Lagu Ratu Sinuhun Karya Ali Goik Jadi Bahan  Diskusi di  Pekan Seni Palembang

7
Suasana Pelataran Lawang Borotan pada hari kedua Pekan Seni Palembang, Selasa (18/11/2025) siang terasa lebih hangat dari biasanya. Di antara gerbang tua dan cahaya lampu yang memantul di dinding bersejarah itu, para pengunjung berkumpul menyimak sosok pencipta lagu sekaligus budayawan Palembang: Ali Goik. Sore itu ia tampil bukan untuk sekadar bernyanyi, melainkan membuka tabir proses kreatif di balik lagu Ratu Sinuhun karyanya.(BP/ist)

Palembang, BP- Suasana Pelataran Lawang Borotan pada hari kedua Pekan Seni Palembang, Selasa (18/11/2025) siang terasa lebih hangat dari biasanya. Di antara gerbang tua dan cahaya lampu yang memantul di dinding bersejarah itu, para pengunjung berkumpul menyimak sosok pencipta lagu sekaligus budayawan Palembang: Ali Goik. Sore itu ia tampil bukan untuk sekadar bernyanyi, melainkan membuka tabir proses kreatif di balik lagu Ratu Sinuhun karyanya  yang menggali nilai luhur Undang-Undang Simbur Cahaya, peninggalan penting Kesultanan Palembang Darussalam.

Dengan nada teduh, Ali Goik menjelaskan bahwa lagu tersebut lahir dari kekagumannya pada sosok Ratu Sinuhun, tokoh perempuan visioner yang pada masanya sudah berbicara tentang keadilan, kemanusiaan, dan peran perempuan dalam tatanan masyarakat.
“Beliau punya pemikiran yang maju, dan itu yang membuat saya tertarik untuk mengangkat kisahnya ke dalam lagu,” ujar Ali.
Mewarisi Jiwa Simbur Cahaya
Ali memaparkan bahwa nilai-nilai utama Simbur Cahaya penghormatan terhadap alam, perempuan, dan masyarakat kecil adalah fondasi yang membentuk lirik lagunya. “Undang–Undang Simbur Cahaya memuat berbagai aturan adat, mulai dari perkawinan, hukum, hingga kehidupan sosial masyarakat,” jelasnya.
Ia mencontohkan aturan progresif mengenai pencurian karena kelaparan pelaku tak dihukum, sementara pemilik rumah dikenai denda karena dianggap lalai membantu sesama.
“Kemanusiaannya luar biasa. Itulah mengapa saya ingin lagu ini menghidupkan kembali nilai besar itu,” tambah Ali.
Namun proses kreatifnya tidak mudah. Ia harus mencari cara agar karakter Ratu Sinuhun tetap setia pada nilai sejarah namun tetap relevan bagi pendengar sekarang. “Tantangannya adalah menyesuaikan lirik dengan perjalanan hidup beliau tanpa mengubah nilai aslinya,” tuturnya.
Untuk memastikan pesan Ratu Sinuhun bisa menjangkau lintas generasi dan lintas genre, Ali menyiapkan lagu ini dalam empat versi musik: akustik, dangdut, slow rock, dan heavy metal.
“Saya ingin lagu ini bisa dibawakan siapa saja. Yang penting nilai Simbur Cahaya yang di dikodifikasi oleh Ratu Sinuhun tersampaikan,” ujarnya.
Ketua Dewan Kesenian Palembang, M. Nasir, yang turut hadir dalam sesi tersebut, memberikan apresiasi tinggi. Menurutnya, karya seperti Ratu Sinuhun bukan hanya lagu, melainkan sarana merawat identitas Palembang yang kaya sejarah.
“Karya seperti ini penting, karena seni tidak hanya menghibur, tetapi juga menjaga ingatan kolektif kita sebagai orang Palembang. Simbur Cahaya dan Ratu Sinuhun adalah bagian dari jati diri kota ini, dan Ali Goik berhasil menghidupkannya kembali lewat bahasa musik,” ungkap M. Nasir.
Ia menambahkan bahwa Pekan Seni Palembang memang dirancang untuk mendorong seniman mengangkat kembali akar budaya lokal dalam bentuk yang segar dan relevan.
Pekan Seni Palembang yang berlangsung pada 17–21 November menjadi ruang pertemuan antara sejarah dan kreativitas masa kini. Dari pagi hingga menjelang tengah malam, Pelataran Lawang Borotan dipenuhi pertunjukan seni, pameran budaya, diskusi kreatif, dan workshop yang menghidupkan denyut seni kota.
Kehadiran Ali Goik dengan kisah Ratu Sinuhun menjadi salah satu momen yang mengingatkan bahwa warisan Palembang bukan hanya untuk dibaca, tetapi dapat dinyanyikan dan dihidupkan kembali.
Pada akhirnya, Ratu Sinuhun bukan sekadar lagu. Ia adalah jembatan antara masa lampau dan masa kini, antara hukum adat dan musik modern, antara perempuan visioner di zaman kesultanan dan masyarakat Palembang hari ini—sebuah bukti bahwa budaya dapat terus bernapas melalui seni.#udi

Baca Juga:  Iriadi Akan Bangun Pertanian Moderen Di Solok
Komentar Anda
Loading...