Pasar Kangkungan Lahat Sepi
Lahat, BP
Setelah dibuka beberapa waktu lalu, sampai Senin (17/3), kondisi Pasar Kangkungan yang berada di Kota Lahat, masih sepi dari aktifitas jual beli. Bahkan, puluhan lapak permanen yang disiapkan untuk pedagang, masih dibiarkan kosong, walau lapak tersebut sudah ada pemiliknya. Beberapa pedagang mengakui, sebagian besar pemegang lapak setiap hari datang ke pasar hanya untuk isi absen, bukan untuk membuka lapaknya.
Warga beralasan merasa takut, sebab mereka khawatir lapak tersebut akan disita Dinas Pengelolaan Pasar, Kebersihan, Pertamanan dan Keindahan Kota Kabupaten Lahat, bila tidak melakukan absen setiap hari, sebagai bukti kehadiran mereka. Kekhawatiran pedagang yang berhasil mendapatkan lapak atas undian yang dilakukan cukup beralasan, sebab mereka terikat kontrak, bila tidak datang ke lapak mereka, lapak akan disita kembali.
“Yo kondisi sepi penjual dan pembeli, jingokla dewek. Mereka takut lapak disita, jadi selesai absen, banyak pedagang pegi bejualan ke PTM Serelo lagi,” jelas Mak Ucup (44), pedagang manisan di Pasar Kangkungan. Ditambahkannya jufa bahwa kondisi saat ini, sebagian besar pedagang masih bertahan berjualan di PTM Serelo dan Pasar Kaget, lantaran pembeli lebih memilih mendatangi dua pasar sayur tersebut.
Yang mereka khawatirkan, apabila Pasar Kaget yang terletak di Kelurahan Talang Jawa Selatan, Kota Lahat, jadi ditutup, diperkirakan pembeli akan menyerbu Pasar Kangkungan yang terletak di Kelurahan Kota Jaya ini. Hal inilah yang membuat sebagian pemenang undian lapak di Pasar Kangkungan masih mempertahankan lapaknya, meski mereka hanya absen saja. “Kami denger isu soalnyo pasar Kaget tu nak tutup,” katanya.
Sepinya pembeli yang datang ke Pasar Kangkungan, membuat pedagang sayuran gigit jari. Sehingga hanya beberapa orang pedagang yang bertahan.
“Kalo wong jualan barang manisan okelah pacak bertahan disini. Kalo cak kami jualan sayuran ini, bukan bae dak pacak makan, bangkrut biso jadi. Di Lahat ini kebanyakan igo pasar, maso kota kecik cak ini ada empat pasar sayur,” ujar Yati (45), pedagang sayuran di Pasar Kangkungan.
Mereka berharap kondisi ini tidak berlangsung lama, sebab mereka juga membutuhkan uang untuk berdagang dan kehidupan mereka sehari-hari. #ufi