Minyak Goreng Langka di Sumsel , Komisi II DPRD Sumsel Sidak Ke PT SAP

263
Kelangkaan minyak goreng ditengah masyarakat masih terjadi. Komisi II DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) bersama dengan Dinas Perdagangan Pemprov Sumsel melakukan  sidak ke   pabrik minyak goreng terbesar di Sumbagsel PT Sinar Alam Permai (SAP) yang merupakan  Group Wilmar yang beralamat di Maryana Kabupaten Banyuasin yang memproduksi minyak goreng dengan merk fortune, savia dan sania, Kamis (24/2).(BP/Dudy Oskandar)

Palembang, BP- Kelangkaan minyak goreng ditengah masyarakat masih terjadi. Komisi II DPRD Sumatera Selatan (Sumsel) bersama dengan Dinas Perdagangan Pemprov Sumsel melakukan  sidak ke   pabrik minyak goreng terbesar di Sumbagsel PT Sinar Alam Permai (SAP) yang merupakan  Group Wilmar  yang beralamat di Maryana Kabupaten Banyuasin yang memproduksi minyak goreng dengan merk fortune, savia dan sania, Kamis (24/2).

Menurut Ketua Komisi II DPRD Sumsel Asgianto  PT SAP bahwa produksi dari SAP sendiri normal setelah  pihaknya melakukan pengecekan kelokasi secara langsung.

“Kelangkaan terjadi karena para distributor membeli dengan harga diatas Rp 14 ribu perliter sedangkan harga eceran Rp 14 ribu perliter ada selisih harga, kelangkaan ini  adanya program rafaksi (pembayaran selisih harga oleh pemerintah kepada produsen ataupun distributor) dari pemerintah sehingga para distributor kesulitan menjual minyal goreng dipasar,”kata Asgianto.

Baca Juga:  Pelantikan Serentak 7 Bupati, Kamar Hotel Penuh

Hal ini menurut politisi Partai Gerindra dilakukan untuk mengantisipasi terjadi nya kelangkaan pasokan dan naiknya harga kebutuhan pokok, terutama minyak goreng, menjelang bulan suci Ramadhan.

Sedangkan Simon Panjaitan selaku pimpinan  PT Sinar Alam Permai wilayah Sumbagsel mengatakan bahwa pada bulan ini saja SAP sudah mendistribusikan kemasyarakat sekitar 10 ribu ton.

Pihaknya berkomitmen dan konsisten membantu program pemerintah yaitu program rafaksi minyak goreng.

Simon mengklaim bukan kelangkaan tapi penjualan sangat tinggi sehingga kebutuhan pasar lebih besar,oleh karena itu pihaknya mengajak para perusahaan untuk berkomitmen dalam memenuhi kebutuhan pasar sehingga suplai minyak goreng tercukupi.”perubahan lain juga komitmen sehingga kebutuhan pasar terpenuhi,”ujar Simon.

Baca Juga:  Anita Noeringhati Bantu Korban Kebakaran di Kertapati

Pihaknya berharap produsen, pemerintah dan masyarakat berjalan dengan baik sehingga suplai minyak goreng terpenuhi,”kata Simon.

Simon mengaku ada penurunan produksi karenanya terjadinya kenaikan harga CPO dunia.

Anggota Komisi II Azmi Shofix PD mengatakan,  produksi minyak goreng di Sumsel  ternyata normal, sekitar 10-15 ribu ton perbulan nya.

“Jadi kalau dari tingkat produsen kita pastikan tidak ada masalah, tinggal lagi kita perbaiki jalur distribusi minyak gorengnya sampai ke pasar sehingga tidak terjadi kelangkaan,”ujar Azmi

Dijadwalkan pada awal bulan depan Komisi 2 DPRD Sumsel akan memanggil seluruh Distributor Minyak Goreng di Sumsel ini, bersama OPD terkait dan Bulog Sumsel.” untuk kita ajak duduk bersama, memastikan rantai pasokan minyak goreng untuk 17 Kabupaten Kota di Sumsel ini cukup dengan harga yang terjangkau sesuai HET yaitu 14.000 rupiah per liternya,” katanya.

Baca Juga:  Transmart Radial Dibuka 20 Oktober

“Kedepan, pasar-pasar murah, operasi pasar minyak goreng dan bahan kebutuhan pokok lain nya akan kita pastikan berjalan secara masif di 17 Kabupaten Kota se Sumsel.” Tentu saja ini dapat terlaksana dengan sinergi dan kerjasama berbagai pihak nantinya,”kata Azmi.

Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Ahmad Rizali mengatakan perusahan ini telah memproduksi dan mensuplai untuk wilayah Sumbagsel.

“Produksi SAP ini normal sebagaimana yang kita dapat informasi langsung dari SAP,”kata Rizali.

Pihaknya meminta kepada masyarakat untuk bersabar, dan ini sudah mulai didistribusikan dan suplai minyak goreng dalam waktu dekat  kembali normal dipasaran.#osk

Komentar Anda
Loading...