Pancasila Jangan Hanya Dibicarakan, Tapi Dilaksanakan

13
Anggota MPR Dedi Muliyadi dalam sebuah diskusi menyatakan Pancasila jangan dibicarakan tapi dilaksanakan.

Jakarta, BP–Anggota MPR Dedi Mulyadi menegaskan, terorisme bukan barang baru di Indonesia. Sejak orde lama sudah ada teroris dalam bentuk partai komunis indonesia ( PKI).
Mereka lebih dahsyat karena menggunakan senjata api, terorganisir dan terang benderang menteror masyarakat. Zaman Soeharto beberapa kali terjadi pemberontakan,
“Jadi, teror pada publik yang bertujuan menakutnakuti masyarakat sudah ada sejak lama,” ujar Dedi di ruangan wartawan DPR Jakarta, Senin (25/11).
Meski pemerintah telah memiliki lembaga seperti BNPT, BPIP serta MPR untuk memerangi dan meminimalisir teroris dan radikalisme, tapi teror dan faham radikalisme masih tumbuh subur.
Menurut Dedi, kehadiran beberapa lembaga tadi kurang efektif karena hanya ngumpulin orang untuk diceràmahi atau dipidatoi. Kemudian dibuat laporan pertanggungjawaban keuangan.” Kita jujur aja,” kata Dedi.
Dikatakan, Pancasila sebagai landasan hidup bernegara yang selalu dikumandangkan kurang mendapat perhatian. Karena,beberapa isi dari Pancasila tersebut tidak dilakukan di tengah kehidupan masyarakat sehari hari. Misalkan Hidup bergotong royong, musyawarah mufakat, keadilan sosial nyaris terabaikan. Hidup bergotong royong terkesan hanya berlaku di desa saja.
“Di era modern dan teknologi canggih, negara tidak bisa lagi mengandalkan kebudayaan, karena sudah terpinggirkan oleh medsos” jelasnya.
Dedi menambahkan, Empat Pilar Kebangsaan , Pancasila NKRI UUD45 dan Bhineka Tunggal Ika akan tumbuh di masyarakat jika semua pejabat negara, tokoh masyarakat, tokoh agama, politisi serra berbagai elemen bangsa menjadi contoh serta teladan yang baik di masyarakat. ” Bila kita melakukan Empat Piilar kebangsaan, faham radikalisme dan teroris akan terkikis dari republik ini,” jelasnya.
Anggora MPR Nabil Haroen menyatakan, untuk menangkal serta mengurangi faham radikalisme harus ditangani melalui pendekatan ideologi keagamaan bukan pendekatan kekerasan.
“Radikalisme dan terorisme sudah menjadi masalah global, dan di dalam negeri sudah menyerang simbol-simbol negara. Negara harus hadi secara ideologis maupun penghentian aliran dana dari Timur Tengah,” kata Nabil.
Nabil menyarankan, pemerintah melibatkan ormas keagamaan seperti NU, Muhammadiyah yang memang berperan dalam perjuangan Kemerdekaan RI.
Sebab, kejahatan terorganisir bisa mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir.
“Saya minta sosialiasi empat pilar MPR RI diikuti keteladanan para elit bangsa. Termasuk media,” tambahnya.#duk

Komentar Anda
Loading...