Jelang Pergantian Tahun , Makam Pangeran Kramajaya Yang Ditimbun Segera Di Gali

468
BP/IST
Menjelang pergantian tahun baru, Komunitas Pecinta Ziarah Palembang bersama lebih kurang 30 orang zuriat Pangeran Kramajaya khususnya , dan zuriat kesultanan Palembang Darussalam umumnya , dari berbagai kalangan ziarah sekaligus meninjau lokasi makam Pangeran Kramajaya, Minggu (31/12).

Palembang, BP

Menjelang pergantian tahun baru, Komunitas Pecinta Ziarah Palembang bersama lebih kurang 30 orang zuriat Pangeran Kramajaya khususnya , dan zuriat kesultanan Palembang Darussalam umumnya , dari berbagai kalangan ziarah sekaligus meninjau lokasi makam Pangeran Kramajaya, Minggu (31/12).
Makam yang berada di Jalan Segaran Lrg Kambing, Kelurahan 15 Ilir, Kecamatan IT I, Palembang tersebut kini sudah diratakan oleh pihak yang mengaku sebagai pemilik hak atas lahan tersebut.
Turut juga hadir, diantaranya zuriat Pangeran Kramajaya, Raden Iskandar Sulaiman SH, , RHA Roni Azhari
Sebelumnya Komunitas Pecinta Ziarah Palembang, Sabtu (30/12) melakukan ziarah ke seluruh ungkonan di lorong sadar 8 Ulu, Ungkonan para ATOK di belakang Tirta Musi 7 Ulu, Makam Pangeran Madi ing angsoko, Komplek Pekuburan Gubah Cinde Welan, Pangeran Purbo, Pangeran Jakso, Makam KH Ahmad Syari Mertakusumah di TPU puncak Sekuning dan dua buah makam tua kerabat Kesultanan Palembang Darussalam di pinggir jalan di TPU puncak Sekuning, Gubah syekh Kgs Hasan di Makrayu dan Gubah Talang Keranggo.
Dalam ziarah tersebut seluruh zuriat mengharapkan untuk segera di lakukan penggalian di tanah makam Pengeran Kramajaya, guna menyelamatkan situs penting ini.
Seluruh zuriat sudah sepakat dengan tekadnya yang sangat bulat , untuk segera secepat mungkin melakukan penggalian terhadap makam bersejarah ini , guna menimbulkan kembali nisan dan makam Pangeran Kramajaya yang telah hilang tertimbun oleh tanah.
Setelah dilakukan penggalian dan pembersihan akan dirapikan seluruh makam yang ada,. Lalu akan di kembalikan seperti sediakala agar para peziarah lebih mudah untuk ziarah ke makam Pangeran Kramajaya . Dan juga akan langsung dilakukan restorasi.
Raden Iskandar Sulaiman SH Bin H Raden Machmud Badaruddin menyampaikan, sejak awal pihak keluarga keturunan tidak pernah memberikan izin untuk membongkar apalagi menimbun pemakaman tersebut.

Baca Juga:  Melawan Saat Ditangkap, Pelaku Penusukan di Muaraenim Ditembak Polisi

” Lokasi makam ini tidak pernah dijual atau diizinkan untuk ditimbun. ,” katanya.
Lebih lanjut diterangkannya, Pangeran Kramajaya ini adalah penguasa Kesultanan Palembang terakhir setelah Sultan Mahmud Badaruddin II diasingkan ke Ternate.

BP/IST
Menjelang pergantian tahun baru, Komunitas Pecinta Ziarah Palembang bersama lebih kurang 30 orang zuriat Pangeran Kramajaya khususnya , dan zuriat kesultanan Palembang Darussalam umumnya , dari berbagai kalangan ziarah sekaligus meninjau lokasi makam Pangeran Kramajaya, Minggu (31/12).

