Gubernur Gandeng LAPAN Atasi Asap Sumsel

3

Jakarta, BP

Lapan5Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan terus berupaya dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan gambut yang mengakitkan kabut asap. Kali ini kerja sama dilakukan dengan LAPAN.

Pemprov Sumsel melakukan segala upaya agar kebakaran hutan dapat diatasi. Kali ini dilakukan kerja sama dengan dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) di Kantor LAPAN Pusat, Jakarta, Rabu (7/10).

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin mengatakan, beberapa upaya nyata telah dilaksanakan antara lain menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), kerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

Selain itu dilakukan waterbombing bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengerahkan pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia, Pegawai Negeri Sipil (PNS), Manggala Agni, dan masyarakat peduli api. Sudah banyak upaya yang kami lakukan, namun kabut masih ada,” kata Alex Noerdin.

Sedangkan kerja sama Pemprov Sumsel dengan LAPAN berupa pengembangan early warning system yang dapat memberikan peringatan sedini mungkin di daerah-daerah rentan. Kemudian tindakan yang direkomendasikan untuk mencegah terjadinya hotspot dan kebakaran hutan dan lahan.

Kerja sama juga meliputi sistem informasi mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan yang dapat memberikan informasi komprehensif dalam upaya perencanaan, pencegahan, dan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan.

Baca Juga:  Miris, Pemkab OI Masih Mengibarkan Bendera Sobek

“Kami menyambut positif kerja sama dengan LAPAN terkait kebakaran lahan. Saya meyakini, upaya pencegahan menjadi solusi ke depan untuk menyelesaikan akar masalah kebakaran hutan dan lahan secara tuntas,” ungkapnya.

Saat ini sedang dilakukan penelitian dan kajian oleh perguruan tinggi lokal dan juga bantuan dari lembaga penelitian Deltares asal Belanda, dan bekerjasama dengan pihak swasta untuk pemetaan lahan gambut serta upaya restorasi.

Penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan bidang sains, pengkajian, informasi kedirgantaraan dilibatkan dalam teknik yang dilakukan oleh LAPAN nanti. Selain itu dilakukan penginderaan jauh dan teknologi dirgantara, peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, diseminasi dan publikasi ilmiah.

Kepala LAPAN Prof Dr Thomas Djamaluddin mengatakan, pihaknya akan terus konsisten mengadakan kerja sama dengan daerah-daerah demi pemerataan teknologi penelitian, pengembangan, perekayasaan, dan pemanfaatan bidang sains, khususnya di bidang penerbangan dan antariksa.

“LAPAN sebagai badan yang bertanggung jawab terhadap teknologi dirgantara, memiliki potensi yang sangat besar untuk dimanfaatkan bagi kemakmuran rakyat, salah satunya industri maritim nasional,” ujarnya.

Thomas menjelaskan, teknologi dirgantara LAPAN yang siap untuk dimanfaatkan di antaranya adalah Satelit LAPAN A2 untuk komunikasi data, informasi posisi ikan seluruh Indonesia, informasi tentang cuaca dan sebagainya.

Baca Juga:  Angka Kematian Ibu di Sumsel di Bawah Rata-rata Nasional

Selain dengan Sumsel, LAPAN juga melakukan kerja sama dengan Pemprov Lampung, NTT, Pemkab Batang, Banjar, UNY, Unnes, PT CSM dan Balitbangkes.

Sebelumnya, Tim peneliti dari NGO Zoological Society of London (ZSL) akan terjun langsung ke lapangan membantu Sumsel pada 12 Oktober mendatang untuk segera melakukan pemetaan lahan gambut.

Direktur Jenderal ZSL Ralph Armond mengatakan, pihaknya datang ke Sumsel untuk melakukan restorasi lahan gambut sekaligus menindaklanjuti pencanangan restorasi Bonn Challenge 2.0 pada Maret 2015 lalu.

Restorasi hutan kritis, membutuhkan proses yang cukup panjang dan tidak bisa instan. “Indonesia, khususnya Sumsel masih memiliki kawasan yang keanekaragaman hayatinya lengkap. Ekosistem perairan, darat, maupun pegunungan dimiliki Sumsel. Kawasan ecoregion memang akan dibentuk di Sumsel dan dijadikan taman nasional yang harus dilestarikan,” tuturnya.

Masih Sulit Hujan

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, data terbaru yang dikeluarkan BMKG, graifik presipitasi atau mampu curah hujan di Palembang hingga 16 Oktober yakni 16,9 milimeter.

Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang Agus Santosa menjelaskan, Kota Palembang dan sekitarnya masih sulit hujan hingga pertengahan Oktober. Awan dengan potensi menumpahkan hujan hingga 5 mm/hari diperkirakan turun di utara Sumsel, yakni Provinsi Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, hingga Aceh.

Baca Juga:  Pinjam  Pakai Mobil Lexus,  Alex Noerdin Berpegang Surat Izin PLT Gubernur Sumsel dan Izin Lisan Herman Deru

“Subuh tadi (kemarin-red), turun hujan secara acak di beberapa kawasan di Palembang. Namun seperti kemarin, udara kering yang disebabkan oleh kabut asap menyebabkan awan cepat menguap. Jadi intensitasnya rendah dan hanya sebentar,” jelasnya.

Berdasarkan pantauan satelit MODIS Aqua/Terra, tersisa empat titik api di Sumsel pada pukul 16.00, kemarin. Meski begitu kabut asap yang menyerang sebagian besar Kota Palembang cukup pekat.

Penerbangan masih terganggu pada sore hari karena jarak pandang rendah hanya 500 meter. Dua pesawat dari Jakarta mengalami return to base, dan tiga delay dalam kategori lebih dari satu jam.

Komandan Satgas Bencana Asap akibat Karhutlah Danrem 044/GAPO Kolonel Infantri Tri Winarno mengatakan, pihaknya akan memadamkan lebih intensif lagi. “Kita membuat langkah-langkah yang lebih efektif. Diharapkan dengan langkah-langkah ini pemadaman hotspot bisa lebih cepat,” katanya.

Langkah-langkah tersebut yakni dengan operasi pemadaman darat dengan mengerahkan personel TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, pihak perusahaan, relawan dan masyarakat sekitar.

“Kita minta bantuan aparat desa dari kecamatan hingga kelurahan. Harapan kita ini dapat memperkecil dan menghilangkan titik api,” terangnya.#idz/ril

Komentar Anda
Loading...