Oleh : Muhammad Bobby. S.H
( Mahasiswa S2 UIN Sunan Kalijaga )
Ketika kita berbicara tentang mahasiswa, pastinya banyak orang di kalangan
masyarakat dan juga mahasiswa itu sendiri berpendapat bahwa mahasiswa merupakan orang
yang belajar di perguruan tinggi, baik mereka yang ada di universitas, institut, ataupun juga
akademik. Yang mana hal ini juga mereka yang memiliki suatu tanda pengenal sebagai
mahasiswa, misalkan seperti KTP (Kartu Tanda Mahasiswa), yang di mana pula nama mereka
tercantum di keadmistrasian suatu kampus sebagai mahasiswa aktif.
Namun, ketika kita memaknai arti mahasiswa itu, tidak bisa kita memaknainya hanya dengan
per kata saja, namun mahasiswa menurut yang dikemukakan oleh para ahli yakni seperti
halnya di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mahasiswa adalah seseorang yang
belajar di perguruan tinggi, di dala
m struktur pendidikan di Indonesia, yang mana hal ini
mahasiswa memegang status pendidikan tertinggi di antara yang lain semisal dari SD, SMP,
dan SMA, serta yang lainnya.
Melihat dari pandangan Sarwono, mahasiswa adalah seti
ap yang terdaftar untuk mengikuti
pelajaran atau pembelajaran di sebuah perguruan tinggi dengan batasan umurnya 18-30 tahun.
Mahasiswa juga merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya
tersendiri karena hal ini adanya keterikatan dengan suatu perguruan tinggi.
Menurut Knopfermacher, mahasiswa itu adalah seseorang calon sarjana yang dalam
keterlibatannya dengan perguruan tinggi yang di mana dididik dan diharapkan untuk menjadi
calon-calon yang berintelektual.
Meninjau dari sejarahnya, mahasiswa sangatlah memiliki peran aktif dalam kemerdekaan
bangsa kita ini pada tahun 1966 yang di mana hal ini terjadi situasi politik yang sangat
memanas. Ketika itu mahasiswa sendiri lahir dan membawa idealismenya dan menjadi garda
terdepan atau berada di barisan terdepan untuk menyuarakan aspirasi rakyat dengan kita kenal
saat itu kata Ampera (Amanat Penderitaan rakyat).
Dan hingga mahasiswa pun terus-menerus menjadi dikenal sebagai pembawa perubahan
dengan lahirnya Era Reformasi dan hingga sampai saat ini kita kenal dan rasakan. Mahasiswa
harus memiliki kepekaan terhadap masalah yang sedang terjadi di sekitar sosial mereka, dan
hal ini juga sedikit saya tekankan terhadap masalah yang sedang terjadi di pemerintahan, baik
itu yang berkenaan dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Kita ketahui juga bahwa mahasiswa itu juga harus punya tiga hal juga dalam jati dirinya untuk
mematangkan intelektualnya dan menjadikannya sebagai mahasiswa yang disebut aktif dalam
hakikat mahasiswa itu. Kalau kita ingin bergerak dan memaknai hakikat mahasiswa yang
mana memang menjadi peran fungsi mahasiswa itu sendiri, kita juga harus membudayakan
tiga hal, yakni seperti suka membaca, suka berdiskusi, dan juga suka menulis.
Sering kita dengar bahwa mahasiswa itu sebagai Agent of Change (generasi dari perubahan),
yang artinya di sini bahwa jika ada sesuatu hal yang terjadi di lingkungan sekitarnya dan itu
salah, maka mahasiswa itu dituntut untuk mengubahnya sesuai dengan harapan yang
sesungguhnya.
Di dalam hal ini mahasiswa dituntut harus memiliki suatu kesadaran sosial tentang kehidupan
masyarakat dan juga mengerti dengan keadaan yang sedang terjadi berkenaan dengan
masyarakat itu sendiri, serta dituntut perlu adanya komunikasi diadakan dan juga memiliki
kemantapan berpikir serta sikap intelektual.
Mahasiswa juga sebagai Social Control (generasi pengontrol). Artinya, mahasiwa mampu
sebagai pengontrol dan mengendalikan terhadap keadaan sosial yang ada di lingkungan
sekitarnya. Sebagaimana hal ini mahasiswa harus memantapkan spiritualnya dengan stabil,
aman, teguh hatinya, dan memiliki integritas pribadi dan juga ketauladanannya.
