

Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri) Dua Periode tahun 2013 dan tahun 2023, Prof. Dr. Farida R. Wargadalem, M. Si dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah lokal, pada upacara pengukuhan yang berlangsung Auditorium Fakultas Ekonomi Unsri Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Jumat (21/1) pagi.(BP/ist)
Palembang, BP- Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Sriwijaya (Unsri) Dua Periode tahun 2013 dan tahun 2023, Prof. Dr. Farida R. Wargadalem, M. Si dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah lokal, pada upacara pengukuhan yang berlangsung Auditorium Fakultas Ekonomi Unsri Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir (OI), Jumat (21/1) pagi.
Selain Farida, Prof Dr Muslim S.PI. Msi juga dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Sains Perikanan .
Farida R. Wargadalem memaparkan pidato ilmiah berjudul Pempek Palembang: Sejarah dan Identitas.
Prof Farida , demikian ia akrab disapa menekankan pempek bukan saja makanan tradisional. Namun melekat menjadi identitas orang Palembang yang di legacy secara turun menurun. Sehingga harus terus dilestarikan dan dikembangkan hingga masa mendatang
Menurut Farida dalam sejarah perkembangannya pempek awalnya bernama Kelesan.
Penamaan ini menunjukkan bahwa jenis makanan ini dikeles (dalam bahan Palembang berarti ditekan-tekan di atas papan kayu datar) menggunakan pir’an (mangkok kuningan kecil yang alasnya diberi lubang-lubang kecil).
Kelesan sejak awal sudah termasuk makanan tradisional yang disajikan di rumah-rumah adat Palembang.
Jika dirunut sejarahnya, sumber tertua tentang kekayaan alam Sriwijaya, tampak pada salah satu prasasti Kedatuan Sriwijaya (abad 7-12), yaitu prasasti Talang Tuo tahun 684 Masehi (lokasinya di daerah Talang Kelapa Palembang).
Disebutkan bahwa Datu (raja) Sriwijaya bernama Dapunta Hyang Srijayanasa menghadiahkan Taman Criketra kepada rakyatnya, juga untuk kesejahteraan semua makhluk dan memperoleh kebaikan.
Di dalamnya terdapat bermacam-macam tumbuhan, …semoga apa yang ditanam di sini, pohon kelapa, pinang, cnau, sagu an berbagai pohon, buahnya bisa dimakan…”. Apa yang tercantum di alam prasasti tersebut menunjukkan, bahwa tanaman-tanaman yang la di sana, merupakan bahan baku yang sangat penting, yaitu tepung dari enau, dan sagu (pohon sagu, dan enau, dapat diambil bagian dalam batangnya dalam bentuk tepung.
Selain itu, enau dan kelapa mejadi bahan baku untuk membuat gula merah/gulo abang). Hingga kini kedua jenis pohon tersebut masih banyak dijumpai di wilayah Sumatera Selatan.
Apa yang tercantum di dalam prasasti itu, merupakan bahan utama untuk membuat pempek, yaitu tepung dan gula merah. Keduanya berguna untuk membuat pempek dan cuko dan bahan baku tepung dan pemanis menjadi faktor pendukung.
Menurut Farida, pempek sebagai makanan tradisional, tentunya menekankan transmisi pengetahuan generasi, dan penggunaan bahan baku lokal.
Produk lokal yang dilestarikan oleh penikmatnya, mampu menjadi alternatif dalam menjawab tantangan berbagai produk pangan olahan luar negeri yang sedang hype.
Makanan ini telah menjadi bagian penting dari identitas budaya, sejarah, geografis, dan gaya hidup masyarakat Palembang. Makanan ini telah menunjukkan “jati dirinya” sebagai makanan tradisional yang terus eksis hingga kini.
Pempek menurutnya memiliki nilai keunikan yang terkandung di dalamnya, dan lebih disukai konsumen dibandingkan dengan makanan konvensional.
“Wilayah Sumsel dilalui oleh sungai-sungai besar yang dikenal dengan nama Batanghari Sembilan.Sungai-sungai tersebut berfungsi sebagai sumber kehidupan, dan memiliki peran sentral dalam membentuk sejarah, dan peradaban manusia, berfungsi sebagai jalur penyebaran perdagangan, dan budaya antar wilayah,” katanya.
Dimana menurutnya, salah satu bukti pentingnya adalah perkembangan kuliner tradisional yang umumnya berbahan dasar ikan.
Ikan-ikan tersebut diolah dengan bahan tepung yang diperoleh dari enau dan kelapa, sehingga menghasilkan makanan olahan, diantaranya pempek, kerupuk, kemplang, dan lainnya.
Studi tentang pempek Palembang menurutnya dapat membuka pandangan baru tentang bagaimana sungai, dan sumber daya alamnya berinteraksi dengan masyarakat sekitarnya, membentuk identitas kultural, dan mempengaruhi dinamika sosial ekonomi.
Rektor Unsri, Prof. Dr. Taufiq Marwa, S.E., M.Si. mengucapkan selamat atas pengukuhan dua Guru Besar baru Unsri tersebut Prof Dr Muslim S.PI. Msi juga dikukuhkan menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Sains Perikanan dan Prof. Dr. Farida R. Wargadalem, M. Si dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ilmu Sejarah lokal.
“ Saya juga berharap ini menjadi contoh bagi teman-teman dosen yang berada di Universitas Sriwijaya , yang saat cukup banyak yang menurut kami layak untuk mengusulkan ke Guru Besar, mari kita bersama-sama saling memberi semangat, saling membantu dan mendorong untuk percepatan Guru Besar di lingkungan Universitas Sriwijaya,”katanya.
Sebelumnya Prof. Farida sudah mengajar di Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Unsri sejak tahun 1987. Istri dari Aryanto Dina dan ibu dari Annada Nasyasya, Rangga Azza Harby, dan Zhafir Naufal Alif.
Menempuh pendidikan di SDN 2 Cempaka, SMP Muhammadiyah 4 Palembang, SMA Muhammadiyah 1 Palembang.
Selanjutnya melanjutkan Sarjana di Pendidikan Sejarah Unsri, Pascasarjana Ilmu Ekonomi Unsri dan Doktor Ilmu Sejarah Universitas Indonesia Jakarta.
Menghasilkan sebanyak 38 publikasi karya ilmiah yang tersebar di berbagai jurnal internasional bereputasi maupun jurnal nasional Sinta. Memiliki 4 paten Haki.
Beliau juga melakukan riset ilmiah lebih kurang sebanyak 16 penelitian. Kemudian, mampu menghasilkan 20 paper baik dalam seminar internasional maupun nasional. Juga menghasilkan tujuh buku ilmiah.
Guru besar sejarah pertama milik Universitas Sriwijaya ini giat dalam berbagai organisasi. Sejak duduk di bangku kuliah aktif di Pelajar Islam Indonesia. Saat ini, menjadi ketua MSI Cabang Sumsel dua periode dan pengurus MSI Pusat di Jakarta.#udi