
Suasana Workshop “ Mengenal Karya Seni Lokal Palembang” Penerapan Mata Kuliah Dokumenter Sejarah Prodi Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora (Fahum) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Kamis (26/11) di gelar di Aula Bukit Seguntang Palembang.
Palembang, BP
Workshop “ Mengenal Karya Seni Lokal Palembang” Penerapan Mata Kuliah Dokumenter Sejarah Prodi Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adab dan Humaniora (Fahum) Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang, Kamis (26/11) di gelar di Aula Bukit Seguntang Palembang.
Kegiatan diikuti 40 orang mahasiswa SPI Fahum UIN Raden Fatah Palembang dimana tema workshop mengenai Tanjak dan Gandik.
Sedangkan nara sumber yaitu R.M.Rasyid Tohir,S.H, Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir yang memaparkan materi tentang pembuatan Tanjak Palembang sedangkan Ketua umum Pengurus Pusat Angkatan Muda Keluarga Palembang Darussalam (AMKPD) Dr Hj Alfa Siti Azizah Gadjahnata MS SpOK yang rencananya akan memaparkan materi Gandik tidak hadir karena berhalangan.
Dalam kesempatan tersebut juga mahasiswa ini di berikan edukasi cara membuat Tanjak Palembang yang sesuai dengan ketentuan terutama yang berlaku di era Kesultanan Palembang Darussalam oleh Pangeran Nato Rasyid Tohir.
Terlihat para mahasiswa ini antusias membuat Tanjak Palembang dan mampu mempraktekkan dengan cara membuat sendiri membuat Tanjak Palembang dari kain yang ada .
Menurut dosen Fahum UIN Raden Fatah Palembang , Kemas A. R. Panji , tujuan kegiatan ini supaya mahasiswa dapat lebih mengenal tanjak dan Gandik sebagai budaya Palembang.
Menurutnya, Tanjak memang merupakan suatu identitas yang tidak bisa dilepaskan dari kota Palembang terutama diadopsi dari Kesultanan Palembang Darussalam.
“ Kita harus betul-betul melestarikan tanjak Palembang ini ,” katanya.
Menurut sejarawan Sumsel ini, pengusulan Tanjak Palembang sebagai sebagai warisan budaya tak benda Indonesia dilakukan Dinas Kebudayaan Palembang melibatkan Kesultanan Palembang Darussalam termasuk masyarakat dan tokoh-tokoh tertentu.
Dan menurutnya Tanjak Palembang ini harus dikembangkan terutama dari sisi UKMK bagi masyarakat sehingga bisa menghidupkan ekonomi masyarakat hingga dibisa dibuat pelatihan dan work shop tanjak.
Sedangkan R.M.Rasyid Tohir,S.H, Dato’ Pangeran Nato Rasyid Tohir mengatakan, Tanjak Palembang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (RI) sebagai warisan budaya tak benda Indonesia.
Dia bersyukur karena Palembang memiliki warisan budaya berupa tanjak yang telah mendapatkan pengakuan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (RI) sebagai warisan budaya tak benda Indonesia 8 Oktober 2019 yang lalu.
Dia berharap kedepan ada pengerajin yang dapat melestarikan Tanjak Palembang sehingga kedepan Tanjak Palembang tidak hanya digunakan orang Palembang saja tapi menjadi oleh-oleh dari kota Palembang dan dapat dipakai para tamu-tamu pulang kekampung.
“Tanjak Palembang bukan hanya dibuat dari songket saja seperti yang kita pakai sehari-hari bahkan tanjak Kesultanan Palembang Darussalam di masa Sultan Mahmud Badaruddin II pada saat itu ada Tanjak yang terbuat dari batik dan ada beberapa ciri khas yang membedakan dari tanjak-tanjak di provinsi dan kota yang lain, dengan Tanjak Palembang,” katanya.#osk