Mahasiswa juga merupakan Iron Stock (generasi penerus), artinya mahasiswa sebagai kader
penerus tulang punggung bagi bangsa di masa depan, dan mahasiswa diharapkan juga dapat
menjadi manusia-manusia yang tangguh, memiliki kemampuan, dan akhlak mulia yang
nantinya akan menggantikan generasi-generasi sebelumnya di pemerintahan kelak.
Mahasiswa juga disebut perannya sebagai Moral Force (gerakan Moral). Hal ini mahasiswa
sebagai penjaga stabilitas lingkungan masyarakat untuk menjaga moral-moral yang ada di
suatu negara pada masyarakatnya dan juga pemerintahan, agar tidak terjadi penyimpangan
moral.
Dalam kaitannya di atas, pastinya untuk menumbuhkan dan mengaktifkannya, kita perlu pola
yang harus dijalani. Saya di sini menawarkan pola di sini yang harus kita tanam, yakni kita
budayakan membaca sebab dengan hal ini kita akan terasah ketajaman pengetahuan dan
intelektual kita secara tidak langsung berkembang dan menjadikan sebagai bahan dasar kita
untuk bergerak dan memahami suatu masalah yang akan kita jalani.
Bukan hanya itu saja, sebagai mahasiswa yang memiliki tingkat kepedulian yang tinggi, juga
harus membudayakan yang namanya berdiskusi, sebab di dalam berdiskusi inilah kita juga
akan bisa mendapatkan berbagai macam solusi terhadap apa masalah yang sedang kita hadapi,
baik itu tentang masalah yang sedang terjadi di masyarakat sekitar kita maupun yang sedang
terjadi di sekitar ruang lingkup kampus kita.
Setalah kita membudayakan budaya membaca dan juga berdiskusi, akan lebih lengkap lagi
jikalau kita iringi dengan suka menulis, sebab doktrin yang paling hebat untuk mengubah
suatu pemikiran serta pandangan orang dapat kita lakukan juga lewat berbagai menulis
berbagai tulisan. Hal ini sangatlah sejalan dengan gerakan demi gerakan seorang mahasiswa.
Namun kini kebanyakan di kalangan mahasiswa sangatlah memprihatinkan. Dapat kita lihat
saat ini banyak mereka yang menyepelekan hal-hal di atas seperti budaya membaca,
berdiskusi, dan juga menulis, itu mereka tidak amalkan. Malah kenyataannya sekarang kita
lihat banyak mahasiswa yang ngumpul-ngumpul, bukannya untuk berdiskusi yang berfaedah,
malah ngumpulnya bermain game online, berhura-hura berteman serta acuh tak acuh dengan
yang diembannya sebagai hakikat mahasiswa itu sendiri.
Padahal sejatinya budaya yang mereka anggap remeh itu dan mereka tinggalkan budaya
seperti membaca, berdiskusi, dan juga menulis, sangatlah memiliki arti dan makna yang
begitu dalam dan memiliki faedah yang sangat luar biasa pada siapa sih sesungguhnya yang
dinamakan mahasiswa itu sendiri.
Era degradasi peran mahasiswa memang sedang berjalan saat ini. Berbeda dengan generasi
sebelumnya yang dikenal sebagai generasi mahasiswa yang aktif, peka dan selalu menjadi
pemeran utama dalam perjuangan rakyat. Menurut catatan sejarah yang ada, mahasiswa atau
umumnya kaum muda adalah kelompok yang mempelopori lahirnya gerakan nasional yang
menjadi cikal bakal terbentuknya negara ini.
Selain itu mahasiswa selalu berperan aktif dalam mengawasi kinerja pemerintah sesuai
dengan zamannya. Pada zaman Orde Lama, mahasiswa dengan tekad yang kuat dan semangat
mengabdi kepada masyarakat berhasil menurunkan Presiden Soekarno melalui aksi
demonstrasi dengan tuntutan Trituranya yaitu,
Pembubaran PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan kabinet Dwikora dan turunkan harga
sembako. Tuntutan Tritura ini berujung pada dikeluarkannya Surat Perintah Sebelas Maret
1966, yang manandai beralihnya tampuk Presidenan dari Soekarno ke-Soeharto.
Pada era selanjutnya, setelah 30 tahun lebih Soeharto bertahta di singgasana Presiden tepat
tanggal 21 Mei 1998 Mahasiswa sebagai pemeran utama berhasil menurunkan dengan paksa
Presiden. Coba pikirkan oleh anda para mahasiswa, betapa hebatnya mahasiswa karena dia
bisa menjatuhkan sekaligus mengangkat Presiden kemudian menjatuhkannya lagi.
