Anggota MPR Sebut Hoaks Masih Masif Serang Jokowi

Jakarta, BP— Anggota MPR RI dari FPKB Daniel Johan menegaskan, menjelang Pemilu serentak yang hanya beberapa minggu lagi hoaks (berita bohong) berpotensi memecah belah masyarakat. Komisi Pemilihan Umum (KPU), Bawaslu dan aparat sebagai penyelenggara Pemilu diharap segera mengantisipasi berita bohong agar kondisi masyarakat tetap tenang dan damai.
“Hoaks masih masif akhir-akhir ini dan lebih banyak merugikan Jokowi – Ma’ruf Amin. Karenanya penyelenggara pemilu dan aparat harus bertindak tegas, agar tidak memecah-belah masyarakat,” ujar Daniel di ruangan wartawan Jakarta, Senin (25/2).
Menurut Daniel, Pemilu bukanlah barang baru di negara kita, melainkan hajatan lima tahunan sebagai wujud dari pelaksanaan UUD. Oleh sebab itu semua komponen mesti menciptakan suasana ceria, gembira dan nyaman menjelang Pemilu.
Daniel berharap seluruh caleg dan Parpol menjalankan fungsi dan peran di masyarakat dengan turun ke konstituen menyapa dengan ramah serta senyuman. Dan jangan lupa mengingatkan warga tidak mudah terprovokasi. “Dalam sisa waktu satu setengah bulan ke depan seluruh elemen masyarakat harus kompak menolak hoaks. Itu telah saya lakukan dengan mendatangi rumah warga door to door,” katanya.
Pakar Komunikasi Politik Lely Arrianie menjelaskan, partisipasi publik dalam politik saat ini sudah bergeser dibanding pemilu sebelumnya. Saat ini kelompok milenial lebih heboh di medsos. Sampai ada yang berkelahi, bahkan antara suami dengan istri.
Dikatakan, untuk meningkatkan partisipasi caleg dan Parpol harus melakukan pendekatan persuasif mengarahkan mereka untuk menggunakan hak pilih . “Meski golput hak seseorang, namun itu tidak baik. Itu namanya tidak ikut berpartisipasi. Yang jelas, ada pemilih tradisional, fanatik, milenial, dan swing votters.
Lely berharap caleg dan timses langsung terjun ke masyarakat door to door. Memberi pencerahan, kesadaran dan pengetahuan yang postif tentang pentingnya pilihan politik bagi masa depan bangsa. “Caleg dan parpol saya harap tak hanya bersinar di medsos, tapi juga mengakar di tengah masyarakat. Itulah politik interpersonal yang bisa meningkatkan partisipasi rakyat dalam pemilu,” paparnya. #duk