
Priyo Budi Santoso (PBS) resmi mencalonkan diri sebagai Calon Ketua Umum (Caketum) Partai Golkar dalam munaslub 17 Mei 2016 di Bali. Pendeklarasian berlangsung di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (14/4).
Saat pendeklarasian, Priyo didampingi ketua tim sukses Hajriyanto Tohari, mantan ketua Fraksi Golkar Irsad Sudiro serta sejumlah kader Golkar.
“Saat ini Golkar memerlukan nahkoda berkualitas, punya reputasi dan karakter, dapat mempersatukan kader serta membangkitkan kebesaran Golkar. Dalam kerangka itu, saya terpanggil mencalonkan diri. Dengan tagline PBS Harapan Baru, saya menyatakan dan mendeklarasikan sebagai calom ketum Golkar,” ujar Priyo .
Keikutsertaan Priyo meramaikan bursa ketum Golkar karena terpanggil untuk mengabdikan diri kepada partai. Dia sudah 20 tahun bersama Golkar dan 17 tahun dihabiskan di parlemen.
Ia pun menawarkan lompatan besar jika kelak terpilih sebagai Ketum. Dengan strategi itu, mantan Wakil Ketua DPR Ini ingin menghidupkan kembali jaring-jaring baru ABG yaitu jaring dari keluarga besar tentara, Polri, Birokrasi dan Golkar itu sendiri.
Priyo akan komitmen pada doktrin Golkar yaitu karya kekaryaan. Partai Golkar ingin menyukseskan jalannya pemerintahan. “Saya tidak ragu-ragu membawa partai bekerjasama dengan pemerintah Jokowi-JK. Kantor Partai Golkar hingga ke pelosok akan dihidupkan lagi,” tutur Priyo.
Dikatakan Priyo kantor Golkar akan dijadikan sebagai rumah rakyat dan pusat komando. Rakyat boleh datang ke kantor itu untuk menyampaikan aspirasinya.
Dijelaskan, ia sudah menyampaikan keputusan maju sebagai Ketum Golkar kepada Aburizal Bakrie (ARB), Jusuf Kalla, Akbar Tandjung dan BJ Habibie. Bahkan Kamis (14/4) sore akan diterima Aburizal Bakrie.
“Dengan itu semua, saya meyakini langkah saya bisa dinilai apa adanya oleh seluruh jajaran Partai Golkar,” ungkap Priyo.
Ketika ditanya bagaimana dengan dukungan dari para pemilik suara, Priyo mengatakan, dalam memperoleh dukungan suara dari seluruh DPD I dan II di Indonesia mengalir saja.
Menurutnya, ia sudah turun ke daerah-daerah sejak pencalonan Ketum saat bersaing dengan ARB dahulu. Kala itu, ia mendapat dukugan secara tertulis sebanyak 318. Berhubung, dukungan tersebut tidak berlaku kembali. Ia menyerahkan kepada pemilik suara untuk menentukan sosok Ketum yang tepat pada hari H nanti.
Sedangkan Hajriyanto Tohari mengatakan, dalam konflik Partai Golkar, dia mengaku tidak memihak ke salah satu blok. Kali ini dia memberikan dukungan kepada Priyo untuk Munaslub Partai Golkar 2016.
Sebab, lanjut Hajrianto, Priyo adalah calon ketua umum yang otentik. Priyo maju sebagai calon ketua umum bukan pada saat pasca rekonsiliasi, tapi saat Munas Bali. “Priyo juga relatif calon paling muda,” ucapnya.
Hajriyanto menyatakan, Partai Golkar ke depan akan menghadapi tantangan dan kompetisi politik yang lebih kompetitif. Kondisi ini membutuhkan energi baru yang lebih fresh dan muda.
“Pemimpin Golkar ke depan perlu full time mengurus partai. PBS tidak memegang jabatan apapun, sehingga waktunya luas untuk mengurus partai,” paparnya.
Priyo juga dinilai Hajriyanto sebagai kader Partai Golkar yang relatif bersih. Secara legal formal Priyo belum pernah tersangkat kasus korupsi, belum pernah jadi saksi dalam satu kasus. “Walau Priyo muncul belakangan, tapi memiliki makna yang besar dalam kontestasi Partai Golkar,” tutur Hajryanto. #duk