Pembangunannya Dikebut, Pabrik IPO dan CPO di Muba Jadi Proyek Industri Percontohan, Tingkatkan Kesejahteraan Petani Sawit

10
Bupati Muba Dodi Reza Alex bersama Ketua Tim Pembangunan Pabrik Industri Palm Oil dan Crude Palm Oil (IPO-CPO) Dr IGBN Makertihartha mencermati hasil uji lab energi baru terbarukan biofuel berbasis kelapa sawit.
Palembang, BP–Anjloknya harga kelapa sawit membuat Bupati Muba Dodi Reza terus mencarikan solusi agar petani kelapa sawit yang mendominasi di Muba tetap sejahtera.
Setelah melaksanakan MoU dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk pengelolaan TBS menjadi biofuel atau bahan bakar nabati, kini proses pembangunan proyek strategis berupa pabrik IPO dan CPO Muba terus digencarkan dan dikebut untuk direalisasikan oleh Pemkab Muba bersama ITB dan ini pula selaras dengan target Bupati Muba Dodi Reza untuk mengembangkan kawasan industri hijau di Kabupaten Muba.
Pada Rapat Koordinasi (Rakor) Teknis dan Diskusi Progress Dalam Penyusunan Laporan Kegiatan Penyusunan Studi Kelayakan Pembangunan Pabrik Industri Palm Oil dan Crude Palm Oil (IPO-CPO) di Hotel Santika Premiere Palembang, Jumat (22/11/2019) yang dipimpin Bupati Muba Dodi Reza diwakili Sekda Muba Drs H Apriyadi, MSi. Pembangunan Pabrik Industri Palm Oil dan Crude Palm Oil (IPO-CPO) mulai terlihat dan ditargetkan pada awal tahun 2021 pengoperasian pabrik IPO berjalan dan tahun 2022 pabrik CPO juga akan berjalan.
Tim Pembangunan Pabrik Industri Palm Oil dan Crude Palm Oil (IPO-CPO), Dr IGBN Makertihartha, mengungkapkan realisasi pembangunan pabrik IPO dan CPO di Muba yang diinisiasi Bupati Muba Dodi Reza sudah sangat tepat dilakukan dan dapat menjadi proyek industri percontohan di Indonesia.
“Proyek ini juga sangat selaras dengan misi Presiden RI Joko Widodo, selain mendorong peningkatan kesejahteraan petani sawit, realisasi pembangunan pabrik IPO dan CPO di Muba ini juga akan menjadi pilot project di Indonesia,” ungkapnya.
Ketua Program Studi (Prodi) S2 dan S3 Teknik Kimia ITB ini juga menjelaskan, hasil turunan produksi pabrik IPO juga akan menghasilkan bahan bakar nabati berupa biofuel, avtur hijau, dan gasoline yang kualitasnya di atas bahan bakar minyak pada umumnya.
“Jadi, pemanfaatan TBS di Muba nantinya dapat terserap dengan baik dan sangat menguntungkan,” jelasnya.
Lanjutnya, jadwal perencanaan pembangunan pabrik IPO akan difinalkan pada awal Desember 2019 dan pada awal 2020 pembangunan dimulai dan untuk lokasi yang sudah di survei yakni di Kecamatan Sungai Lilin.
“Untuk pembangunan diprediksi akan memakan waktu satu tahun sehingga awal 2021 operasional pabrik sudah dimulai,” terangnya.
Dikatakan, ada beberapa skema yang telah disusun untuk realisasi dan pengelolaan pabrik CPO dan IPO di Muba nantinya yang diprediksi akan menyentuh nilai investasi yang cukup besar.
“Yang jelas nantinya dalam realisasi pembangunan pabrik CPO dan IPO di Muba ini akan melibatkan secara langsung petani sawit yang ada di Muba,” tuturnya.
Sementara itu, Sekda Muba Drs H Apriyadi MSi mengatakan Pemkab Muba optimis realisasi proyek industri pabri IPO dan CPO ini akan mengangkat kesejahteraan petani di Muba dan jalan keluar dari keterpurukan harga sawit yang selama ini anjlok.
“Pemkab Muba akan support total, tentu proyek ini tidak mudah namun kita optimis upaya dari realisasi pembangunan pabrik IPO dan CPO di Muba ini akan menjadi jalan keluar dari titik lemahnya anjlok harga sawit di kalangan petani rakyat,” sebutnya.
Apriyadi menambahkan, meskipun membutuhkan nilai investasi yang besar dalam realisasi pembangunan pabrik IPO dan CPO di Muba namun bukan menjadi persoalan serius.
“Pasalnya proyek ini telah mendapatkan dukungan beberapa Kementerian terkait dan yang paling penting ini merupakan harapan dari Presiden RI Joko Widodo,” tegasnya.
Sebelumnya, Rektor ITB Prof Kadarsah Suryadi menyatakan  akan merealisasikan Biohidrocarbon Berbasis Kelapa Sawit di Kabupaten Muba dalam tempo singkat.
“Muba akan menjadi pelopor menghasilkan energi baru terbarukan biofuel berbasis kelapa sawit ini. Kami dari ITB sangat takjub dan kagum atas upaya dan komitmen Pak Bupati untuk merealisasikan ini,” kata Rektor ITB.
Menurutnya, terobosan energi baru terbarukan biofuel berbasis kelapa sawit ini tidak hanya menyejaterahkan petani kelapa sawit tetapi juga akan mengangkat harga diri bangsa Indonesia. Dengan realisasi biofuel ini nantinya negara Indonesia ini akan sangat terbantu dalam pengembangan energi.
Menurut dia, jika 17 juta ton kelapa sawit saja di distribusikan untuk pengelolaan biofuel secara hitungan kasar Indonesia bisa menghemat 9 miliar dolar AS. Diyakininya, impor BBM bisa berkurang dengan adanya biofuel dari Muba nantinya.

“Betapa tidak, avtur dari sawit, titik beku – 7.0 derajat celcius. Dibanding dari fossil yang  – 4.0. Kalau berbicara kualitas tentu sangat baik sekali,” pungkasnya.#arf

Komentar Anda
Loading...