Palembang, BP
Komunitas Cagar Budaya Palembang yang didirikan tahun 2017 kembali mengadakan Heritage Walk di Kambang Iwak (KI) Park ,bersama nara sumber Mirza Indah Dewi ,S.Pd ,Staf Dinas Pariwisata Kota Palembang, Sabtu (2/3).
Mirza Indah Dewi ,S.Pd sendiri merupakan Pemuda Pelopor Bidang Budaya dan Pariwisata Tingkat Nasional dan merupakan anak dari pelestari budaya serta legendaris tari Kota Palembang Anna Kumari dalam kegiatan tersebut mengenalkan Busana atau Kelambi Tradisi dan Pengantin Palembang dari masa ke masa .
Dimulai dari pakaian yang menggambarkan kerajaan Sriwijaya yaitu Busana Pengantin Aesan Gede sampai Ke masa Kesultanan Palembang Darussalam diantaranya Busana Pengantin Pak Sangkong serta Busana Pengantin Ngaleh Turon (Ngunduh Mantu).
Bukan hanya busana pengantin ,Mirza juga menjelaskan serta membawa langsung busana tradisi Palembang koleksi keluarganya yang umurnya mencapai ratusan tahun diantaranya Kelambi Kurung Mawar Setangkei yang dipakai oleh kaum wanita setengah baya yang modelnya ” Bepesak dan Bekikik” artinya baju ini berukuran besar tanpa kupnat.
“Jadi tidak pas di tubuh dan tidak menonjolkan lekuk badan karena busana ini diperkirakan sudah ada pada masa Kesultanan Palembang Darusalam yang bernuansakan Islam dan Melayu serta busana lainnya yaitu Kelambi Senting Gudang betunduk Serendak ( penutup kepala ) dibuat dari pelepah daun,” katanya.
Kemudian lanjut Mirza, ada baju kebaya cucur yang dipakai oleh para gadis bila bepergian semua busana ini ,dipakai oleh kaum wanita Palembang dengan menggunakan sanggul khusus contohnya Sanggul Tempek Mewek,Sanggul Temako Setebek ,Sanggul Malang serta Sanggul Cek Pada,Model sanggul seperti ini sudah hampir punah dan tidak dipakai lagi oleh wanita zaman sekarang.
“Terakhir Busana Pengantin modifikasi yang saat ini sedang diminati ,merupakan perpaduan nuansa tradisi dan nuansa modern,” katanya.
Selama mengikuti penjelasan ini anggota Komunitas ini sangat antusias dan ingin mendalami lagi adat istiadat dan Budaya Kota Palembang,khususnya Perkawinan 7 Hari 7 Malam yang sudah hampir punah
“Kita sangat mengapresiasi adanya komunitas ini sebagai bukti bahwa generasi milineal tidak melupakan dan selalu ingin mempelajari sejarah dan budaya Kota Palembang. Khusus nya dengan perkembangan mode busana saat ini semoderen apapun tetap jangan tinggalkan nuansa tradisional,” kata Mirza.
Sedangkan Founder Komunitas Cagar Budaya Palembang, Robby Sunata menjelaskan, Heritage Walk di Kambang Iwak (KI) Park kali ini bersama nara Sumber Mirza Indah Dewi ,S.Pd , temanya tentang pakaian penganten palembang.
“Karena kita ingin generasi milenial tahu asal usul pakaian penganten Palembang, apakah pakaian penganten ala Palembang yang sekarang banyak dipakai itu masih sesuai dengan tuntunan berpakaian penganten di masa lalu sebagai pokok panduannya. Bukan hendak mencari benar atau salah tapi agar kaum milenial tahu bagaimana yang aslinya, supaya dapat ikut menceritakan ulang dan melestarikan pakaian penganten Palembang,” katanya.#osk