Round Table Implementasi Restorasi Lanskap, The Bonn Challenge 2.0 di Bonn, Jerman 20-21 Maret 2015 lalu, Alex memaparkan usahanya untuk merestorasi hutan di Indonesia khususnya Sumsel.
Bersama 29 negara peserta lainnya, Sumsel berkomitmen untuk merestorasi kawasan hutan kritis seluas 150 juta hektar pada 2020 dan 350 juta hektar hutan pada 2030 mendatang. Hal itu disepakati oleh Menteri Lingkungan Hidup seluruh dunia dan perusahaan berskala dunia. Bonn Challenge merupakan aspirasi global untuk merestorasi hutan kritis yang dilakukan sejak 2011 lalu.
Staf Ahli Bidang Perubahan Iklim Pemprov Sumsel Najib Karmani mengatakan, Sumsel siap menjawab tantangan dunia untuk berkomitmen merealisasikan kawasan kritis menjadi hutan baru. Pemprov Sumsel akan merestorasi 1,2 hektar hutan yang telah rusak tersebut.
“Sumsel memiliki total luas hutan 3,3 juta hektar. Satu juta hektar masih merupakan land cover yang alami dan 1,4 juta hektarnya adalah kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI). Kita akan merestorasi 1,2 juta hektar dan berusaha untuk tidak menambah lagi kawasan HTI,” tuturnya.
Sumsel fokus menyelenggarakan ini karena memang mendapat dukungan penuh dari dunia internasional. Seperti diketahui, Sumsel menjadi habitat asli Gajah serta Harimau Sumatera, tapir, juga badak serta keanekaragaman flora langka pun masih bisa dijumpai di hutan Sumsel.
Sejauh ini, 31 komitmen sejak 2013 telah dilakukan dalam Bonn Challenge dan 96.13 juta atau 64 persen dari 150 juta target restorasi telah tercapai. Total 19.872 juta dolar AS telah digelontorkan untuk restorasi tersebut.
PT Asia Pulp Paper merupakan satu dari 31 pembuat komitmen yang akan merestorasi hutan. PT APP berkomitmen untuk merestorasi satu juta hektar lahan yang berada dalam wilayah konsesinya.
Negara lain yang juga ikut berkomitmen yakni Meksiko, Nikaragua, Honduras, Argentina, Republik Kongo, Madagaskar, Mozambik, Liberia, Burundi, Chili, Ekuador, Peru, Pakistan, Ghana, Kenya, Niger, Brasilia, Uganda, Guatemala, Kolombia, Ethiopia, India, Kostarika, El Savador, Rwanda, dan Amerika Serikat. #idz