
DPP KAMSRI Usul Ke Pemerintah Pusat Untuk Dirikan Museum Sejarah Peradaban Islam Nusantara di Palembang

Palembang, BP- Peristiwa penting yang pernah terjadi pada masyarakat Muslim Indonesia khususnya Palembang di masa lalu dan menambah khazanah literasi bagi muslim Nusantara dapat membuat kita berkaca-kaca, heran dan berdecak kagum, di antara peristiwa yang tercatat dalam sejarah tersebut adalah terkait pendirian Shalat Jum’at di Masjid Lawang Kidul Palembang.
Polemik pendirian shalat Jum’at di Palembang pada abad 19 M pernah menggemparkan dunia Islam.
Dalam menyelesaikan perselisihan tersebut membuat para ulama sedunia harus turun tangan menyikapinya, berbagai karya ditulis, bermula dari fatwa mufti Betawi, Sayyid Utsman yang dibantah oleh fatwa mufti Haramain, Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi kemudian disusul oleh ulama-ulama besar dari Madinah, Mesir, India dan Hadramaut.
Kesatuan Angkatan muda Sriwijaya (Kamsri) bekerjasama dengan Pusat Kajian Al-Falimbani mengungkap peristiwa bersejarah tersebut melalui acara webinar “Polemik Shalat Jum’at di dua Masjid di Palembang, Minggu (10 /4). Dengan moderator, Muhammad Daud,M.A.
Narasumber dalam webinar ini berasal dari Medan, H. Ahmad Fauzi Ilyas, L.c. M.S.I yang mengkaji dan mendata berbagai literatur terkait peristiwa tersebut.
Menurutnya, kepedulian dan kebersamaan dalam membingkai kajian di Palembang perlu dukungan semua pihak, agar tidak hanya sebagai wacana saja, lepas dalam kajian semata.
“Sebelum ada polemik masjid, ada banyak kontribusi Palembang terhadap perkembangan dan pengembangan ajaran Islam di Nusantara yang perlu dan penting untuk dirawat bersama-sama, di antaranya keberadaan surat Raja Sri Indrawarman kepada Khalifah Abbasiyah agar di datangkan para ulama ke bumi Sriwijaya, di samping itu ada juga seorang tokoh sebagai raja Islam pertama di tanah Jawa, tidak lain merupakan kelahiran Palembang. Marwah Palembang di dunia Islam dari era dulu sudah membuat detak kagum berbagai intelektual di luar Nusantara dengan tokoh-tokohnya dan kontribusi mereka,” katanya.
Sedangkan Ketua Umum DPP Kesatuan Angkatan Muda Sriwijaya (KAMSRI) Kemal Yudha Prakasa, S.E mengatakan, DPP KAMSRI mengusulkan kepada pemerintah pusat agar mendirikan Museum Sejarah Peradaban Islam Nusantara di kota Palembang Sumatera Selatan.
“Disamping sebagai pusat riset, kehadiran museum sejarah pradaban Islam Nusantara juga mengedukasi masyarat tentang cara pandang keagamaan yang moderat, terbuka, mengedepankan dialog sehingga tercipta masyarat Muslim Indonesia modern yang dibutuhkan oleh dunia internasional,” katanya dalam kata sambutannya.#osk