Satu Lagi, Investor Tertarik Bangun Double Track TAA
Palembang, BP
Setelah PT Adani Global batal membangun double track Tanjung Enim- Tanjung api-api, karena syarat Kuasa Pertambangan, giliran PT Mega Guna Ganda Semesta yang berencana membangun double track sepanjang 270 kilometer ini. Pemerintah Provinsi Sumsel membuka lebar peluang bagi para investor melalui proses lelang.
Kepala Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi (Dishubkominfo) Provinsi Sumsel Musni Wijaya mengatakan, pengerjaan double track ini akan melalui proses lelang melalui program KPS (Kerja sama Pemerintah Swasta). Pemerintah Provinsi akan didampingi Bappenas.
“program KPS ini termasuk baru, jadi perlu pendampingan Bappenas. Kita masih menunggu keputusan selanjutnya tentang mana yang menjadi porsi pemerintah provinsi dan swasta. Sekarang dalam posisi menawarkan, tapi mereka (PT Mega Guna-red) sudah siap,” kata Musni.
Proses pengerjaan tidak terpatok hanya satu investor. Investor lain juga berkesempatan. Jika tidak ada lagi yang berminat tentu yang terpilih yang sudah paling siap mulai dari sumber daya dan sumber dananya.
Sejauh tidak ada kendala berarti, begitu juga soal jalur karena tidak termasuk kawasan hutan. Pelabuhan TAA juga yang sudah ada izin prinsip dari Kementerian Kehutanan.
Kasubdit Investasi Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Prasetyo Budi Cahyono mengatakan, sebenarnya rencana pembangunan double track sudah lama oleh Pemprov Sumsel.
“Namun, memang pembangunannya membutuhkan deposit yang banyak. Pemprov ingin menambah kapasitas untuk eksistingnya. Tapi anggaran dari pemerintah secuil, makanya diundang swasta,” jelasnya.
Dikatakannya, untuk pembangunan double track harus dengan sistem lelang dan sesuai perjanjian dengan Pemprov. “Saya mau meluruskan, soal persepsi pembangunan double track harus ada kuasa penambangan (KP). Sebenarnya kuasa penambangan itu adalah perkeretaapian di kawasan tambang untuk menunjang bisnisnya, itu tidak lelang. Nah, soal PT Adani berniat membangun double track, dia masuk dalam kategori kereta api khusus, sehingga tidak mau proses lelang,” imbuhnya.
Dikatakannya, pembangunan double track selama ini terhambat karena belum adanya investor yang mau membangun mengingat sistem pembangunannya harus dengan sistem lelang. “Double track ini belum ada yang mau bangun. Kalau bentuk dorongan Kementerian Perhubungan, sudah mendorong swasta untuk ikut mengembangkan perkeretaapian mengingat regulasinya sudah ada,” bebernya.
Jika double track nanti dibangun oleh pihak swasta, pengelolanya tidak di KAI. Menurutnya, PT Mega Guna Ganda Semesta benar-benar serius ingin berinvestasi terhadap pembangunan double track ini.
“Kalau Pemprov mau secepatnya, maka kita akan dukung. Jika PT Mega Guna Ganda Semesta benar-benar menanamkan investasinya untuk pembangunan double track ini, kita sarankan menggunakan sistem konsorsium dengan BUMD,” pungkasnya.
Koordinator Teknis Penyiapan Pembangunan Mega Guna Haris Fadillah mengatakan, pembangunan double track rencananya akan melalui jalur sepanjang 224 kilometer dan dalam 3 fase. “Untuk fase pertama akan mengangkut 20 juta ton/tahun, fase kedua 35 juta ton/tahun, dan fase ketiga 50 juta ton/tahun,” jelasnya.
Pihaknya memastikan rancangan ini merupakan jenis perkeretaapian umum dan terbuka untuk publik namun untuk lima tahun pertama akan konsentrasi mengangkut batubara. “Tetapi komoditi lain juga bisa, bisa juga penumpang ataupun mix. Rencananya investasi tahap pertama sebesar Rp12 triliun dan selanjutnya yakni Rp23 triliun,” tegasnya. #bel