Sektor Pertahanan Bermasalah
Palembang, BP
Sriwijaya FC (SFC) memulai kompetisi Qatar National Bank (QNB) League dengan dua partai laga home. Partai pertama dilalui dengan melawan Pelita Bandung Raya (PBR), yang sedang dilanda krisis finansial di Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring, Sabtu (4/4). Pertandingan berakhir imbang dengan skor 1-1.
Gol anak asuh Dejan Antonic ini dicetak lewat serangan balik super cepat dari dari David Lally. Gol dari sisi sayap kanan ini berhasil menguburkan mimpi Ferdinand dan kawan-kawan meraih kemenangan pertama. Selanjutnya, partai home kedua di depan ribuan pendukungnya sendiri, SFC menjamu Semen Padang. Kali ini, melawan tim berjuluk Kabau Sirah, dua gol kembali bersarang ke gawang Dian Agus Prasetyo. Kali ini bukan lewat serangan balik, tapi kesabaran pemain dalam menembus pertahanan Laskar Wong Kito.
Winger Semen Padang mencetak gol lewat sayap kanan atau sisi kiri pertahanan SFC, setelah Nur Iskandar melepas bola placing ke tiang jauh kiper Dian Agus dan berbuah gol. Sementara gol kedua berawal dari kemelut di depan mulut gawang, yang berawal dari serangan sayap kanan. Ini membuktikan betapa rapuhnya pertahanan yang digalang Fachrudin Aryanto dan kawan kawan.
“Pertahanan kita masih belum solid, masih jelek dan perlu diperbaiki lagi,” kata Asisten Pelatih SFC Hendri Susilo, Selasa (7/4).
Menurut dia, koordinasi pemain seperti Abdoulaiye Maiga, Fachrudin, Wildansyah dan Fathul Rahman masih perlu ditingkatkan lagi. Apalagi, Semen Padang kerap melakukan serangan balik cukup cepat. Trio maut Semen Padang Airlangga Sucipto, Nur Iskandar dan Hendra Ade Bayauw sempat membuat jantung berdetak cepat. Serangan ketiga pemain ini sanat cepat dan membuat barisan cukup kewalahan. Akan tetapi beruntung masih bisa dihentikan, tapi jelas terlihat sedikit saja pemain bertahan lengah maka dapat diprediksi akan berbuah gol.
“Makanya pertahanan termasuk menjadi evaluasi yang juga harus kita perbaiki selain penyelesaian akhir,” jelasnya.
Untuk penyelesaian akhir sendiri, bukan barang baru bagi SFC. Sejak awal musim Laskar Wong Kito kesulitan dalam mencetak gol, pemain depan juga masih belum benar-benar padu satu sama lainnya. Menurutnya, banyak peluang yang berhasil diciptakan, namun tidak dapat dikonversi menjadi gol. Tendangan pemain kerapkali masih melenceng atau tak bisa disambut dengan sangat baik.
Selain itu, Dewi Fortuna juga tak begitu baik. Penyelesaian akhir yang sudah cukup baik, tapi ada-ada saja blok yang dilakukan pemain lawan sehingga gagal berbuah gol. Terlebih bila tim tamu menumpuk pemain bertahan di area penalti, itu akan semakin membuat striker SFC semakin kesulitan mencetak gol.
“Kita harus segera perbaiki semuanya, kita harapkan kedepan akan lebih baik lagi,” jelasnya.
Ozal