Palembang, BP
Pada tahun-tahun sebelumnya ada dua tipe pembeli properti, pertama adalah pembeli yang memang membutuhkan rumah atau properti tersebut, kedua adalah investor yang berharap mendapatkan capital gain dari transaksi tersebut.
Pembeli jenis Kedua ini yang untuk sekarang menghentikan atau lebih tepatnya mengurangi pembelian. Jadi karakter pembeli saat ini adalah pembeli yang memang membutuhkan rumah untuk ditempati.
“Secara Internal ada dua hal yang bisa dilakukan oleh pengembang dalam tangka meningkatkan penjualan,yang pertama adalah “Spec down” pada pilihan material dan luasan tanah kapling, dengan hal ini diharapkan didapatkan harga realistis sesuai serapan pasar,” katanya.
Hal Kedua adalah dengan memberikan Gimmick berupa skema pembayaran yang menarik dan terjangkau. Secara eksternal Pengembang tentu saja mengharapkan pihak perbankan dapat menurunkan suku bunga sebagai stimulus agar pembelian property dapat bergerak kembali.
Program kolaborasi antara pengembang dan perbankan juga bisa dijadikan langkah agar penjualan property mulai bergerak lagi, bisa dengan membuat paket bersama tertentu yang memudahkan pembeli memiliki rumah tentu saja dengan bunga yang terjangkau minimal untuk Lima tahun pertama.
Melihat pada kondisi ini nantinya yang akan mempunyai potensi Lebih untuk melakukan transaksi penjualan adalah pengembang-pengembang yang mengedepankan property Syariah, karena mempunyai lebih banyak pilihan kemudahan dalam sistem pembayaran dan juga administrasi yang lebih mudah.
Dari uraian diatas tentu saja para pelaku bisnis property agar lebih realistis terhadap penerimaan keuntungan (profit) diakhir tahun. Menyimpan atau menangguhka unit diatas 30% dari jumlah unit yang ada akan menjadi bumerang tersendiri baik dari usia project maupun kondisi ekonomi global yang belum ada kepastian. Oren