APERSI Bagi Rumah Gratis di Kalidoni

12

2905.05.APERSIPalembang, BP

Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) membagikan 1.000 unit rumah untuk masyarakat miskin dan berprestasi di Indonesia. APERSI menghibahkan satu unit rumah tipe 36 di Graha Prima Sriwijaya, Jalan Slamet Riyadi, No 210 A, Kelurahan Mata Merah, Kecamatan Kalidoni, Kamis (28/5).

Ketua Umum APERSI Eddy Ganefo di sela-sela acara hibah rumah mengatakan, program hibah rumah 1.000 unit merupakan program APERSI yang mendukung program sejuta rumah yang digulirkan pemerintahan Presiden RI Joko Widodo.

“Hari ini (kemarin-red) kita hibahkan satu unit rumah di kawasan Mata Merah, ini merupakan program sosial APERSI yang mendukung program sejuta rumah,” kata Eddy Ganefo.

Baca Juga:  Petugas Pajak Bidik Pengusaha Properti

Eddy mengatakan, program 1.000 rumah merupakan sumbangan murni dari anggota APERSI. Program hibah rumah ini bertujuan untuk mengetuk hati rakyat Indonesia yang berlebih harta untuk membantu masyarakat miskin Indonesia yang belum memiliki hunian.

“Dalam waktu dekat ini akan dihibahkan juga satu unit rumah di kawasan KM 14 (Kabupaten Banyuasin). Ini tujuannya menggugah orang Indonesia yang berlebih harta, baik pejabat atau orang biasa untuk membantu masyarakat Indonesia mewujudkan memiliki hunian,” ujarnya.

Di acara bagi rumah gratis presenter Mandala mengenalkan penerima rumah gratis Erlinato dan Yuria. Keduanya warga Jalan Mayor Zen, Lr Pertama RT 2/RW 1, Kelurahan Sei Lais Palembang yang mendapatkan rumah gratis tipe 36 di Graha Prima Sriwijaya, Jalan Slamet Riyadi, No 210 A, Kelurahan Mata Merah, Kecamatan Kalidoni mengaku, merasa terharu karena sebelum menuju rumah barunya ini, diajak makan di restoran mewah.

Baca Juga:  DP Rumah 1% Segera Diterapkan

“Pak Yanto kerja kuli angkut bareng. Penghasilannya gak jelas. Kadang-kadang dapat. Kalau nggak dapet dia sedih. Badannya kecil ini bela-belain ngangkut 80kg. Pernah badan cedera punggung demi untuk bisa makan anak-anaknya,” kata Mandala.

Menurutnya, biasanya masyarakat memakan beras suka terbuang. “Kalau Pak Yanto ini segelintir saja sudah cukup berarti untuk mereka. Rumahnya jujur sangat memprihatinkan sekali, 2×3 meter. Kalaupun 3×3 itu untuk nyimpan barang rongsokan. Kayu rumahnya rapuh. Bocor dan mudah jebol. Sering diejek tetangga,” katanya.

Baca Juga:  Kini Pembayaran Tagihan Jargas Terintegrasi dengan Layanan Bank Sumsel Babel

Usai penutup mata pasangan Erlinato yang merupakan kuli panggul di pelabuhan Sei Lais dengan Yuria yang membawa kedua anaknya yang masih kecil dibuka keduanya sujud syukur dan langsung melihat rumahnya tersebut disaksikan warga sekitar dan sejumlah pejabat Pemko Palembang.#osk

Komentar Anda
Loading...