Tapi kehebatan itu kini tinggal cerita yang terus disambung dari mulut ke-mulut atau lewat
cataan di buku-buku sejarah saja. tidak ada lagi jejak nyata yang diwariskan kepada
mahasiswa sekarang. Coba anda lihat diri anda sendiri sebagai mahasiswa, sejauh manakah
anda berbuat untuk masyarakat lingkungan sekitar anda saja.
Atau memang tidak ada yang anda perbuat, apa anda sebagai mahasiswa sudah keasikan atau
sibuk dengan gadget atau pacar anda?. Silahkan anda jawab sendiri saja, tidak perlu
membohongi hati nurani anda sendiri.
Mahasiswa di zaman sekarang ini adalah tuan-tuan tanah yang tinggal memetik hasil panen
yang pohonnya telah ditanam oleh generasi mahasiswa sebelumnya. Mengapa begitu?, sebut
saja generasi mahasiswa sebelum kita dengan kata senior, senior kita di era Orde Lama dan
Orde Baru adalah generasi yang terhitung berhasil memainkan perannya sebagai agen of
change, mereka telah berhasil merubah tatanan masyarakat yang buruk kepada yang lebih
baik, berakat mereka kita bisa merasakan demokrasi yang sesungguhnya.
Sedangkan generasi mahasiswa zaman ini tidak banyak yang bisa diperbuat. Mahasiswa
generasi ini tenggelam dalam telaga tipudaya kehidupan hedonis tidak lagi kritis, mereka
cenderung pragmatis karena pola pikiriannya yang simpel yaitu hanya seputar, kuliah, kerja
kemudian menikah dad lantas bisa hidup kaya dengan keluarganya.
Momentum Mahasiswa untuk berunjuk Rasa Pada Tanggal 11 April 2022 sudah mengalir
deras bagaikan tsunami yang mengalir, kebijakan” pemerintah di era Presiden Jokowi pada
saat ini memang sudah mengkhinati rakyat, Presiden dan juga kabinet kerjanya sudah
mengeluarkan berbagai kebijakan yang tidak pro dengan rakyat, mulai dari naiknya bahan
bahan pokok, kemudianya yang terbaru yaitu naiknya harga BBM, di tambah lagi isu
penundaan pemilu untuk menjadikan Presiden 3 Periode, kebijakan-kebijakan yang selalu
salah dan tidak memikirkan beban rakyat.
Adapun Tuntutan Mahasiswa yang dilontarkan dalam momentum demo pada 11 April 2022
Berikut enam tuntutan yang diketahui akan disampaikan BEM SI pada Jokowi melalui aksi
lanjutan 11 April mendatang.
- Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi untuk bersikap tegas atau menolak
dan memberikan pernyataan sikap terhadap penundaan Pemilu 2024 atau masa
jabatan tiga periode karena sangat jelas mengkhianati konstitusi negara. -
Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi menunda dan mengkaji ulang
Undang-undang Ibu Kota Negara (UU IKN), termasuk pasal-pasal bermasalah
dan dampak yang ditimbulkan dari aspek lingkungan, hukum, sosial, ekologi,
politik, ekonomi, dan kebencanaan. -
Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi menstabilkan harga dan menjaga
ketersediaan bahan pokok di pasaran dan menyelesaikan permasalahan
ketahanan pangan lainnya. -
Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi mengusut tuntas para mafia minyak
goreng dan mengevaluasi kinerja menteri terkait. -
Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi menyelesaikan konflik agraria di
Indonesia. -
Mendesak dan menuntut Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin
berkomitmen penuh menuntaskan janji-janji kampanye pada sisa masa jabatan.
Semoga Aksi Demonstasi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI)
dapat diberjalan dengan lancer dan Pak Presiden dapat menjalankan tuntutan
Mahasiswa untuk kemaslahatan masyarakat luas.
AYO PARA MAHASISWA MAJU DI GARDA TERDEPAN UNTUK MENCARI KEADILAN
DI NEGERI INI, SATU KATA YANG BISA LONTARKAN YAITU LAWANN !!!
PENGKHIANAT – PENGKHIANAT BANGSA, LAWAN MAFIA-MAFIA YANG BERADA
DI LINGKARAN PEMERINTAHAN !!!
Mungkin kata-kata di atas yang bisa kita lontarkan kepada pemerintah agar mereka
menyadari bahwa mahasiswa sekarang tidaklah TIDUR didalam keasikan teknologi,
mahasiswa akan selalu mengkritisi setiap kebijakan yang tidak Pro dengan Rakyattt,
Ingatt Mahasiswa Sejatinya adalah Pahlawan Bangsa yang sesungguhnya.#