DPRD Sumsel Pertanyakan Keseriusan Pemprov Sumsel Tangani Bidang Pertanian

Palembang, BP- Wakil Ketua Fraksi PAN DPRD Sumsel Abu Sari H Burlian Msi menilai jika Pemprov Sumsel serius dalam menangani bidang pertanian, dimana panen padi saat ini satu sampai dua kali setahun tetapi jika Pemprov Sumsel serius maka panen padi bisa dua sampai tiga kali setahun .
“ Kalau ini tidak jadi tidak menutup kemungkinan Sumsel menjadi predikat pertama secara nasional , ini bisa dilakukan dengan bahu membahu dengan OPD-OPD terkait,” katanya saat melakukan intrupsi dalam Rapat Paripurna Istimewa XXVIII (28) dengan agenda penyampaian rekomendasi DPRD Sumsel terhadap LKPJ Gubernur Sumsel Tahun Anggaran (TA) 2020 di Ruang Rapat Paripurna DPRD Sumsel, Senin (3/5).
Selain itu kedepan Sumsel fokus melakukan revitalisasi sawah-sawah yang tua atau sawah sawah yang tidak produktif lagi.
“ Dan permasalahan pupuk subsidi yang langkah tetapi ini semua, tidak ada apa-apanya kalau kalau tenaga penyuluh yang direkomendasikan tadi tidak terpenuhi untuk satu penyuluh satu desa, bahkan disetiap kecamatan di butuhkan satu petugas benih, satu petugas hama penyakit, satu petugas perternakan , satu petugas perikanan minimal ada satu petugas perkebunan untuk mengkoordinir pelelangan karet dan sebagainya,” katanya.
Gubernur Sumsel H Herman Deru mengatakan, jika bicara soal pertanian harus komperhensif dari pengairan ,primer, sekunder, tersier, kwarter sampai saluran cacing.
“ Saya minta didukung programnya ini pengairan yang non irigarsi yakni sumur bor dengan pompanisasi yang lebih murah dengan cara tenaga matahari nanti ini dapat menolong saudara kita di lereng dipegunungan yang tidak punya irigasi,” katanya.
Masalah intensifikasi yang sumbernya pupuk dimana pupuk subsidi di Indonesia ini kebutuhannya 24 juta ton tapi PT Pupuk Indonesia baru bisa mengalokasikan 8,9 juta ton.
“ Artinya memang rumusnya tidak cukup, karena quota belum mencukupi kebutuhan , inilah yang timbul alternatif alternatip seperti pupuk organik, pupuk-pupuk impor bahkan terakhir beredar pupuk ilegal, inilah harus kita sama merespon ini agar semua pihak seperti HKTI, KTNA , Gapoktan sampai kelompok tani di lapangan berkerja sinergi,” katanya.
Mengenai penyuluh, dimana Sumsel satu-satunya provinsi yang berani mengangkat penyuluh sebanyak 1400 orang.
“1000 sudah teralokasi, sudah diangkat dan 400 masih tahap asessment tahun ini, ini harapan ini bisa memenuhi karena mengenai satu desa satu penyuluh, satu ahli hama, satu ahli nutrisi pangan misalnya , memang kita harapkan tapi memang tidak semua desa berlahan pertanian, jadi memang untuk sementara 1400 personil dirasakan , Isya Allah bisa cukup kalau kita bagi secara proporsional,” katanya.#osk