Demo Mahasiswa Unsri Di DPRD Sumsel Berakhir Bentrok
Palembang, BP
Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Sumsel menggelar aksi demo di halaman kantor DPRD Sumsel, Kamis (15/3). Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk aspirasi menolak kenaikan harga BBM dan impor beras yang membuat rakyat sengsara. Aksi demo dimulai pukul 13.30-17.00.
Massa mahasiswa ditemui oleh Sekretaris DPRD Sumsel Ramadhan S Basyeban dan jajaran tanpa satupun ada anggota DPRD Sumsel yang hadir menemui massa.
Setelah di jelaskan kalau anggota DPRD Sumsel sedang berdinas di luar dan aspirasi massa akan diteruskan ke pimpinan DPRD Sumsel , kalangan mahasiswa menolak dan ingin tetap menemui anggota DPRD Sumsel dan tetap memaksa masuk gedung DPRD Sumsel karena tidak ada satupun anggota DPRD Sumsel berada ditempat.
Bahkan terjadi aksi dorong mendorong antara masa dengan pihak kepolisian beberapa kali. Aksi dorong mendorong yang terakhir antara mahasiswa dan polisi yang terjadi pukul 15.40 berujung bentrok antara mahasiswa dan polisi.
Lantaran mahasiswa tetap merangsek maju di tangga DPRD Sumsel dan di tahan oleh aparat kepolisian , akibatnya aksi dorong mendorong terjadi dan aksi pemukulan dan antara polisi dan mahasiswa tak terhindarkan.
Sehingga baik dari polisi dan mahasiswa mengalami luka lecet di sejumlah tubuh.
Polisi langsung juga sempat mengamankan sejumlah mahasiswa yang dianggap menjadi provokator namun semuanya berakhir setelah Kapoltabes Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono langsung turun ke lapangan untuk mendinginkan suasana.
Setelah itu Sekretaris DPRD Sumsel Ramadhan S Basyeban dan aparat kepolisian dan perwakilan mahasiswa berdialog dan disepakati kalau pertemuan antara mahasiswa dan anggota DPRD Sumsel akan di gelar senin depan.
Koordinator BEM Sumsel Trisno mengatakan, hari ini alinasi BEM Sumsel melakukan aksi demo di DPRD Sumsel. Pasalnya, saat ini ada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak, kelangkaan premium dan impor beras. “Kami ingin menyampaikan tuntutan menolak kenaikan harga BBM dan impor beras. Tapi dari 75 anggota DPRD Sumsel tidak ada satupun ada ditempat. Kami menunggu dari siang tapi kami tidak direspon dengan baik,” ujarnya.
Trisno menjelaskan, sejauh ini belum ada kesepakatan yang jelas dengan DPRD Sumsel. “Sekwan belum bisa mengambil tindakan atas tuntutan kami. Hari Senen nanti, kami tidak mau lagi tidak ada lagi anggota DPRD tidak ada ditempat,” katanya.
Ketika disinggung aksi dorong mendorong dengan aparat kepolisian, Trisno menuturkan, pihaknya mengapresiasi pengawalan polisi. “Kami berharap bisa masuk ke dalam rumah rakyat. Tapi terjadi gesekan karena ada satu teman kami yang dipukul. Kami kecewa dan minta Kapolresta minta maaf. Dimana cita-cita demokrasi,” katanya.
Kapoltabes Palembang Kombes Pol Wahyu Bintono Hari Bawono menegaskan, tidak ada aksi anarkis. Karena saat ini anggota DPRD sedang reses.
“Tidak ada aksi anarkis. Ini mau pesta demokrasi. Mau maksa masuk mau nemui siapa. Karena saat ini anggota DPRD tidak ada didalam,” katanya.
Menurutnya, aparat kepolisian sudah bersusah payah menjaga keamanan dan ketertiban Kota Palembang.
“Jangan mancing keributan. Tahun ini pesta demokrasi, ini wilayah saya. Jangan sampai bukan warga Kota Palembang mencoba mengganggu ketertiban dan keamanan Kota Palembang,” katanya.
Wahyu juga menghimbau anggotanya untuk tidak bergerak sendiri. “Tidak ada anggota Polres bergerak sendiri-sendiri tanpa intruksi dari saya. Negara ini negara kesatuan, mereka juga saudara kita juga,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris DPRD Sumsel Ramadhan S Basyeban menyampaikan, aspirasi mahasiswa akan disampaikan kepada anggota DPRD Sumsel. “Tapi hari tidak ada satupun anggota DPRD. Jadi silahkan Senen nanti ketemu lagi disini,” katanya.
Akhirnya massa mahasiswa membubarkan diri dengan tertib dengan menaik bus-bus yang dipakai saat datang ke DPRD Sumsel. #osk