KOPZIPS  Gelar Ziarah Makam Nyi Gedeh Ing Pembayun, Ini Harapan SMB IV

74

Palembang, BP- Bertepatan dengan  1 Muharram 2023/1445 H , Komunitas Pecinta Ziarah Palembang Darussalam dan Sumatera Selatan (KOPZIPS) menggelar ziarah bulanan  Makam Nyi Gedeh Ing Pembayun yang terletak di Jalan  Segaran , Rt 7, Rw 02, Kelurahan 15 Ilir Palembang, Lr Buyut Gede Pembayun, Rabu (19/7) pagi.

Hadir  Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin IV RM Fauwaz Diraja SH Mkn beserta seluruh Kerabat Kesultanan Palembang Darussalam, Ketua DPP KOPZIPS , Muhamad Setiawan, S.H., M.H, Pemerhati Sejarah Palembang, – Dr. (C). Rd. Muhammad Ihsan, S.H., M.H, Ketua DPP Cakrawala Perjuangan Indonesia, Kgs. M. Ilham Akbar, S.H dan pengurus KOPZIPS.

Sultan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin IV RM Fauwaz Diraja SH Mkn bersyukur karena masih banyak orang Palembang yang mencintai  leluhurnya dimana Nyi Gedeh Ing Pembayun merupakan ibu daripada keturunan orang Palembang  yang harus tetap lestarikan makamnya dan banggakan.

“ Kita berharap masyarakat Palembang lainnya akan melakukan kegiatan yang sama seperti ini dan kegiatan ini rencananya akan menjadi agenda bulanan  supaya setiap beberapa bulan sekali kita bisa mengunjungi makam ini dan memperkuat keberadaan para leluhur kita,” katanya.

Baca Juga:  SCW Minta KPK RI Usut 30 Anggota DPRD Muaraenim periode 2014-2019

Mengenai adanya usulan peserta ziarah tentang ekskavasi  makam  Nyi Gedeh Ing Pembayun dengan mengecek keberadaan  dibawah makamnya seperti apa , tujuannya untuk  mengetahui susunan-susunan bata disini seperti apa pada masa itu.

“ Saya setuju asal sesuai dengan  prinsip cagar budaya dan arkeologi, asal tidak menganggu makam inti,”katanya.

Ketua DPP KOPZIPS , Muhamad Setiawan, S.H., M.H mengatakan, kegiatan ini dia sinergikan dengan berbagai pihak diantaranya seperti kerabat Kesultanan Palembang Darussalam, Pujakesuma, Cakrawala Perjuangan Indonesia.

 

“ Kedepan kegiatan ziarah ini rutin kita laksanakan kedepan,” katanya.

Dan dalam waktu dekat pihaknya akan berziarah ke makam raja Palembang Madi Alit di samping RS Charitas Palembang dimana sebelumnya pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait termasuk pemilik lahan sendiri.

Pemerhati Sejarah Palembang, – Dr. (C). Rd. Muhammad Ihsan, S.H., M.H mengajak masyarakat Palembang untuk menjaga makam Nyi Gedeh Ing Pembayun.

“ Kita jangan sampai , kita ziarah kemana-mana  tapi buyut kita sendiri  lupo , dibelakang rumah kita sendiri, kalau berjalan mundur sampai juga kesini  , karena rumahnya memang di 15 Ilir inilah dan memang Nyi Gedeh Ing Pembayun namanya hebat, yang pakai nama Pembayun itu tidak banyak dan bukan orang sembarangan ,” katanya.

Baca Juga:  IBGK Sumsel  Gelar IBGK Solidarity Cup 2024 Kompetisi Olahraga Tingkat Sumsel

 

Ketua DPP Cakrawala Perjuangan Indonesia, Kgs. M. Ilham Akbar, S.H mengajak masyarakat Palembang untuk bersatu untuk menjaga dan melestarikan makam-makam bersejarah di Palembang.

“Kita ajak para generasi muda untuk ikut berziarah, karena generasi inilah  yang akan meneruskan kegiatan ziarah kita ini, kalau tidak ada generasi muda yang sejak kecil mengikuti kegiatan ziarah seperti ini , bukan karena mereka ikut paham lain tapi memang mereka  tidak ada  peduli dengan makam-makam bersejarah ini,” katanya.

 

Sebelumnya keberadaannya makam Nyi Gedeh Ing Pembayun nyaris tak terdengar dan berada di tengah kawasan padat penduduk. Padahal didalam catatan sejarah, Ratu Palembang ini merupakan sosok perempuan hebat dan  tangguh yang melahirkan raja-raja dan Sultan-Sultan Palembang.

 

Ayahnya, Kemas Anom bergelar Ki Gede Ing Suro Mudo, adalah peletak dasar2 kedaulatan Kerajaan Islam Palembang yg menjadi penguasa Palembang dalam tahun 1573-1590. Ki Kede Ing Suro mendirikan istana keraton Kuto Gawang dan Masjid Candi Laras serta komplek pemakaman di Palembang Lama, 1 ilir, di tepian Sungai Musi (kini menjadi komplek PT Pusri).

Baca Juga:  Kecam Dewan Kehormatan, Hendry Ch Bangun Tetap Ketua PWI Pusat

Nyi Gedeh Ing Pembayun merupakan anak pertama dari 8 bersaudara, mereka masing-masing: Nyai Geding Pembayun, Ratu Mas Adipati di Jambi, Kemas Adipati (memerintah: 1590-1595), Pangeran Madi Angsoko (1597-1629), Pangeran Madi Alit (1629-1630), Pangeran Siding Puro (1630-1639), Kemas Kembar, dan Nyimas Kembar.

 

Selama hayatnya, Nyi Gedeh Ing  Pembayun sempat menikah dua kali. Suami pertamanya ialah Kemas Tengah bin Kiai Arya Selempar bin Sang Aji Kidul bin Kiai Gede Siding Lautan priyai Demak, memperoleh seorang putri Nyimas Pengulu. Setelah suaminya ini wafat, ia lantas menikah dengan Pangeran Tumenggung Manca Negara Cirebon bin Pangeran Adipati Sumedang bin Pangeran Wiro Kusumo Cirebon bin Sunan Giri. Dari pernikahannya dg Pangeran Tumenggung Manca Negara ia dikaruniai 4 putra-putri sbb:

 

  1. Pangeran Ratu Mangkurat Sedo Ing Pesarean (memerintah: 1651-1652).
  2. Ratu Sinuhun Sabokingking, yg menyusun kitab adat Undang-Undang Simbur Cahaya, bersuamikan Pangeran Sido Ing Kenayan (1639-1650).
  3. Raden Arya Jayangsari.
  4. Masayu Antasari. #udi

 

 

 

 

 

 

Komentar Anda
Loading...