Palembang,BP- Festival Budaya Palembang 2025 resmi digelar oleh Dinas Kebudayaan Kota Palembang pada Rabu (1/10/2025). Acara ini berlangsung selama dua hari, dari 1 hingga 2 Oktober 2025, di Gedung Kesenian Palembang, Jalan Rumah Bari, Kelurahan 22 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil.
Memasuki tahun kelima pelaksanaannya, festival ini menjadi ajang penting dalam pelestarian seni dan budaya tradisional khas Palembang. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari program strategis Palembang Belagak, yang mendukung visi besar “Palembang Berdaya, Palembang Sejahtera.”
Tahun ini, terdapat tiga jenis perlombaan yang diselenggarakan, yaitu Dendang Syair, Syarofal Anam, dan Rodat. Untuk kategori Dendang Syair, peserta membawakan syair klasik dari naskah Syair Perang Menteng dan Syair Burung Nuri, yang dipadukan dengan irama tradisional seperti Selendang Delima, Hiasan, dan Nenggung Mato.
Sejumlah tokoh hadir dalam pembukaan festival ini, antara lain:
- Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Palembang Septa Marus
- Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Palembang Septa Agus Eka Putra
- Perwakilan Kesultanan Palembang Darussalam R.M. Rasyid Tohir dan Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir
- Budayawan sekaligus Koordinator Dewan Juri Vebri Al Lintani
- Anggota dewan juri Isnayanti Safrida dan Irfan
Dalam sambutannya, Septa Marus menyampaikan bahwa Festival Budaya Palembang tidak hanya menjadi wadah kompetisi seni, tetapi juga sarana pembelajaran bagi masyarakat.
“Kami ingin mengajak masyarakat untuk lebih mencintai budaya Palembang lewat pelibatan aktif dalam lomba. Peserta tidak hanya dari kalangan seniman, tetapi juga dari masyarakat umum yang mewakili 18 kecamatan di Kota Palembang,” ujarnya.
Panitia menyiapkan sejumlah apresiasi bagi para peserta dan penonton, termasuk sertifikat, uang pembinaan, serta hadiah khusus untuk pendukung paling meriah. Selain itu, untuk menjamin kualitas perlombaan, dewan juri independen dari Dewan Kesenian Kota Palembang serta para pemangku adat akan memberikan coaching clinic kepada peserta.
Acara ini secara resmi dibuka oleh Edison, Staf Ahli Wali Kota Palembang Bidang Keuangan, Pendapatan, Hukum, dan HAM. Ia menyampaikan harapannya agar festival ini dapat menjadi ruang edukasi budaya bagi generasi muda.
“Bukan hanya soal siapa yang juara, tetapi bagaimana anak-anak muda bisa bangga dan mencintai warisan budayanya sendiri,” tegasnya.
Edison juga mendorong agar unsur budaya lokal, seperti Syarofal Anam dan Tarian Tepak Sirih, lebih sering ditampilkan dalam setiap kegiatan masyarakat maupun pemerintahan. Harapannya, budaya Palembang tak hanya bertahan, tetapi juga berjaya kembali di tanah kelahirannya.#udi