Sebelum diasingkan, Sultan Mahmud Badaruddin II memanggil 4 pangeran yang diminta untuk tetap mempertahankan Kesultanan Palembang. Yakni, Pangeran Kramajaya (Palembang) Pangeran Syawaluddin (Baturaja), Pangeran Abdurrahman (Tebing Tinggi-Lahat) dan Pangeran Cik Hasan (Sekayu).
“Jadi disini akhir Kesultanan Palembang Darusallam, dan kini makamnya hilang ditimbun orang-orang yang tidak bertanggung jawab,” katanya.
Sedangkan Ridlwan Setiawan, salah seorang anggota Komunitas Pecinta Ziara Palembang bersama seluruh zuriat mengharapkan, untuk segera di lakukan penggalian di tanah makam Pangeran Kramajaya ini , guna menyelamatkan situs penting ini.osk
Pangeran Kramajaya merupakan penguasa terakhir diera Kesultanan Palembang Darussalam. Nama lengkapnya ialah Raden Abdul Azim Nato Dirajo, bergelar Pangeran Kramo Jayo Perdana Menteri.
Ayahnya bernama Pangeran Nato Dirajo Muhammad Hanafiah bin Pangeran Wira Manggala Muhammad Qosim bin Pangeran Nato Dirajo Lumbuk bin Pangeran Ratu Purbaya bin Sultan Muhammad Mansur bin Suhunan Abdurrahman Candi Walang. Sedang ibunya adalah R.A. Nato Dirajo Manisah bt Sultan Suhunan Ahmad Najamuddin.
Ia dilahirkan di Palembang, hari Kamis, bulan Ramadhan 1207H atau 1792 M, pukul 10 pagi.
R.Abdul Azim bungsu dari 7 bersaudara kandung, mereka ialah: R.Hasyim, R.A.Sobihah, RM. Bahauddin, RM. Rasyid, RA. Adipati Sarihah, Pangeran Haji Krama Nandita Abdul Aziz, dan Pangeran Krama Jaya Abdul Azim.
Selain mendapatkan pendidikan utama dari ayahnya sendiri, ia juga mendapat didikan di lingkungan kraton, belajar kepada para ulama besar Palembang waktu itu, menuntut ilmu-ilmu agama, ilmu siasah, ilmu perang, pencak silat, dll. Ia juga mengamalkan Tarekat Sammaniyah dan Tarekat Rifa’iyah.
Selaku priayi dan bangsawan Palembang, KRamo Jayo pernah menduduki jabatan penting di Kesultanan Palembang Darusallam, diantaranya:
Menantu SMB II, ini merupakan Komandan Buluwarti Timur di BKB dalam perang Menteng (1819), Komandan Benteng Tambakbaya di muara Sungai Komering Plaju dengan senjata pusaka yang paling ampuh yaitu “Meriam Sri Palembang”, Panglima Perang Kesultanan Palembang., Duta utusan SMB ll, Perdana Menteri Kesultanan Palembang (1823-1825), Regent Rijksbestuurder/pepatih (1825-1851) dan sebagainya.
Pangeran Kramojaya menikah dengan putri SMB ll yg bernama R.A. Kramo Jayo Khotimah, dari pernikahan ini dikaruniai 7 putra-putri:
1. R.A.Azimah
2. R.A.Syaikho
3. R.A. Zakiah
4. Pangeran Nata Diraja Abdul Hafiz
5. Pangeran Wira Menggala Abdur Roqib
6. R.A. Fatimah
7. R.A. Zubaidah
Sedang dari isterinya yang lain, ia memperoleh sekitar 18 orang anak lagi.
Pada tanggal 29 Syawal 1267H atau bulan Agustus 1851, malam Rabu, Pangeran Kramajaya ditangkap karena tetap menentang kepada kolonial Belanda. Beliau diasingkan ke Purbolinggo-Banyumas (Jatim) dengan menumpang kapal asap waktu itu. 10 tahun kemudian, tepatnya 5 Mei 1862 ia wafat dalam usia 70 tahun. Kemudian jenazahnya dipindahkan ke Palembang, di kampung 15 Ilir Segaran.#osk

Komentar Anda
Loading...