Palembang, BP- Pemindahan ratusan barang artefak dan barang arkeologi dari kantor Brin Sumsel ( dulu bekas kantor Balai Arkeologi Sumsel) yang terletak di Jalan Kancil Putih Palembang ke Cibinong, Jumat (7/6) siang menjadi polemic lantaran tidak melakukan koordinasi dengan pihak terkait di Sumsel.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sumsel Aufa Syahrizal Sarkomi mengaku oihaknya sama sekali tidak mendapat informasi tersebut.
“Artinya tidak ada koordinasi sebelumnya,” kata Aufa, Sabtu (8/6).
Pihaknya sendiri siap menampung peninggalan benda-benda arkeolog yang memang memiliki sejarah Sumsel termasuk barang -barang hibah dari masyarakat saja.
“Kita fasilitasi dan disiapkan ruangan khusus di Museum Balaputra Dewa dan dan Museum TPKS. Saya sudah menghubungi pihak BRIN. Untuk mengembalikan benda –benda tersebut.Kalaupun ada rencana untuk mengumpulkan semua temuan di Indonesia di satu tempat di Balai Arkeologi Cibinong..itu cukup replikanya saja,” katanya.
Dan yang barang yang asli menurutnya harus tetap di simpan di Museum yang ada si Sumsel.
“Saya selaku Kadisbudpar dan sekaligus sebagai Ketua TACB Sumsel sudah protes keras ke Pak Kristanto sebagai Kepala Balai Pelestatian Budaya Wilayah VL Sumsel dan akan saya tindak lanjuti dengan surat kepada Disrektur PCBM di Kemendikbud Riset ,” katanya.
Intinya ditegaskan Aupa apa yg dilakukan oleh pihak BRIN, tanpa koordinasi terlebih dulu dengan Disbudpar Sumsel sebagai bagian dari Pemerintah Sumsel.#udi